TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyetujui pengiriman 1.500 tentara AS ke Irak. Pasukan tambahan itu diterjunkan ke Irak untuk memerangi militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang menguasai beberapa bagian negara tersebut. Dilansir BBC, Sabtu, 8 November 2014, pasukan tersebut bakal melatih militer Irak.
Namun, pihak Gedung Putih mengatakan pasukan tambahan itu bukan tim yang bertugas untuk bertempur melawan militan. Mereka hanya akan difokuskan untuk melatih militer Irak agar memiliki kemampuan mumpuni. "Pasukan AS dikirim bukan untuk bertempur, tetapi melatih dan mendukung tentara Irak untuk memerangi IS," kata juru bicara Gedung Putih, John Earnest.
Selain itu, Presiden Obama juga telah mengajukan anggaran sebesar US$ 5,6 miliar atau sekitar Rp 6 triliun untuk kebutuhan militer dalam memerangi IS. Anggaran itu bakal digunakan tentara AS yang sudah bertempur melawan IS di Irak dan Suriah. Pengumuman itu muncul beberapa jam setelah Obama bertemu pemimpin Kongres AS dari Partai Republik yang baru saja memenangi pemilu sela.
Anggaran tersebut rencananya juga akan dilakukan untuk memperluas wilayah operasi militer terhadap ISIS. Saat ini AS bersama sekutunya tengah menggempur wilayah yang dikuasai ISIS di kawasan selatan dan barat Irak. Nantinya wilayah operasi bakal diperluas hingga menuju utara Irak yang berbatasan dengan Suriah.
Operasi militer AS sendiri sudah berlangsung sejak Agustus 2014 lalu. Pasukan koalisi pimpinan Negeri Abang Sam itu setidaknya sudah melancarkan 400 serangan udara ke wilayah-wilayah yang berhasil dikuasai kelompok militan ISIS. Selain itu, pasukan koalisi juga telah menggelar lebih dari 300 operasi militer di perbatasan Irak-Suriah.
Pekan lalu, otoritas pemerintahan Provinsi Anbar, Irak, menyatakan kelompok ISIS telah membunuh ratusan orang dari kelompok Sunni. Tercatat sebanyak 322 warga Sunni tewas saat memerangi ISIS di provinsi yang terletak di bagian barat Irak.
BBC | DIMAS SIREGAR
Topik terhangat:
Pemerasan | Kisruh DPR | Susi Pudjiastuti | Lulung Dipecat | Kabinet Jokowi
Berita terpopuler lainnya:
Kartu Sehat & Pintar Jokowi Bikin DPR Tak Berdaya
NU Dukung Ahok Jadi Gubernur DKI
Gereja Yesus Buka Kisruh Nikah Jessica Iskandar
Heboh Kelanjutan Film AADC, Reuni Cinta dan Rangga
Lulung Dipecat, PPP Isyaratkan Dukung Ahok
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
1 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
20 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
21 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
29 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
30 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
32 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
32 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
32 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
33 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
33 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya