Asap yang berasal dari kawasan Kobani di Suriah saat pasukan Suriah Kurdi bentrok dengan militan Negara Islam yang terlihat dari perbatasan Turki-Suriah di Suruc, 6 Oktober 2014. AP/Lefteris Pitarakis
TEMPO.CO, Kobane - Bukannya berlindung dan melarikan diri, sejumlah wisatawan Turki justru asyik berfoto di Bukit Mursitpinar, yang terletak hanya beberapa kilometer dari lokasi pertempuran sengit antara pejuang Kurdi dan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). (Baca: ISIS Terus Gempur Perbatasan Suriah-Turki)
Mengutip laporan Daily Mail, Selasa, 7 Oktober 2014, wisatawan yang mengenakan kaus santai, celana pendek, dan berkaca mata itu tak kenal takut saat berdiri di bukit yang terletak di Kota Kobane, perbatasan Suriah dan Turki.
Dengan kamera digital dan ponsel pintar, mereka berfoto dengan latar belakang kepulan asap dari Kota Kobane. Kepulan asap tersebut timbul akibat serangan udara Amerika Serikat terhadap milisi ISIS yang terus mendesak pejuang Kurdi di perbatasan itu.
Dalama tiga pekan terakhir, pertempuran memang pecah di kota yang memiliki 400 ribu penduduk tersebut. Namun, dalam beberapa hari terakhir, serangan semakin memanas. Milisi ISIS bahkan berhasil mengibarkan bendera di atas sebuah bangunan di tepi timur Kobane.
Kepada BBC, pejabat Kota Kobane, Idriss Nassan, mengatakan kelompok militan pimpinan Abu Bakr al-Bagdadi tersebut kini menguasai Mistenur, sebuah bukit strategis di ketinggian kota. Menurut Nassan, meski ISIS belum melancarkan serangan dari bukit ke arah kota, menguasai Mistenur akan memberikan keuntungan strategis luar biasa bagi ISIS. (Baca: Serang Kota Kobane, ISIS Tembakkan 80 Roket Sehari)
Pekan lalu, Turki mengukuhkan tekad untuk tak membiarkan jatuhnya Kobane, tapi tak mengambil langkah apa pun sejauh ini. Hal ini memicu protes warga Kurdi yang berada di Turki. Mereka menuduh Turki bersekongkol dengan ISIS. (Baca: Protes Soal ISIS, 12 Warga Turki Tewas)