TEMPO.CO, Washington - Anggota kongres terkemuka dari Partai Republik mengusulkan rancangan undang-undang (RUU) baru, Senin 3 Juni 2013. Langkah ini diyakini akan memaksa Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk tetap mengoperasikan dan malah merenovasi penjara militer Guantanamo, meski ia sudah berjanji yang kedua kali untuk menutupnya.
Howard McKeon, Ketua Komite Angkatan Bersenjata DPR AS juga mengusulkan RUU Otorisasi Pertahanan 2014 yang akan melarang transfer tahanan ke Amerika Serikat atau negara-negara seperti Yaman tanpa jaminan tertentu kepada Kongres.
RUU ini juga akan memberikan kewenangan penggunaan US$ 247,4 juta untuk biaya pembangunan penjara itu, setelah ada peringatan dari militer bahwa fasilitas tahanan yang dibangun lebih dari satu dekade lalu di sana bisa runtuh.
"RUU ini mencegah pemerintah menutup fasilitas penahanan di Teluk Guantanamo," kata Adam Smith, seorang anggota Kongres dari negara bagian Washington dan politisi Demokrat, dalam pernyataannya.
Smith mengatakan perbaikan bangunan yang dimaksudkan oleh rancangan undang-undang itu termasuk membangun fasilitas permanen. "Ini adalah buang-buang uang dan kita harus menutup fasilitas mahal dan tidak perlu ini," katanya.
Ada 166 tahanan di penjara Guantanamo, sebagian besar di antaranya telah ditahan tanpa dakwaan selama lebih dari satu dekade. Sekitar 100 di antaranya melakukan aksi mogok makan sejak awal 2013, dan puluhan di antaranya dipaksa makan agar mereka tetap hidup.
Saat mulai berkantor di Gedung Putih pada 2009, Obama memerintahkan penutupan penjara di Teluk Guantanamo itu pada Januari 2010. Namun upaya itu gagal, sebagian karena Kongres memberlakukan larangan pengalihan tahanan ke negara lain.
Aksi mogok makan yang dilakukan para tahanan telah menekan Obama untuk bertindak. Bulan lalu ia berjanji lagi untuk menutup Guantanamo dan mengakhiri larangan pemindahan tahanan ke negaranya masing-masing.
Reuters | Abdul Manan
Berita terkait
Top 3 Dunia: NATO Soal Grup Wagner hingga AS Didesak Minta Maaf
28 Juni 2023
Top 3 dunia adalah NATO angkat suara soal kudeta Grup Wagner di Rusia, Pakistan protes pernyataan BIden-Modi hingga AS didesak minta maaf.
Baca SelengkapnyaPakar PBB Desak AS Minta Maaf kepada Tahanan Guantanamo
27 Juni 2023
Pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa menilai perlakuan pemerintah AS terhadap narapidana Teluk Guantanamo kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat manusia.
Baca Selengkapnya21 Tahun Penjara Guantanamo, 35 Pria Muslim Masih Ditahan Tanpa Dakwaan
12 Januari 2023
Menurut Amnesty International, 20 dari 35 tahanan yang tersisa di Guantanamo telah dibebaskan, tetapi tetap dikurung.
Baca SelengkapnyaNarapidana Tertua Guantanamo Saifullah Paracha Dibebaskan Setelah 19 Tahun
29 Oktober 2022
Saifullah Paracha, yang ditahan di Guantanamo sejak 2003 dan dituduh mendanai al-Qaeda, tidak pernah didakwa seperti kebanyakan tahanan di sana.
Baca SelengkapnyaTersangka Serangan 9/11 Dipulangkan dari Guantanamo, Nasib Hambali Belum Jelas
8 Maret 2022
Tersangka pembajak ke-20 dalam serangan 11 September 2001 atau Teror 9/11 dipulangkan ke Arab Saudi setelah ditahan selama 20 tahun di Guantanamo
Baca SelengkapnyaTandai Dua Dekade Penjara Guantanamo, Amerika Serikat Bebaskan Lima Tahanan
13 Januari 2022
Keputusan ini diambil saat penjara Guantanamo menandai 20 tahun sejak dibuka di bawah Presiden Amerika Serikat George W. Bush
Baca SelengkapnyaNasib Hambali di Guantanamo Belum Jelas, Permintaan Sidang di Luar Puasa Ditolak
21 Desember 2021
Nasib peradilan terdakwa kasus Bom Bali dan Bom JW Marriott, Encep Nurjaman atau Hambali, di Guantanamo, masih belum jelas.
Baca SelengkapnyaTeroris Bom Bali Hambali Mulai Jalani Persidangan, Ini Kata Keluarga di Cianjur
1 September 2021
Hambali, 58 tahun, mulai menjalani persidangan di Amerika.
Baca SelengkapnyaTeroris Bom Bali Hambali Jalani Sidang di Amerika, Ini Hal Yang Perlu Diketahui
31 Agustus 2021
Teroris dan tersangka teror bom di Bali serta Jakarta, Encep Nurjaman alias Hambali, menjalani persidangan di Amerika pada Senin kemarin, 30 Agustus
Baca SelengkapnyaTaliban Tunjuk Bekas Tahanan Guantanamo Jadi Menteri Pertahanan Afghanistan
26 Agustus 2021
Taliban menunjuk Mullah Abdul Qayyum Zakir sebagai menteri pertahanan sementara Afghanistan.
Baca Selengkapnya