Pengacara: Dakwaan pada Bradley Manning 'Ngarang'  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Sabtu, 27 Juli 2013 11:00 WIB

Bradley Manning. ( AP Photo/Jose Luis Magana)

TEMPO.CO, Maryland - Para pengacara yang mewakili informan WikiLeaks, Bradley Manning, meminta hakim yang memimpin pengadilan prajurit itu untuk memutuskan satu di antara dua penggambaran nyata dari terdakwa: yaitu sebagai pengkhianat dan pencari ketenaran, atau pembela kebenaran yang termotivasi oleh keinginan untuk membuat perbedaan di dunia dan menyelamatkan lebih banyak nyawa.

Dalam sidang di Pengadilan Maryland, pengacara David Coombs menyatakan ada bentrokan moral dan hukum dalam pencitraan Manning oleh pemerintah AS. Manning disebut sebagai tak berperasaan dan terobsesi dengan ketenaran. ""Apakah dia adalah pengkhianat tanpa loyalitas pada negara ini? Atau dia tentara muda dan naif yang bermaksud baik yang memiliki keyakinan untuk membuat perbedaan?" katanya dengan nada tanya.

Coombs menjawab pertanyaan retorisnya sendiri dengan menyatakan bahwa semua bukti yang diberikan ke pengadilan selama tujuh minggu terakhir menunjuk ke satu arah. "Semua forensik membuktikan dia memiliki motif yang baik: untuk memicu reformasi, memicu perubahan, dan membuat perbedaan. Dia tidak memiliki niat jahat," katanya.

Coombs mengejek kasus penuntutan ini sebagai bentuk "cacian" dan mengatakan bahwa dakwaan bahwa kliennya adalah seseorang yang hanya peduli pada dirinya sendiri adalah kebalikan dari kebenaran. "Ia khawatir pada nasib semua orang. Ia peduli untuk menyelamatkan nyawa."

Manning mengaku melakukan transmisi ratusan ribu dokumen ke WikiLeaks dan versi lebih rendah dari dakwaan membawa hukuman maksimal 20 tahun penjara.

Tuduhan paling serius terhadap Manning, yang konsekuensinya adalah hukuman seumur hidup, adalah bahwa dia "membantu musuh", khususnya al-Qaeda, karena informasi yang dibocorkannya dapat dengan mudah diakses di Internet.

Melawan pandangan ini, Coombs berpendapat bahwa WikiLeaks adalah organisasi berita yang sah setara dengan outlet berita internasional lainnya. "WikiLeaks tidak berbeda dari New York Times, tidak berbeda dari Guardian, tidak berbeda dari Der Spiegel dalam memberikan informasi," katanya. "Itulah fungsi pengawas pers. Itulah yang memang seharusnya dilakukan lembaga pers."

Ia menyatakan tuduhan "membantu musuh" adalah preseden yang berbahaya. Menurut dia, Manning berhati-hati dan selektif dalam pilihannya memberikan dokumen dan bahwa pengungkapan WikiLeaks memiliki dampak yang sangat terbatas pada kepentingan AS.

Sebaliknya, dia mengungkapkan fakta yang semestinya tak terjadi di kemudian hari. Coombs meminta hakim untuk menonton video yang dibocorkannya, tentang bagaimana helikopter Apache salah tembak dan membunuh fotografer media AS.

"Dari sudut pandang seorang pemuda melihat delapan orang dibantai dan apa yang sekarang kita ketahui sebagai kebenaran. Ada dua wartawan di sana, berdiri di sudut jalan dan ditembak seperti ikan. Anda harus melihat melalui mata seorang anak muda yang peduli tentang kehidupan manusia," katanya.

Argumentasi ini disampai selama dua hari persidangan di ruang sidang di Fort Meade. Selama persidangan, Manning yang tampil berseragam lebih banyak diam.

Dalam pengadilan tanpa juri atas permintaan Manning sendiri, pria 25 tahun menghadapi hukuman penjara di tahanan militer tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat, ditambah total 154 tahun untuk rincian dakwaan lain.

GUARDIAN | TRIP B

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya