Khaled Mashaal. AP/Mohammed al-Hams, Hamas Media Office
TEMPO.CO, Gaza - Pemimpin tertinggi Hamas, Khaled Mashaal, memutuskan mundur untuk memuluskan pemilihan pemimpin baru. Ini merupakan pemilihan pemimpin pertama dalam 15 tahun terakhir.
Seperti dikutip The Guardian, Selasa, 25 September 2012, orang kepercayaan Mashaal, Izzat Risheq, mengatakan dalam sebuah pertemuan di Kairo, Mesir, beberapa waktu lalu, ia mengatakan tidak akan ikut pemilihan. Hal tersebut dibenarkan oleh Moussa Abu Marzouk, wakil Mashaal.
Mashaal tetap akan berada di posisinya sampai pemimpin baru terpilih. Kemungkinan besar pemimpin baru sudah terpilih pada akhir tahun ini.
Sejumlah pejabat Hamas mengatakan pergantian pemimpin ini tidak akan mengubah pendekatan konfrontasi terhadap Israel. Sebab, dalam akta pendiriannya, disebutkan bahwa negara Yahudi itu harus dihancurkan dan para pemimpin gerakan itu menolak upaya damai dengan Israel yang dilakukan Palestina.
Mashaal mundur saat Hamas sedang guncang. Sejumlah pejabat Hamas mengatakan ada beberepa faktor yang membuat Mashaal mundur, di antaranya gelombang Musim Semi Arab kawasan tersebut.
Mashaal memimpin Hamas sejak 1996. Ia ikut membangun gerakan itu menjadi pasukan yang disegani. Di bawah kepemimpinannya, Hamas melancarkan sejumlah bom bunuh diri yang menewaskan ratusan orang dalam satu dekade terakhir. Ia lolos dari percobaan pembunuhan yang dilakukan Israel pada 1997. Hamas dicap sebagai organisasi terois oleh Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
Jalinan aliansi dengan Iran dan Suriah membuat Hamas menjadi pemain politik penting. Hamas memenangi pemilu legistalif Palestina pada 2006. Setelah berupaya berbagi kekuasaan dengan Fatah, Hamas menguasai jalur Gaza pada 1997. Sedangkan Mahmoud Abbas dari Fatah memerintah di Tepi Barat. Hingga kini, kedua faksi belum berhasil melakukan rekonsiliasi.