TEMPO.CO, Kairo – Kejaksaan Mesir pada Sabtu, 10 Mei 2014, menuntut 200 tersangka militan atas tuduhan terkait dengan jaringan teroris, baik sebagai pendiri, pemimpin, maupun anggota, yang melancarkan sejumlah serangan bom dan roket di seluruh negeri.
Dikutip dari Reuters, Minggu, 11 Mei 2014, para terdakwa merupakan anggota Ansar Bayt al Maqdis atau Pendukung Yerusalem yang telah menyatakan bertanggung jawab atas sejumlah serangan mematikan dalam sembilan bulan terakhir. Kelompok ini juga terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat.
Dari 200 terdakwa, 102 di antaranya telah berada di tahanan pemerintah. Sedangkan sisanya masih diburu polisi.
Kekerasan militan telah berkobar di Semenanjung Sinai, Kairo, dan kota-kota Mesir lainnya sejak militer menggulingkan Presiden Mohamed Mursi pada Juli 2013 lalu. Protes besar-besaran terhadap pemerintah terjadi menyusul penggulingan ini.
Pemerintah--yang dipimpin Abdel Fattah el-Sisi--menuduh pendukung Mursi, Ikhwanul Muslimin, melakukan kekerasan, meski kelompok ini telah berkomitmen untuk non-kekerasan.
Dua ratus orang yang ditangkap ini telah disalahkan atas 51 kekerasan yang menewaskan 40 polisi dan 15 warga sipil. Menurut data pemerintah, 500 orang tewas dalam kerusuhan sejak Juli 2013. Sebagian besar dari mereka adalah polisi dan tentara.
ANINGTIAS JATMIKA | REUTERS
Terpopuler
Massa Anti-Yingluck Ultimatum TV Hentikan Siaran
Di Inggris, Remaja Diizinkan Gugurkan Kandungan
Korban Tenggelam Kapal Sewol Menjadi 275
Berita terkait
Menuju Perbaikan Hubungan, Menlu Mesir dan Turki Bertemu di Kairo
18 Maret 2023
Turki memutuskan hubungan dengan Mesir setelah penggulingan Mohamed Mursi dari Ikhwanul Muslimin yang didukung Ankara.
Baca SelengkapnyaPengadilan Mesir Vonis 12 Tokoh Ikhwanul Muslimin Hukuman Mati
15 Juni 2021
Pengadilan sipil tertinggi Mesir menguatkan vonis hukuman mati untuk 12 tokoh senior Ikhwanul Muslimin atas kerusuhan 2013 lalu
Baca SelengkapnyaMesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca Selengkapnya