TEMPO.CO, Kairo - Konstitusi baru Mesir yang penuh kontroversi tampaknya bakal disetujui, berdasar hasil tidak resmi referendum. Hasil yang dilaporkan oleh media pemerintah menunjukkan bahwa sekitar 63 persen pemilih mendukung konsitusi selama dua putaran pemungutan suara.
Kritikus mengatakan konstitusi baru, yang memicu protes massa, mengkhianati revolusi yang menggulingkan Hosni Mubarak. Sebaliknya, pendukung Presiden Mohammed Morsi dari kubu Islam mengatakan bahwa konstitusi akan mengamankan demokrasi dan mendorong stabilitas.
Hasil resmi baru akan diumumkan Senin. Jika konsitusi disetujui, pemilihan parlemen harus berlangsung dalam tiga bulan.
Konstitusi baru disebut-sebut sangat menentukan masa depan Mesir. Di dalamnya mengatur hubungan rakyat, kewenangan presiden, dan lembaga-lembaga negara lainnya. Namun, pihak oposisi mengatakan bahwa konstitusi akan membawa negara dalam kerangka kubu Islam.
Tingkat partisipasi dalam referendum putaran kedua diperkirakan hanya 30 persen. Pihak oposisi mengatakan pemungutan suara putaran kedua diwarnai beberapa pelanggaran, termasuk TPS yang telat buka dan kubu islamis yang berusaha untuk mempengaruhi pemilih, kata oposisi.
Babak kedua diselenggarakan di 17 provinsi yang tidak memilih pada putaran pertama pada 15 Desember.
BBC | TRIP B
Berita terkait
Menuju Perbaikan Hubungan, Menlu Mesir dan Turki Bertemu di Kairo
18 Maret 2023
Turki memutuskan hubungan dengan Mesir setelah penggulingan Mohamed Mursi dari Ikhwanul Muslimin yang didukung Ankara.
Baca SelengkapnyaPengadilan Mesir Vonis 12 Tokoh Ikhwanul Muslimin Hukuman Mati
15 Juni 2021
Pengadilan sipil tertinggi Mesir menguatkan vonis hukuman mati untuk 12 tokoh senior Ikhwanul Muslimin atas kerusuhan 2013 lalu
Baca SelengkapnyaMesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca Selengkapnya