Disandera ISIS, Mualaf dari Amerika: Saya Takut

Reporter

Selasa, 7 Oktober 2014 11:26 WIB

Abdul-Rahman Kassig (kanan) berpose bersama ayahnya Ed Kassig. AP/Courtesy Kassig Family

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merilis video pemenggalan relawan asal Inggris, Alan Henning, beberapa waktu lalu. Dalam video itu, muncul pula seorang pria yang setelah diidentifikasi diketahui bernama Peter Kassig, relawan asal Amerika Serikat yang menjadi target ISIS berikutnya. (Baca: Lagi, ISIS Penggal Sandera Asal Inggris)

Dikutip dari BBC News, Senin, 6 Oktober 2014, sempat beredar kabar bahwa sandera ISIS dipaksa masuk Islam jika ingin tetap hidup. Menyikapi hal ini, orang tua Peter, Ed dan Paula Kissig, menjelaskan bahwa anaknya memang telah masuk Islam, tapi itu terjadi jauh sebelum ia disandera oleh ISIS. Peter kini berganti nama menjadi Abdul-Rahman Kissig.

"Peter masuk Islam atas keinginannya sendiri. Dia berada di dalam satu sel bersama seorang muslim lain yang taat," kata Ed.

Ed dan Paula juga merilis surat yang mereka terima dari Peter pada 2 Juni lalu. Lewat surat tersebut, Peter bercerita kepada Ed dan Paula betapa ia sedang sangat ketakutan saat itu.

"Saya sangat takut mati. Saya bahkan tak berani berharap. Jika saya mati, setidaknya saya telah membantu meringankan beban teman-teman muslim yang sedang membutuhkan bantuan," kata Ed mengutip surat Peter.

Ed dan Paula mengatakan putranya bekerja untuk organisasi pemberi bantuan yang didirikan sendiri oleh Peter, yakni Tanggap Darurat dan Bantuan Khusus (Sera). Peter ditangkap dalam perjalanan ke Deir Ezzor di Suriah timur tahun lalu. (Baca: Relawan Inggris Memohon Ampunan pada ISIS)

Dengan disebarkannya surat Peter, Ed dan Paula berharap putranya bisa mengetahui betapa banyak orang yang mendoakan dan mendukungnya. "Kami sangat berterima kasih kepada orang-orang di seluruh dunia yang telah mendoakan Peter dan keluarga kami dalam masa yang sulit seperti ini, terutama bagi teman Peter di Libanon, Turki, dan Suriah," kata Ed.




RINDU P. HESTYA | BBC NEWS




Berita Lain:
WNI Korban Pembunuhan di Australia Diduga Transgender
WNI Jadi Korban Mutilasi Pacarnya di Australia
Alex Younger, Bos Baru Intelijen Inggris MI6

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

20 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

21 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

29 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

30 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

32 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

32 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

32 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

33 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

33 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya