Gempur ISIS, Negara Arab Tunggu Perintah Obama  

Reporter

Rabu, 24 September 2014 14:37 WIB

Rekaman video saat terjadi serangan udara di bangunan target militan ISIS di Tall al Qitar, Suriah, 23 September 2014. Serangan udara ini dilakukan dalam tiga gelombang dengan 200 serangan terhadap sekitar selusin target militan di Suriah. AP/US Central Command

TEMPO.CO, Jakarta - Gedung Putih memerintahkan serangan udara terhadap markas Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah sejak kemarin. Dalam waktu 27 jam, militer AS sudah melancarkan sejumlah serangan ke wilayah timur Suriah setelah mendapat dukungan dari lima negara Islam, seperti Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Yordania. (Baca: AS dan Sekutu Arab Mulai Gempur ISIS di Suriah)

Dikutip dari Los Angeles Times, Selasa, 23 September 2014, ketua gabungan serangan Jenderal Martin Dempsey mengatakan pemerintah Arab hanya akan menyerang selama tiga hari. Mereka masih menunggu perintah dari Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk memulai operasi penyerangan.

"Koalisi terbentuk dengan sangat cepat. Kondisi seperti itu telah menarik presiden untuk melakukan kelanjutan serangan ini," kata Dempsey.

Gedung Putih masih menahan persetujuan serangan di Suriah hingga sekutu Arab benar-benar bergabung untuk menyerang ISIS. Gedung Putih berharap negara Arab mampu bekerja sama melawan rezim Sunni yang dianut ISIS yang wilayah kekuasaannya telah menyeluruh ke Suriah.

Seorang pejabat AS mengatakan kelima negara diyakini telah bergabung dalam serangan pesawat tempur AS, tapi belum jelas berapa banyak yang telah menjatuhkan bom ke Suriah. Pejabat itu menolak memberikan rincian negara karena menilai informasi itu terlalu sensitif.

Dempsey mengatakan belum jelas berapa negara Arab yang sudah menyerang hingga saat ini. Namun, empat negara lainnya berjanji akan menyerang jika salah satu negara telah meluncurkan serangan. (Baca: Amerika Serikat Galang Kekuatan Melawan ISIS)

"Setelah salah satu dari mereka menyerang, negara lainnya pasti akan ikut," kata Dempsey.

Sejauh ini Dempsey masih menunggu informasi tentang berapa banyak kerusakan yang ditimbulkan setelah serangan dilakukan. Namun, Dempsey menjelaskan beberapa array komunikasi, tenda, peralatan dan tempat kepemimpinan ISIS telah rusak setelah ditembak oleh rudal dan bom. (Baca: Serang ISIS di Suriah, Ini Senjata Andalan AS)

RINDU P. HESTYA | LOS ANGELES TIMES




Berita Lain:
Terduga Pembunuh Tiga Remaja Israel Tewas Ditembak
AS dan Sekutu Arab Mulai Gempur ISIS di Suriah
SBY Ceramahi 1.000 Kadet Militer AS di West Point

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

5 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

24 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

25 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

34 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

35 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

36 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

36 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

37 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

37 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

37 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya