TEMPO.CO, Paris - Bersamaan dengan pernyataan Amerika Serikat yang akan melancarkan serangan udara di Suriah dan meningkatkan gempuran di Irak dalam menghadapi kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Prancis menyatakan akan ambil bagian jika diperlukan. (Baca: AS Siap Luncurkan Serangan Udara Pertama ke Suriah)
Namun, dalam pernyataan yang disampaikan pada Rabu, 10 September 2014 itu, Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius menuturkan akan mengambil tindakan yang berbeda di Irak dan Suriah.
“Di Irak, kami akan mengambil bagian dalam aksi udara militer jika diperlukan. (Namun) situasi di Suriah berbeda,” ujar Fabius dalam pidatonya di akademi Science Po di Paris, seperti dikutip Reuters.
Fabius menuturkan beberapa media melaporkan bahwa Prancis siap bertindak di Irak, tapi tidak di Suriah. “ Tidak! Kami harus bertindak dalam kedua kasus, tapi tidak dengan modalitas yang sama,” katanya.
Menurut Fabius, pemerintah Irak dan minoritas di sana telah meminta bantuan kepada Prancis yang kemudian disetujui. Prancis akan mengirim peralatan militer dan bantuan kemanusiaan. (Baca: Lawan ISIS, Prancis Pasok Senjata ke Pejuang Kurdi)
Sedangkan di Suriah, Prancis menyatakan dengan tegas bahwa mereka tidak bekerja sama dengan Presiden Bashar al-Assad, yang dituding berkontribusi terhadap kemajuan ISIS.