Bagaimana ISIS Mendanai Operasinya?  

Reporter

Jumat, 1 Agustus 2014 13:08 WIB

Ilustrasi bendera Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) atau ISIS. TAUSEEF MUSTAFA/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Video warga Indonesia yang mengajak bergabung dengan ISIS beredar di situs YouTube sejak 22 Juli 2014. Dalam video berdurasi delapan menit berjudul "Join the Ranks" itu, seseorang yang menyebut dirinya Abu Muhammad al-Indonesi meminta warga Indonesia mendukung perjuangan ISIS untuk menjadi khilafah dunia. Di Irak, ISIS telah menguasai Kota Mosul dan mengusir umat nonmuslim dari kota itu.

Persenjataan mereka pun terbilang mumpuni. Pendukung ISIS dari Eropa dan Asia ikut bergabung. Lalu bagaimana ISIS mendanai operasinya?

Negara Islam di Irak dan al-Sham (ISIS) mengeluarkan dua laporan mengenai operasi mereka sejak 2012. Disebut al-Naba--berita, laporan ini menggambarkan bagaimana kemampuan dan operasi kelompok yang terkenal dengan balaclava atau tutup kepala hitam tersebut. (Baca: Video WNI Ajak Ikut ISIS Belum Diblokir Kominfo)

- Abu Bakr al-Bagdadi: menjadi pimpinan Al-Qaidah di Irak (AQI) pada 2010. AQI membutuhkan dana operasional. (Baca: Baghdadi, Tokoh Sentral di Balik Militan ISIS)

- 2011: perang saudara pecah di Suriah. Pendonor dari Kuwait menyalurkan dana bagi pendemo. Akhir tahun, pendanaan mengalir pada kelompok bersenjata yang melawan pemerintah. Al-Bagdhadi menerima dana untuk ikut dalam konflik di Suriah.

- 2012: pendonor mencuit lewat Twitter dan mengunggah video di Twitter, Facebook, dan media sosial lainnya mengenai pembentukan brigade baru pemberontak. Setiap bulan, US$ 280 ribu diberikan kepada sekitar seribu orang. (Baca: BNPT Berkoordinasi dengan Mesir Pantau ISIS)

- Media Sosial: permintaan donasi US$ 800-1.000 untuk membeli RPG (roket peluncur granat) atau senapan AK-47.

- Pendanaan: Negara-negara Teluk memberikan sekitar US$ 100 juta kepada pemberontak pada 2013. Kampanye di Kuwait meminta peningkatan angka menjadi US$ 30 juta bagi 12 ribu orang di Suriah.

- April 2013: AQI berganti menjadi Negara Islam di Irak dan al-Sham atau ISIS. (Baca: Ini Alasan Milisi Dinamai ISIS atau ISIL)

- Pendapatan ISIS: penjualan minyak dan listrik dari perusahaan yang mereka kuasai di Suriah. Diperkirakan berjumlah lebih dari US$ 2,8 juta per hari.

- Pemerasan: pajak dari pengusaha di Mosul dan kota-kota lain sekitar US$ 8 juta per bulan.

- Penjarahan: ISIS dilaporkan menjarah US$ 429 dari bank pusat Mosul. (Baca: Kenapa ISIS Berpotensi Membahayakan Indonesia)

PDAT | TIM TEMPO







Berita Lainnya:
BNPT: Dukung ISIS, Kewarganegaraan Hilang
Video Dukung ISIS, Menteri Tifatul Diminta Blokir
Dukungan terhadap ISIS Bahayakan Indonesia
Dua Sebab ISIS Berpotensi Berkembang di Indonesia

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

5 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

24 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

25 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

33 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

34 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

36 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

36 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

36 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

37 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

37 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya