Militan ISIS berbicara di sebelah jurnalis Amerika Steven Sotloff dalam sebuah video yang diunggah ke media sosial pada 19 Agustus 2014. Militan mengatakan nyawa Sotloff bergantung kepada aksi yang dilakukan Amerika di Irak. Amerika masih meneliti keaslian video ini. REUTERS
TEMPO.CO, Damaskus - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim telah mengeksekusi wartawan foto asal Amerika Serikat, James Wright Foley. Mereka juga mengancam akan menghabisi wartawan AS lainnya jika Presiden Barack Obama tidak menghentikan serangan udaranya di Irak. (Baca: ISIS Rilis Video Pemenggalan wartawan AS)
Sebuah video grafis yang dikutip dari NBC News pada Rabu, 20 Agustus 2014, menunjukkan Foley, jurnalis lepas untuk layanan berita yang berbasis di AS, Global Post, membacakan ancaman terhadap AS sebelum dieksekusi oleh milisi ISIS. Foley sebelumnya diculik saat meliput di Suriah dua tahun lalu. Video itu juga mencuplik pidato Obama yang mengatakan AS secara resmi memulai serangan udara di Irak. (Baca: Berkaos ISIS, Pedagang Es di Tegal Ditangkap)
Foley diculik di bawah todongan senjata di dekat Kota Taftanaz di Suriah utara pada Hari Thanksgiving tahun 2012. Sejak itu, tak ada kabar darinya. "Kabar terakhir adalah bahwa ia diculik pada Hari Thanksgiving di Provinsi Idlib. Namun kita tidak tahu siapa membawanya atau mengapa," ujar ayah Foley, John. (Baca: Inggris Turun Tangan Bantu Irak Hadapi ISIS)
Foley, yang berasal dari Rochester, New Hampshire, merupakan koresponden lepas untuk Timur Tengah dan Afrika Utara. Ia melaporkan tentang konflik di Irak, Afganistan, dan Libya. Ia juga pernah disekap selama 44 hari saat meliput. (Baca: Tiga Daerah 'ISIS' Terbanyak di Indonesia)
Dalam video tersebut, ISIS mengklaim menahan wartawan lainnya, Steven Joel Soltoff. Setelah melakukan eksekusi, seorang pejuang ISIS berdiri di samping pria yang diidentifikasi sebagai Soltoff dan menyatakan, "Kehidupan warga negara AS ini, Obama, tergantung pada keputusan Anda berikutnya." Sotloff, jurnalis lepas yang bekerja untuk beberapa kantor berita, menghilang di Suriah pada Agustus 2013.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Caitlin Hayden, menuturkan komunitas intelijen tengah bekerja secepat mungkin untuk menentukan keaslian video itu. "Jika asli, itu sebuah pembunuhan brutal atas seorang wartawan AS yang tidak bersalah, dan kami menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga dan teman-temannya," katanya.