Polisi Australia Tembak Mati Tersangka Teroris  

Reporter

Rabu, 24 September 2014 14:41 WIB

Bocah Suriah menangis saat polisi mencari tas mereka setelah menyeberangi perbatasan Suriah dan Turki di Suruc, Sanliurfa, Turki, 23 September 2014. Badan pengungsi PBB mengatakan, sekitar 400.000 orang melarikan diri ke Turki dari wilayah Kurdi Suriah untuk menghindari serangan ISIS. AFP/Bulent KILIC

TEMPO.CO, Sydney - Polisi Australia menembak mati seorang tersangka teroris yang menikam dua perwira, satu hari setelah kelompok Islamic State in Iraq and al-Sham (ISIS) menyerukan umat Islam untuk membunuh warga Australia tanpa pandang bulu.

Pria berusia 18 tahun yang ditembak itu tewas pada Selasa malam, 23 September 2014 setelah tiba di kantor polisi di pinggiran Melbourne untuk menghadiri interogasi rutin. Ia dilaporkan terkait dengan kelompok al-Furqan.

"Saya dapat memberitahukan bahwa orang tersebut adalah tersangka teroris yang merupakan incaran aparat penegak hukum dan badan intelijen," kata Menteri Kehakiman Australia Michael Keenan, seperti dilansir Channel News Asia, Rabu, 24 September 2014. (Baca:Wartawan ISIS Digaji Rp 18 Juta per Bulan)

Tersangka dipertemukan dengan dua anggota tim gabungan pengendali terorisme, kemudian ia mengeluarkan pisaunya dan menusuk kedua perwira berulang-ulang sebelum salah satu petugas melepaskan tembakan yang akhirnya menewaskan pelaku.

"Penembakan yang dilakukan polisi itu hanya untuk membela diri," kata Keenan. Ia menolak memberi informasi soal nama dan pekerjaan pelaku. Namun, pelaku dilaporkan berasal dari keluarga Afghanistan. Kondisi kedua polisi itu saat ini sudah stabil.(Baca:ISIS Ancam Bom Times Square)

Kepala kepolisian negara bagian Victoria, Ken Lay, mengatakan remaja tersebut memiliki rencana untuk bertindak membahayakan. "Kami menaruh perhatian padanya selama berbulan-bulan. Fakta bahwa satuan pengendali terorisme selalu mengawasinya mengindikasikan tingkat perhatian kami," kata Ken Lay kepada radio Fairfax.

Pada Senin lalu, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan keseimbangan antara kebebasan dan keamanan kemungkinan harus bergeser. Ini mengacu pada rencana pemerintah Australia meningkatkan pengamanan dengan mengajukannya ke parlemen.(Baca:Liga Arab Sepakat Gempur ISIS Bersama)

Pemerintah Australia menaruh perhatian tinggi pada jumlah warganya yang ikut berjuang di Timur Tengah. Dipercaya ada sekitar 60 warga Australia yang ikut bergabung dalam kelompok ISIS, sementara 20 orang telah kembali pulang. Setidaknya sekitar seratus orang merupakan simpatisan aktif yang mendukung gerakan ekstremis itu di Australia.

CHANNEL NEWS ASIA | AL JAZEERA | ROSALINA




Baca juga:
Garuda: Harga Tiket Tidak Akan Langsung Melambung
Jokowi Bantah Tahu Rencana Pembekuan Petral
MK Gelar Sidang Kode Etik untuk Patrialis Akbar
Prabowo Kumpulkan Koalisi Bahas RUU Pilkada

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

7 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

27 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

27 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

36 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

37 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

39 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

39 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

39 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

39 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

39 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya