Roket Israel menghancurkan terowongan yang menghubungkan Jalur Gaza dan Mesir, di Rafah, Jalur Gaza, Rabu 9 Juli 2014. Israel gencar melakukan serangan ke Jalur Gaza yang dikuasai oleh Hamas, menggempur markas Hamas dan menewaskan puluhan orang. AP/Hatem Ali
TEMPO.CO, Gaza – Sudah 15 hari konflik di Jalur Gaza meletus. Setidaknya sudah 678 jiwa melayang karena konflik tersebut. Hingga kini belum ada tanda-tanda bahwa ketegangan akan menurun. Malah, pemimpin tertinggi Hamas, Khaled Meshaal, menandaskan, pihaknya tidak mungkin melakukan gencatan senjata.
Mengutip laporan BBC pada hari ini, dalam sebuah pertemuan internasional tentang Gaza yang digelar di Qatar, Meshaal menyatakan akan terus menolak gencatan senjata hingga syarat yang mereka tetapkan bisa dipenuhi.
Hamas berjanji akan mengendurkan serangan jika Israel membuka blokade ekonomi. “Kami tdak akan menerima prakarsa apa pun sampai blokade atas rakyat kami dicabut,” ujar Meshaal. (Baca: Amerika dan Eropa Buat larangan Terbang ke Israel)
Konflik Israel dan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, memanas sejak 8 Juli lalu dan menjadi sorotan dunia. Konflik ini dimulai dari ditemukannya jasad tiga remaja Israel yang disusul dengan kasus pembunuhan dan pembakaran terhadap seorang remaja Palestina. Serangan roket Hamas ke Israel dibalas dengan serangan udara Israel ke sejumlah wilayah Jalur Gaza. (Baca: Sekjen PBB Kutuk Kekejaman Israel di Gaza)