Sejumlah pasukan Irak memegang bendera Negara Islam saat beroperasi diarea Amirli, utara Baghdad, Irak (1/9). Pasukan Irak, Kurdi dan milisi Syiah melanjutkan serangan balik mereka terhadap ISIS yang dipicu kesuksesan menembus blokade ISIS di kota Amirli. AP
TEMPO.CO, Riyadh - Polisi Arab Saudi menangkap 88 orang yang diduga merencanakan aksi teror di dalam dan luar negeri. Kementerian Dalam Negeri menyatakan lebih dari setengahnya adalah warga Arab Saudi sendiri.
Sebelumnya pejabat telah melakukan pemantauan kepada sejumlah pelaku. Mereka diduga menyebarkan "perselisihan dan konsep yang salah" kepada masyarakat. Beberapa tersangka dilaporkan memiliki hubungan dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang beroperasi di Suriah dan Irak, kelompok Nursa dari Suriah, dan Al-Qaeda di Yaman. (Baca: Arab Saudi: ISIS dan Al-Qaeda Sesat)
"Mereka menunjukkan dukungan dan terlibat pada kegiatan organisasi-organisasi di Suriah, Irak, dan Yaman. Beberapa dari mereka sedang menunggu instruksi bagaimana bertindak di Kerajaan Arab Saudi," kata juru bicara Kementerian, Mayjen Mansour Turki, kepada Reuters, Selasa, 2 September 2014.
Turki memperkirakan pelaku ini menargetkan sejumlah pejabat keamanan pemerintah dan ulama yang menentang ideologi militan. "Mereka merencanakan pembunuhan," kata Turki. (Baca: Simpatisan ISIS Beberkan Rencana Teror Biologis)
Sekitar 2.500 warga Arab Saudi diyakini terlibat dalam kegiatan militan di luar negeri, termasuk di Suriah, Irak, Yaman, dan Afganistan. Raja Arab Saudi Abdullah memperingatkan bahwa terorisme akan segera menyebar ke Eropa dan Amerika Serikat jika tidak cepat ditangani di Timur Tengah.