Pejuang pemberontak Libya di kota Tripoli, Senin (22/8). Tekanan terhadap Muammar Qadhafi, setelah dibombardir oleh pasukan NATO, kian kuat. Kini, para pemberontak mulai menguasai sebagian besar Tripoli. Reuters/Bob Strong
TEMPO Interaktif, DEN HAAG: -Jaksa penuntut pada Pengadilan Pidana Internasional (ICC), Luis Moreno Ocampo, menyatakan segera menginvestigasi NATO bersama pasukan pemberontak dan pasukan keamanan pro-rezim. Seluruhnya diinvestigasi atas tuduhan melanggar hukum perang selama aksi penjatuhan Kolonel Muammar Qadhafi.
Selain tuduhan terhadap Qadhafi dan keluarganya, ada sejumlah tuduhan yang mempermasalahkan keterlibatan Barat dan aliansinya di bawah konsiderasi Dewan Transisi Nasional (NTC).
"Tuduhan itu mencakup pelanggaran kriminal oleh pasukan NATO, NTC, serta pasukan pro-Qadhafi," ujar Moreno Ocampo kemarin. "Semua tuduhan akan dibuktikan seluruhnya oleh jaksa.”
Sebelumnya, seorang jenderal sewaktu Qadhafi berkuasa bernama Khaled Hemid pernah mengajukan gugatan ke pengadilan sipil Belgia. Ia menuduh NATO membunuh istri dan tiga anaknya dalam serangan udara pada 20 Juni lalu di dekat Kota Surman.
Sementara itu, tuduhan terhadap anak Qadhafi, Saif Al-Islam, yang saat ini mencoba kabur dari Libya, terus dilanjutkan. Ia hendak kabur dengan pertolongan tentara bayaran. Menurut Ocampo, lembaganya telah menerima informasi dari seseorang yang memiliki hubungan dengan Saif. "Pernyataan itu mengenai kondisi legal yang mencantumkan kemungkinan Saif untuk menyerah," ujarnya.
Pertanyaan yang muncul berikutnya, menurut Ocampo, adalah apa yang akan terjadi bila Saif muncul sebelum adanya putusan juri serta kemungkinan adanya pembebasan. "Pengadilan harus bisa menjelaskan dasar hukumnya berdasarkan hukum yang tercantum dalam Statuta Roma," ujarnya.
Ocampo meminta hakim untuk memerintahkan negara yang diduga menjadi lokasi pelariannya agar mengeluarkan surat perintah ekstradisi, serta meminta informasi pasukan yang memfasilitasi pelarian Saif. "Kami juga menyeru negara lain untuk menggagalkan pelariannya.”
The Daily Telegraph | Vancouver Sun | Cheta Nilawaty