Dua supir truk mengambil Al Quran yang di distribusikan oleh pasukan dari Negara Islam al-Qaida yang terinspirasi dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di kota utara pusat Mosul, 225 kilometer barat laut dari Baghdad, Irak (22/6). AP
TEMPO.CO, Damaskus -- Negara Islam Irak dan Mediterania (ISIL) menggunakan kendaraan tempur buatan Amerika Serikat yang disita dari negara tetangganya, Irak, untuk bertempur melawan pesaingnya di Suriah.
ISIL, kelompok bersenjata yang berafiliasi kepada al-Qaeda dan menginginkan kekhalifahan Islam di negara Irak dan Suriah, telah membuat kemajuan dalam meraih kemenangan di Irak dalam dua pekan ini. Mereka berhasil mengontrol sebelah utara Mossul dan wilayah yang berbatasan dengan Suriah.
Kemajuan di Irak tampaknya berkat dukungan dari cabang-cabang ISIL di Suriah. Mereka bertempur dengan angkatan bersenjata Presiden Bashar al-Assad dan juga pesaingnya, Tentara Pembebasan Suriah, kelompok bersenjata yang lebih moderat.
Menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights, kelompok pemantau berbasis di London, untuk pertama kalinya para pejuang ISIL menggunakan Humvees, kendaraan tempur buatan AS, dalam peperangan di kawasan sebelah utara Suriah, Provinsi Aleppo.
"Kendaraan militer 4x4 itu tampaknya diperoleh saat ISIL melakukan ofensi besar-besaran di Irak, kemudian digunakan untuk menguasai sejumlah desa di luar Kota Azaz, dekat perbatasan Turki," ujar Observatory. Lembaga ini melanjutkan, "ISIL di Suriah telah dipasok puluhan kendaraan tempur dari Irak."
AS telah lama memasok kendaraan Humvee kepada pasukan Irak yang bertempur untuk menghadapi berbagai kekerasan setelah pasukan AS mengakhiri pendudukan pada 2011. Para pejuang ISIL acapkali mendapatkan perlengkapan militer yang ditinggalkan pasukan Irak, termasuk berbagai kendaraan tempur.
Observatory juga mengungkapkan bahwa ISIL telah menculik 20 siswa sekolah Kurdi di sebuah jalan di utara Suriah hanya beberapa pekan setelah kelompok ini menculik 145 mahasiswa di Aleppo. "Keluarga dan warga di kawasan tersebut takut ISIL akan menggunakan mahasiswa yang diculik itu lalu dimanfaatkan membawa bom mobil atau serangan bom bunuh diri," jelas Observatory.