TEMPO.CO, Gaza - Sekelompok pekerja Palestina membangun kembali terowongan yang menghubungkan Jalur Gaza yang diduduki dengan Mesir setelah dihancurkan oleh tentara yang terakhir selama operasi militer. Lebih dari 1.000 terowongan awalnya menghubungkan Jalur Gaza dengan Mesir, tapi mayoritas hancur musim panas lalu ketika tentara Mesir melakukan pembongkaran menyusul tersingkirnya Presiden Mohamed Morsi pada Juli .
Otoritas keamanan Mesir mengatakan mereka telah menutup hampir seluruh terowongan karena serangan militan terhadap pasukan keamanan Mesir di Semenanjung Sinai. Serangan itu diduga melibatkan kelompok Hamas yang juga sahabat baik, Al Ikhwan al-muslimun. Tentara mesir menggunakan buldoser dan dinamit untuk menghancurkan terowongan. Terowongan ini biasa digunakan untuk menyelundupkan barang-barang mulai dari bahan bakar murah, senjata dan barang-barang komersial seperti ayam goreng kemasan ke wilayah Palestina.
Ashraf, 29, pemilik terowongan mengatakan sedang membangun beberapa terowongan menuju ke Mesir. Agar tidak ketahuan dari tentara mesir, dia menyuruh para pekerjanya bekerja siang dan malam. "Kami sedang bekerja untuk memperbaiki terowongan diam-diam jauh dari pengawasan Mesir. Ada enam pekerja di pagi hari dan enam lainnya terus bekerja di malam hari di dekat perbatasan dengan Mesir," katanya Jumat 28 Februari 2014.
Pembuatan terowongan itu hanya menggandalkan peralatan sederhana seperti skop dan ember. Mereka mengeluarkan pasir dan lumpur yang memenuhi terowongan menggunakan wadah plastik ditarik oleh sebuah mesin pengerek. "Pekerjaan ini sangat berbahaya, terowongan bisa runtuh setiap saat," katanya.
Terowongan yang disponsori oleh pemerintah Hamas yang merebut kendali atas Jalur Gaza dari pasukan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada tahun 2007. Mereka menggunakan terowongan itu untuk membawa bahan bakar, gas, barang, bahan bangunan dan obat-obatan ke wilayah miskin. Gaza memang sangat tergantung kepada selundupan dari Mesir. Malam akan menjadi gelap gulita ketika persediaan selundupan minyak dari Mesir habis.
Abu Mohamed, 45, pemilik terowongan lainnya, mengatakan sejak jatuhnya Morsi , terowongan benar-benar berhenti bekerja. "Aku di sini dengan pekerja saya untuk mencoba untuk memperluas, membersihkan dan memperbaiki terowongan dan kemudian menggali pintu masuk lain di Mesir setelah pintu masuk asli dihancurkan oleh tentara Mesir," katanya.
DAILY MAIL | EKO ARI
Berita terkait
Yahya Al-Sinwar Kembali Terpilih Jadi Ketua Hamas di Jalur Gaza
11 Maret 2021
Yahya Al-Sinwar terpilih kembali untuk memimpin Hamas di Jalur Gaza untuk masa jabatan kedua. Sinwar adalah tokoh Hamas yang dikenal keras ke Israel.
Baca SelengkapnyaNetanyahu Kecam Rekonsiliasi Hamas dan Fatah
13 Oktober 2017
Benjamin Netanyahu mengatakan Israel ingin berdamai dengan semua negara tetangga tapi rekonsiliasi Hamas dan Fatah membuatnya semakin sulit.
Baca SelengkapnyaHamas - Fatah Resmi Rekonsliasi Demi Wujudkan Negara Palestina
12 Oktober 2017
Hamas dan Fatah akhirnya sepakat melakukan rekonsiliasi politik setelah bertahun-tahun tidak akur demi mewujudkan negara Palestina.
Baca SelengkapnyaHamas Hukum Mati Tiga Warga Palestina
22 Mei 2017
Pengadilan keamanan Hamas mengatakan, ketiga warga Palestina itu terbukti membunuh Mazen Fuqaha, komandan sayap militer Hamas.
Baca SelengkapnyaKim Jong-un Kecam Israel, Hamas Ucapkan Terima Kasih
5 Mei 2017
Pemimpin senior Hamas mengucapkan terima kasih mendalam
kepada Korea Utara menyusul kecaman keras pimpinan Kim Jong-
un terhadap Israel.
Pemimpin Hamas Mohon Trump Cari Solusi Untuk Palestina
3 Mei 2017
Hamas meminta Trump untuk memanfaatkan kesempatan bersejarah dan mencari solusi terbaik bagi rakyat Palestina.
Baca SelengkapnyaKomandan Senior Hamas Tewas Dibedil di Gaza
25 Maret 2017
Fuqaha dihukum seumur hidup di penjara dan mendapatkan ganjaran hukuman 50 tahun lantaran merencanakan bom bunuh diri di Meron Crossing pada 2002.
Baca SelengkapnyaPertama Kali, Hamas Adili Islam Garis Keras Palestina
2 Maret 2017
Badan keamanan Palestina yang berafiliasi dengan Hamas, untuk
pertama kalinya menahan ratusan orang dari kelompok-kelompok
garis keras
Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas di Jalur Gaza
14 Februari 2017
Yahya Sinwar akan menjadi pembuat keputusan kunci dan anggota eksekutif kepemimpinan Hamas yang menyusun kebijaksanaan termasuk terhadap Israel.
Baca SelengkapnyaBikin Video Krisis Listrik, Pelawak Palestina Ditahan Hamas
12 Januari 2017
Sebelumnya, pelawak ini pernah ditahan diduga karena terkait dengan syair-syair puisinya.
Baca Selengkapnya