Penyebab Kapal Korsel Tenggelam di Selat Bering

Reporter

Rabu, 3 Desember 2014 10:59 WIB

Kapal penangkap ikan Oryong 501 dioperasikan oleh Sajo Industries, dikabarkan tenggelam di Laut Bering, lepas pantai wilayah Chukotka timur jauh Rusia, 1 Desember 2014. Satu orang tewas dan nasib lebih dari 50 lainnya tidak diketahui. REUTERS/Sajo Industri /Yonhap

TEMPO.CO, Seoul - Pejabat Korea Soletan masih terus melakukan pencarian terhadap anak buah kapal penangkap ikan Oryong 501 yang tenggelam di Selat Bering, Rusia, pada Senin, 1 Desember 2014. Pejabat Korea Selatan yang tak mau disebutkan namanya meyakini kapal yang memuat 60 awak, 35 di antaranya warga Indonesia, dihantam badai setelah menangkap pollock. Akibat terjangan badai itulah, gelombang air laut membanjiri ruang penyimpanan sehingga menyebabkan kapal tenggelam. (Baca: Kapal Korsel Tenggelam, 3 WNI Selamat, 1 Orang Tewas)

Perwakilan dari perusahaan pengalengan tuna Sajo Industries dan merupakan pemilik kapal, Kim Kang-ho, mengatakan kapal berukuran 2.000 ton itu telah berusia 36 tahun. Menurut Kim, kapal tersebut berangkat dari Busan, Korea Selatan, ke Selat Bering untuk menangkap pollock pada 10 Juli lalu. Pemerintah Rusia memang membolehkan nelayan Korea Selatan menangkap polloc, yang memang menjadi menu lezat saat musim dingin. (Baca: Korsel Serahkan Daftar ABK Kapal yg Karam di Rusia)

Adapun pegawai Sajo lainnya yang tidak mau disebutkan namanya menuturkan kapal itu memiliki delapan sekoci. Sekoci itulah yang digunakan tujuh anak buah kapal untuk bertahan hidup dan pada akhirnya ditemukan tewas. “Kapten kapal itu mengeluarkan perintah melarikan diri dan diyakini bahwa kru juga berusaha melarikan diri,” ujarnya. Saat kapal nahas itu tenggelam, kata dia, tinggi gelombang lebih dari 13 meter dan suhu air berada di bawah 14 derajat Fahrenheit. (Baca: Kapal Tenggelam di Rusia, Kemlu Sediakan Hotline)

Selain 35 WNI, awak kapal itu terdiri atas 13 warga Filipina, 11 warga Korea Selatan, dan 1 warga Rusia. Kecelakaan itu menyebabkan kesedihan dan kemarahan nasional di Korea Selatan.

DAILY NEWS | LINDA TRIANITA




Baca juga:
Dua Calon Pimpinan KPK Berpotensi Tidak Lolos
Penilaian Minus Desmond terhadap Busyro Muqoddas
Pria Berkartu Anggota Golkar Tewas Ditabrak Kereta
Hari Ini, Calon Pimpinan KPK Uji Kelayakan di DPR

Berita terkait

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

9 jam lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

10 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

1 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

1 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

1 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

8 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

9 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

11 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

12 hari lalu

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

Serangan Iran ke Israel menuai respon berbeda para pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya

Moskow Menyindir Israel yang Tak Pernah Mengutuk Serangan Ukraina ke Rusia

13 hari lalu

Moskow Menyindir Israel yang Tak Pernah Mengutuk Serangan Ukraina ke Rusia

Kementerian Luar Negeri Rusia merasa punya kewajiban mengutuk serangan rudal dan drone oleh Iran ke Israel pada Sabtu, 13 April 2024.

Baca Selengkapnya