Stabilitas Politik Indonesia Makin Kondusif

Reporter

Editor

Kamis, 21 Oktober 2004 13:33 WIB

TEMPO Interaktif, Moskow: Mantan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Vladimir Plotnikov mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mampu memantapkan stabilitas politik negerinya ke arah yang lebih positif. Dia juga melihat, peluang bangsa Indonesia menggapai pertumbuhan ekonomi nasional semakin besar. "Ekonomi Indonesia pernah melaju pesat pada tahun 80-an. Indonesia sempat masuk kelompok Asian Tigers yang perkembangan ekonominya setiap tahun mencatat 7-8 persen. Peluang seperti itu sekarang ada," ujar Vladimir Plotnikov yang mengenal Indonesia sejak 1967 itu kepada koresponden Tempo di Moskow, Kamis (21/10).Plotnikov tidak meragukan modal asing yang lari dari Indonesia di masa krisis hebat 1997-1998 akan kembali seiring kondusifnya politik. Dia percaya, Sosilo Bambang Yudhoyono bersama Jusuf Kalla akan bekerja keras meningkatkan kesejahteraan rakyat. "Ketika saya bertemu, beliau memberikan pada saya kesan mendalam. Beliau seorang yang arif budiman dan tegas," puji bekas Konsulat Jenderal Keduataan Rusia di Surabaya tersebut.Plotnikov menambahkan, pemerintah Rusia tak akan menyia-nyiakan peluang ini. Dasar untuk kerja sama sudah ada. Menurut dia, landasannya adalah deklarasi hubungan persahabatan dan kemitraan yang diteken Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Megawati Soekarnoputri April 2003 lalu.Kerja sama yang sudah berjalan sekarang, antara lain pelatihan militer, kerja sama perbankan, pendidikan, dan kebudayaan. "Jumlah mahasiswa dari Indonesia yang belajar di Rusia terus bertambah. Begitu pula dengan wisatawan Rusia yang bertandang ke Indonesia terutama ke Bali, makin banyak jumlahnya," Plotnikov menyebut contoh wujud eratnya hubungan bilateral itu.Kerja sama konkrit lainnya, katanya, sejak 1999 kedua negara bersama-sama meningkatkan produksi minyak di beberapa lokasi di Sumatera. Andil Rusia di bidang teknologi, sedangkan Indonesia sebagai pengelola sumber alam minyak yang melimpah. Di sektor perdagangan, Plotnikov mencatat, nilainya mencapai US $ 500 juta. "Pokoknya banyak peluang kerja sama yang belum dimanfatkan," kata Vladimir Plotnikov. Svet Zakharov - Tempo

Berita terkait

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

17 jam lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

23 jam lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

1 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

7 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

8 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

10 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

11 hari lalu

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

Serangan Iran ke Israel menuai respon berbeda para pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya

Moskow Menyindir Israel yang Tak Pernah Mengutuk Serangan Ukraina ke Rusia

12 hari lalu

Moskow Menyindir Israel yang Tak Pernah Mengutuk Serangan Ukraina ke Rusia

Kementerian Luar Negeri Rusia merasa punya kewajiban mengutuk serangan rudal dan drone oleh Iran ke Israel pada Sabtu, 13 April 2024.

Baca Selengkapnya

Iran Panggil Duta Besar Inggris, Prancis dan Jerman karena Mengecam Serangan ke Israel

13 hari lalu

Iran Panggil Duta Besar Inggris, Prancis dan Jerman karena Mengecam Serangan ke Israel

Kementerian Luar Negeri Iran memanggil Duta Besar Inggris, Prancis dan Jerman di Teheran setelah ketiga negara mengecam serangan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Desak Dewan Keamanan PBB Bertindak atas Situasi di Timur Tengah

13 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Desak Dewan Keamanan PBB Bertindak atas Situasi di Timur Tengah

Kementerian Luar Negeri sangat prihatin atas eskalasi situasi keamanan di Timur Tengah menyusul Iran dan Israel yang sedang berkonflik.

Baca Selengkapnya