KPK Thailand Usut Program Subsidi Beras Yingluck

Reporter

Kamis, 16 Januari 2014 18:59 WIB

Yingluck Shinawatra. (AP Photo /Manish Swarup)

TEMPO.CO, Bangkok - Komisi anti-korupsi Thailand akan menyelidiki program subsidi beras yang telah memicu protes oposisi terhadap Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Program ini telah menelan anggaran 425 miliar bath atau sekitar Rp 153,8 triliun. Namun, angka itu bisa turun jika ada pembeli stok beras negara. "Mereka yang mengawasi skema tahu ada kerugian tapi tidak menghentikannya," kata Vicha Mahakhun, anggota Komisi Anti-Korupsi Nasional (NACC) dalam jumpa pers, Kamis, 16 Januari 2014.

Oposisi menggelar aksi melumpuhkan kota Bangkok sejak Senin lalu. Mereka akan terus menggelar aksi itu selama dua pekan.

Sementara itu, Yingluck bisa menghadapi tuntutan sebagai Kepala Komite Beras Nasional. Kebijakan itu dinilai merugikan karena pemerintah mengucurkan uang tapi beras Thailand tidak mampu bersaing di pasar internasional. NACC meragukan klaim Menteri Perdagangan saat itu, Boonsong Teriyapirome, bahwa penawaran beras telah dilakukan. "Transaksi beras pemerintah tidak terjadi karena beras tidak dikirim ke luar negeri seperti yang mereka nyatakan," kata Vicha.

Sejumlah eksportir mempertanyakan hal serupa. Yingluck memecat Teriyapirome pada Juni 2013 ketika ia gagal menjawab kekhawatiran publik tentang program penawaran dan anggaran intervensi.

Dalam janji politik pemilu 2011, Partai Puea Thai, partai Yingluck, berjanji kepada petani akan membeli gabah mereka di atas harga pasar. Namun kebijakan itu berdampak pada melonjaknya harga beras di Thailand. Selain itu, Thailand tidak mampu bersaing dengan India yang menawarkan beras dengan harga lebih rendah.

Yingluck memiliki dukungan kuat di pedesaan dan kelas pekerja, loyalis Thaksin di wilayah utara Thailand. Mereka ini menjadi penyokong Yingluck dalam pemilu 2 Februari mendatang. Kakak Yingluck, Thaksin Shinawatra, memenangkan pemilihan sejak tahun 2001. Dia mampu menyingkirkan ambisi oposisi, Partai Demokrat, selama satu dekade.

REUTERS | EKO ARI

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya