Pemimpin Oposisi Kamboja Kembali dari Pengasingan  

Reporter

Jumat, 19 Juli 2013 15:54 WIB

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen. (AP Photo/Heng Sinith)

TEMPO.CO, Phnom Pen - Pemimpin oposisi Kamboja, Sam Rainsy, kembali dari pengasingan guna melawan Perdana Menteri Hun Sen dalam pemilihan umum pada 28 Juli 2013. Kedatangannya disambut ribuan pendukungnya.

Pendukung Sam Rainsy menyemut di lapangan terbang saat pesawat yang ditumpangi pemimpin Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP) itu mendarat di bandara ibu kota Phnom Penh pada Jumat, 19 Juli 2013.

Rainsy, yang telah mendapatkan pengampunan dari Raja Sihanouk sesuai permintaan Hun Sen beberapa hari lalu, tinggal di Prancis sejak 2009. Pria ini pernah mendekam dalam penjara selama 11 tahun setelah diadili secara in absentia. Namun, menurut dia, proses peradilan tersebut berbau politik. Salah satunya, Rainsy dianggap bersalah lantaran menerbitkan peta perbatasan dengan Vietnam.

Ketika tiba di bandara, Rainsy mencium tanah karena telah kembali dari pengasingan setelah melakukan penerbangan melalui Bangkok. "Saya sangat bahagia. Saya kembali untuk menyelamatkan bangsa bersama kalian semua," katanya kepada para penyokongnya, sebelum menuju Taman Demokrasi, tempat dia berpidato.

Pemerintah Kamboja dalam keterangannya kepada AFP mengatakan, permohonan maaf Rainsy diajukan oleh Hun Sen dalam rangka semangat rekonsiliasi. "Rainsy sesungguhnya tidak berhak menjadi seorang calon (anggota parlemen) dalam pemilihan umum 28 Juli 2013."

Hun Sen memegang kekuasaan selama 28 tahun. Dia merupakan perdana menteri terlama di dunia yang memegang kekuasaan sejak 1985. Dalam pemilihan umum yang akan berlangsung beberapa hari lagi, diperkirakan dia bakal menang lagi. Hingga saat ini, partainya menguasai 90 kursi dari 123 kursi yang ada di Dewan Nasional (Parlemen).

Kepulangan pemimpin oposisi ini kuat dugaan terkait dengan tekanan pemerintah Amerika Serikat. Melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, negeri adidaya itu menyerukan agar penguasa Kamboja mengizinkan tokoh oposisi, Rainsy, kembali tanpa merasa takut atas keselamatan dirinya.

Pekan lalu, sejumlah anggota Senat Amerika Serikat mengusulkan agar bantuan ke Kamboja dipotong bila pemilihan umum yang digelar pada 28 Juli 2013 tidak berlangsung bebas dan jujur.

Pada pemilihan umum terakhir, 2008, Kamboja mendapatkan kritik tajam dari tim pemantau Uni Eropa karena dianggap tidak memiliki standar internasional. Menurut tim pemantau, partai pemerintah mendominasi media dan Komite Pemilihan Nasional, termasuk puluhan ribu orang tidak mendapatkan hak pilih.

AL JAZEERA | BBC | CHOIRUL

Baca juga:
FPI Berlagak Jagoan, Warga Melawan
Begini Kronologi Bentrok FPI di Kendal
7 Bisnis Spektakuler Incaran Yusuf Mansur
Dahlan Iskan: Yusuf Mansur Mau Beli Bank Muamalat

Berita terkait

Hun Sen Bersumpah Pertahankan Jabatannya Hingga 10 Tahun Lagi

7 September 2017

Hun Sen Bersumpah Pertahankan Jabatannya Hingga 10 Tahun Lagi

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen minta semua warga asing tidak iri dirinya menjadi perdana menteri terlama di dunia.

Baca Selengkapnya

Janda Kamboja Percaya Anak Sapi Ini Jelmaan Suaminya

21 Juli 2017

Janda Kamboja Percaya Anak Sapi Ini Jelmaan Suaminya

Khim Hang, wanita Kamboja berusia 74 tahun ini percaya anak sapi itu adalah reinkarnasi suaminya yang wafat setahun lalu

Baca Selengkapnya

Hun Sen Ancam Perang Saudara Jika Partainya Kalah Pemilu

11 Mei 2017

Hun Sen Ancam Perang Saudara Jika Partainya Kalah Pemilu

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen mengancam perang saudara akan terjadi jika partainya tidak menang pemilu.

Baca Selengkapnya

Selebritas Kamboja Dilarang Tampil Setahun Gara-gara Terlalu Seksi

29 April 2017

Selebritas Kamboja Dilarang Tampil Setahun Gara-gara Terlalu Seksi

Selebritas Kamboja ini dilarang tampil selama setahun gara-gara terlalu seksi.

Baca Selengkapnya

Kamboja Larang Ekspor Air Susu Ibu

28 Maret 2017

Kamboja Larang Ekspor Air Susu Ibu

Pemerintah Kamboja mengeluarkan aturan larangan ekspor air susu ibu (ASI) dan menghentikan pengirimannya ke perusahaan Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Tak Sengaja Ancam PM Kamboja, Pria Ini Dihukum 2 Tahun Bui  

25 Februari 2017

Tak Sengaja Ancam PM Kamboja, Pria Ini Dihukum 2 Tahun Bui  

Seorang pria di Kamboja dihukum 2 tahun penjara gara-gara mengancam akan membunuh pemimpin negara itu lewat Facebook.

Baca Selengkapnya

Chevron Dipaksa Buka Video CCTV Penembakan Aktivis Kamboja

14 Februari 2017

Chevron Dipaksa Buka Video CCTV Penembakan Aktivis Kamboja

Pengadilan AS mengeluarkan surat paksa (subpoena) agar Chevron membuka rekaman CCTV tentang tewasnya aktivis Kamboja, Kem Ley.

Baca Selengkapnya

Yuk, Berkeliling Kamboja dengan Pengendara Ojek Cantik Ini

10 Februari 2017

Yuk, Berkeliling Kamboja dengan Pengendara Ojek Cantik Ini

Dengan moto "Mengantar Anda berkeliling bersama pengendara muda dan cantik," Moto Girl Tour kini menjadi salah satu usaha wisata di Kamboja

Baca Selengkapnya

Kamboja Akan Bangun Menara Kembar Tertinggi di Dunia

7 Januari 2017

Kamboja Akan Bangun Menara Kembar Tertinggi di Dunia

Dua perusahaan Cina sepakat membangun menara kembar 133 lantai atau 560 meter di Phnom Penh.

Baca Selengkapnya

Dua Eks Pemimpin Khmer Merah Dihukum Seumur Hidup

23 November 2016

Dua Eks Pemimpin Khmer Merah Dihukum Seumur Hidup

Pengadilan Kamboja yang didukung PBB membatalkan banding oleh dua mantan pemimpin Khmer Merah Nuon Chea dan Khieu Samphan.

Baca Selengkapnya