Kisah Sedih Serena, Balita Korban Wabah EColi

Reporter

Kamis, 11 September 2014 19:40 WIB

Bakteri

TEMPO.CO, Jakarta - Namanya Serena Profitt, usianya 4 tahun, dan ia berasal dari Otis, Oregon, Amerika Serikat. Di usianya yang masih begitu belia, Serena harus meregang nyawa. Ia mengalami gagal ginjal, diduga disebabkan karena keganasan bakteri E. Coli.


Serena tak dapat bertahan. Sementara, seorang anak laki-laki berusia 5 tahun, teman bermain Serena, kini dalam keadaan kritis, juga diduga terserang bakteri yang sama.


Sebelumnya, Serena diketahui berbagi roti sandwich dengan teman bermainnya itu dalam sebuah acara kumpul-kumpul saat liburan peringatan hari buruh, Sabtu, 30 Agustus 2014. Pada Minggu malam, 31 Agustus 2014, Serena mulai mengalami nyeri gastrointestinal, kemudian disusul menderita diare. Anehnya, teman bermainnya yang berbagi sandwich dengannya juga mengalami diare.


Dua hari kemudian kondisi Serena tidak kunjung membaik. Pada saat ia buang air besar, fesesnya bercampur dengan darah. Serena juga enggan makan. Dengan kondisi yang Serena yang semakin lemah, orang tuanya pun segera membawa Serena ke rumah sakit. Selama dirawat di rumah sakit, Serena hanya menjalani pemeriksaan kesehatan umum, sama sekali tidak ada kecurigaan akan serangan bakteri E. Coli sehingga Serena diperkenankan pulang dan hanya menjalani rawat jalan.


Pada Sabtu, 6 September 2014, Serena tiba-tiba mengalami kejang. Orang tuanya kembali membawa Serena ke rumah sakit. Namun rumah sakit yang berbeda. Serena dimasukkan ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Menurut hasil pemeriksaan tim dokter, Serena mengalami gagal ginjal dan disarankan menjalani pemeriksaan terkait bakteri E. Coli.


Advertising
Advertising

Esok paginya, Serena terbangun dari tidur. Ia tampak begitu ceria, seperti dalam keadaan kondisi sehat. "Pada Minggu pagi, dia (Serena) terbangun. Ia begitu ceria. Ia bisa bangun dan duduk di tempat tidurnya untuk pertama kalinya semenjak dalam kondisi sakit. Ia bisa bicara, mengobrol dengan ayah dan ibunya dan mengatakan bahwa ia menyayangi mereka." ucap Hargitt Profitt, ibunda Serena. Sayang, keceriaan ini tidak berlangsung lama. Siang harinya Serena kembali mengalami kejang. Stroke menyerang bagian kanan tubuh mungilnya.


Pada Senin pukul 2 dini hari, Serena kembali mengalami kejang-kejang yang cukup parah. Dokter memprediksi bahwa ia mengalami pendarahan otak. Tim dokter pun segera mengambil tindakan untuk mengeluarkan darah yang ada di otaknya tersebut. Kabar buruk, saat itu pula diketahui bahwa otak Serena sudah tidak lagi bekerja. Kedua orang tua Serena pun hanya bisa pasrah akan kondisi putri kecil mereka. Di saat-saat terakhir, ayah dan ibunya mendampinginya. Mereka duduk disampingnya sambil menyanyikan lagu-lagu kesukaannya. Dan Serena pun akhirnya pergi untuk selama-lamanya.


Serena dinyatakan meninggal dunia akibat gagal ginjal akut. Hasil tes bakteri E. Coli-nya positif, pun hasil test bakteri E. Coli pada teman bermainnya. Diduga, bakteri E. Coli itulah yang memicu gagal ginjal tersebut. Namun, belum dapat dipastikan apakah bakteri E. Coli itu berasal dari roti sandwich yang mereka makan.


ANISA LUCIANA | ABC NEWS


Terpopuler:
Prabowo Legowo Ahok Keluar dari Gerindra
Surya Paloh Ditanyakan Soal Ahok dan RUU Pilkada
Jokowi Janji Akan Cukur Biaya Rapat Rp 18 Triliun
Jokowi-JK Pakai Mobil Lama, SBY-Boediono?
Gerakan Save Ahok Ramai di Twitter

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya