TEMPO.CO, BANGKOK—Jaksa penuntut pengadilan Thailand mengeluarkan surat perintah penahanan terhadap pewaris Red Bull, perusahaan minuman energi, Senin 2 September 2013. Surat perintah terpaksa dikeluarkan karena Vorayuth Yoovidhya, 28 tahun, tidak muncul dalam persidangan kecelakaan maut yang menewaskan seorang polisi.
“Dimanapun terdakwa berada selama di Thailand, pasti akan kami tangkap,” kata Reuchai Krairerk, jaksa senior seusai persidangan di Pengadilan Kriminal Bangkok Selatan.
Insiden kecelakaan yang membuat berang rakyat Thailand ini terjadi pada 3 September 2012. Dini hari itu, Vorayuth tengah mengendarai mobil Ferrari dengan kecepatan tinggi sehingga menabrak seorang polisi yang tengah berpatroli. Bukannya menolong sang polisi yang langsung tewas, ia justru langsung melarikan diri.
Ia pun didakwa menyebabkan tewasnya seseorang karena kelalaian berkendara dan menolak berhenti untuk menolong korban. Dakwaan tambahan berupa berkendara dengan mengebut terpaksa dicabut karena kadaluwarsa besok.
Menurut pengacara Vorayuth, pria yang memiliki julukan "Boss" itu bepergian dalam rangka bisnis sejak Kamis pekan lalu. “Tiba-tiba ia jatuh sakit sehingga tidak dapat hadir di pengadilan,” ujar Tanit Buakeaw, pengacara Vorayuth. Tanit berjanji kliennya akan pulang ke Bangkok dalam tiga hari mendatang.
Keluarga Yoovidhyas menempati peringkat keempat terkaya di Thailand pada 2013 berdasar majalah Forbes. Mereka membayar santunan kepada keluarga sang polisi yang tewas sebesar US$97.000 atau Rp 1 miliar.
Vorayuth merupakan cucu mendiang Chaleo Yoovidhya, pria miskin yang menjadi salah satu pria terkaya di negara tersebut berkat perusahaan minuman energi Krathing Daeng atau Red Bull. Ia kemudian bekerja sama dengan pengusaha Austria, Dietrich Mateschitz, pada 1987 sehingga minuman ini terkenal di seluruh dunia.
REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita Terpopuler:
Briptu Rani: Keramahan Saya Disalahartikan
Jusuf Kalla: Jokowi Harus Nyapres
Sengman Pernah Hadir ke Wisuda Anak SBY?
Relokasi Blok G Cepat, Jokowi Tungguin Tukang Cat
Disebut Terkait Impor Sapi, Dipo Alam Berkelit
Berita terkait
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina
18 November 2018
Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.
Baca Selengkapnya110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini
26 Oktober 2017
Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.
Baca SelengkapnyaThaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand
30 Agustus 2017
Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.
Baca SelengkapnyaYingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya
27 Agustus 2017
Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.
Baca SelengkapnyaHebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand
11 Agustus 2017
Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat
Baca SelengkapnyaUU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun
20 Juli 2017
Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.
Baca SelengkapnyaHina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun
11 Juni 2017
Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.
Baca SelengkapnyaKarena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook
16 Mei 2017
Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn
Baca SelengkapnyaFB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato
11 Mei 2017
FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.
Baca SelengkapnyaAnggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi
28 April 2017
Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.
Baca Selengkapnya