Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani Ahmadzai. Stringer/Anadolu Agency/Getty Images
TEMPO.CO, Islamabad - Komisi pemilihan umum Afganistan mendeklarasikan Ashraf Ghani Ahmadzai sebagai pemenang pemilu yang diperselisihkan di negara itu. “Komisi independen pemilu mendeklarasikan Dr Ashraf Ghani sebagai presiden Afganistan,” kata Ahmad Yousuf Nuristani, Ahad, 21 September 2014.
Sayangnya, Komisi tidak merilis angka penghitungan suara terakhir dengan audit oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut. Menurut pendukung Ghani, Halim Fidai, PBB lewat pejabat tingginya di Afganistan, Jan Kubis tidak memperbolehkan Komisi merilis angka. Sebab ada kemungkinan potensi kekerasan. Angka bakal diumumkan setelah potensi konflik mereda.
Komisi mengumumkan pada Ahad, beberapa jam setelah Ghani menandatangani perjanjian pembagian kekuasaan dengan kandidat presiden pesaingnya, Abdullah Abdullah. Abdullah akan mengisi posisi kepala eksekutif pemerintahan.
Kesepakatan kedua kandidat presiden yang terjadi Sabtu lalu mengakhiri gejolak politik berbulan-bulan setelah pemilu presiden Juni. Ketika itu kedua pihak sama-sama mengklaim kemenangan. Maklum, dalam konstitusi Afganistan, presiden memiliki kekuasaan nyaris total.
Adapun hasil pendahuluan yang dirilis Juli menunjukkan Ghani yang pernah bekerja sebagai ekonom Bank Dunia meraup 56 persen suara. Akibatnya, pendukung Abdullah protes dengan turun ke jalan. Mereka menuduh ada kecurangan. Pengumuman hasil akhir pemilu sempat ditunda selama beberapa pekan oleh badan pengawas dari PBB untuk mengaudit kelebihan 8 juta surat suara.