Muslim Inggris Ini Jadi Militan Islam, Lalu Tobat

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Jumat, 9 Januari 2015 05:48 WIB

Wartawan dan pendukung kebebasan pers tunjukkan poster bertuliskan "Je Suis Charlie (Saya Charlie)" dalam pertemuan untuk memberikan penghormatan bagi para korban serangan teror terhadap surat kabar Prancis Charlie Hebdo, di Paris, di luar gedung The Foreign Correspondents, di Hong Kong, 8 Januari 2015. AP/Vincent Yu

TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri organisasi antiterorisme Quiliam, Maajid Nawaz, adalah mantan pengikut kelompok militan Islam, Hizbut Tahrir, yang berbalik melawan paham militan Islam. Dalam bukunya yang berjudul Radical, Nawaz membagikan pandangannya bahwa orang muslim tak seharusnya membenci sesama umat manusia. (Baca: Profil Charlie Hebdo yang Diserang di Prancis)

Saat berumur 16 tahun, Nawaz sudah menjadi salah satu pengikut terbaik kelompok militan Islam, Hizbut Tahrir, yang berbasis di Kota London. Dengan cepat dia tumbuh menjadi salah satu anggota rekrutmen terbaik kelompok tersebut. Kepiawaiannya dalam berdakwah menjadi senjata utama dalam mempengaruhi orang-orang untuk percaya pada paham kelompok militan. Intinya, orang-orang Barat itu yang menyebabkan penderitaan kaum muslim. "Itu dulu yang saya percaya di kelompok tersebut," kata dia di dalam bukunya. (Baca: Penyerang 'Pembalasan Nabi' Charlie Hebdo Tewas)

Nawaz juga menjadi salah satu tokoh penting kelompok tersebut karena dapat membuat jaringan antara Pakistan, Denmark, dan Mesir. Puncaknya adalah saat dia terlibat dalam aksi teroris 9/11 bersama dengan anggota kelompok radikal Islam lainnya. Akibatnya, dia dimasukkan ke dalam penjara di Mesir.

Dari balik penjara ini kehidupannya berubah. Mulanya, dia tetap menyebarkan soal paham militan Islam kepada para pembunuh bayaran yang membunuh Presiden Mesir Anwar Sadat. Tapi, yang dia dapatkan adalah hal sebaliknya. Rekan-rekan penjaranya ini berhasil menanamkan pola pikir baru kepada Nawaz bahwa Islam tak pernah mengajarkan soal berbuat jahat pada orang lain, apa pun alasannya. Empat tahun kemudian, setelah keluar dari penjara, Nawaz bertekad untuk kembali mengajarkan ajaran Islam yang benar. (Baca: Ini Penyebab Kantor Media Charlie Hebdo Ditembaki)

Itikad baik Nawaz berbuah manis. Pemerintah Inggris bersedia membiayai organisasi baru Nawaz. Nawaz mengajak beberapa temannya yang juga mantan pengikut kelompok ekstremis Islam untuk menyebarkan paham kepada orang-orang yang sudah terlanjur dipengaruhi paham radikalisasi Islam. Dengan metode yang sama dia lakukan di masa lalu, dia berhasil menarik kembali banyak warga muslim di Inggris untuk bertobat.

Terkait dengan insiden penyerangan kantor media anti-ISIS di Paris, Charlie Hebdo, Nawaz menyampaikan cuitannya. Menurut dia, pemeluk agama Islam tak boleh terprovokasi dengan bentuk karikatur dan aksi apa pun atas nama Islam. Dia juga mengatakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok ekstremis ini hanya akan mencoreng nama baik umat Islam di seluruh dunia. "Saya sangat prihatin dengan korban, dan saya juga berharap muslim dapat bersatu menunjukkan dunia bahwa Islam itu damai agar kita terhindar dari penghujatan pihak mana pun," kata Nawaz dalam cuitnya, seperti dikutip dari laman Telegraph.

YOLANDA RYAN ARMINDYA | TELEGRAPH

Baca berita lainnya:
Menteri Jonan: Kenapa Saya Harus Tunduk pada Singapura?

Sindir ISIS, 11 Pekerja Majalah Tewas Ditembak

10 Kartun Charlie Hebdo yang Kontroversial

Jonan: Dirjen Perhubungan Udara Bubarkan Saja

Penyerang Charlie Hebdo: Ini Pembalasan Nabi!

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

2 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

22 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

22 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

31 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

32 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

34 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

34 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

34 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

34 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

35 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya