Bom Boston Marathon versi Pelajar Indonesia di AS  

Reporter

Editor

Pruwanto

Senin, 22 April 2013 05:39 WIB

Anggota FBI dan Polisi Boston berjaga di depan rumah yang terletak di jalan Franklin 67, Watertown, Massachusetts, (20/4). Dibelakang rumah ini terdapat perahu, tempat Dzhokhar Tsarnaev, pelaku bom Boston Marathon bersembunyi. REUTERS/Lucas Jackson

TEMPO.CO, Jakarta -Seorang pelajar pascasarjana di Boston University asal Indonesia Amir Karimuddin, menyatakan pengebom Boston tinggal di kawasan tempat tinggal orang Indonesia di Cambridge. "Mereka tinggal di Cambridge, di mana banyak orang Indonesia yang tinggal dan bersekolah di kawasan tersebut, termasuk Harvard dan MIT," ujarnya melalui pesan elektronik kepada Tempo, Ahad, 21 April 2013.

Ia mengungkapkan, saat ini masyarakat di sana ramai membicarakan kedua tersangka. Menurut masyarakat, kata Amir, kedua tersangka sehari-hari tampak baik dan normal. Terlebih, ia melanjutkan, selama ini Boston dikenal sebagai kota yang damai, tenang, dan memiliki keanekaragaman serta toleransi beragama yang tinggi.

"Komunitas Muslim di Boston termasuk besar, aktif, dan berasal dari berbagai etnis bangsa," ujarnya.

Sesaat sebelum kejadian, Amir bersama istri dan putranya sedang berada di sebuah playground anak-anak yang letaknya berjarak enam stasiun dari lokasi kejadian. Semula mereka ingin bermain di dekat lokasi garis finish Boston Marathon, setelah sempat ikut menyemangati para pelari di tengah rute. Namun, kata dia, kondisi kereta penuh dan tidak memungkinkan bagi Amir dan keluarganya untuk berangkat ke sana.

Ketika hendak pulang, Amir melihat kepanikan. Ia mengungkapkan, mobil-mobil polisi Boston ngebut di jalan, termasuk para polisi yang menggunakan kendaraan pribadi karena sedang off-duty. Ia pun mendengar suara helikopter polisi.

Amir sempat berpikir sedang terjadi kebakaran. "Tapi ternyata ketika melihat Twitter, kami mendapati adanya ledakan di ujung finish Boston Marathon," kata dia. Kondisi Boston sesudah bom meledak, ia melanjutkan, secara umum bingung dan panik. Kondisi jalanan pun mendadak sepi.

"Puncaknya tentu waktu pengejaran tersangka," ujar pelajar berusia 31 tahun yang juga berkerja untuk blog teknologi, DailySocial.net. Saat pengejaran tersangka dilakukan, Amir mengungkapkan, warga diharuskan tinggal di rumah dan sarana transportasi berhenti beroperasi sehari penuh.

Amir tinggal di Newton, cukup dekat dengan tempat pencarian tersangka di Watertown. "Greater Boston terasa mencekam dan seperti kota mati selama sehari penuh," ujarnya.

MARIA YUNIAR

Topik Hangat:
Ujian Nasional
| Bom Boston | Lion Air Jatuh | Preman Yogya | Prahara Demokrat


Berita Terpopuler

Inilah Formatur Baru Partai Demokrat

Tersangka Bom Boston Ngetwit Setelah Ledakan

X-Factor, Fatin Sidqia Aman karena Simpati

Curahan Hati Ibu Tersangka Bom Boston



Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya