TEMPO.CO, Yerusalem – Bukti baru yang diungkapkan tim forensik dari Swiss terhadap kematian pemimpin besar Palestina, Yasser Arafat, benar-benar mencengangkan. Ditemukan zat radioaktif polonium pada sisa-sisa jasad Arafat dengan kadar 18 kali lebih tinggi dari kadar normal.
Banyak yang akhirnya berspekulasi bahwa Arafat telah diracun. Bagaimana bisa polonium dengan kadar sebesar itu masuk ke tubuhnya jika tidak dengan sengaja. Memang, polonium-210 adalah zat radioaktif yang secara alami diperoleh tubuh dari makanan dengan dosis rendah. Namun, jika dalam kadar sebesar ini, tentu menimbulkan tanda tanya yang besar.
Jika benar Arafat diracun, tentu dunia akan mengarah pada Israel yang selama ini berseteru dengan Palestina, dengan Arafat. Namun janda Yasser Arafat, Suha Arafat, mengatakan kepada BBC bahwa almarhum suaminya memiliki “banyak musuh di seluruh dunia”.
Suha tidak menjelaskan secara terperinci siapa saja musuh-musuh yang dimaksudnya itu. Ia juga tidak secara terang-terangan menyebut Israel sebagai musuh Arafat. Oleh sebab itu, ia tidak akan menuduh pihak tertentu sebagai dalang penyebab kematian Arafat, termasuk menuduh Israel.
Berbeda dengan Suha, warga Palestina lainnya justru percaya bahwa Israel-lah dalang di balik kematian pemimpin panutan mereka ini. Meskipun demikian, Israel dengan tegas membantahnya. Jika memang Arafat diracun, belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa Israel-lah pelakunya.