TEMPO Interaktif, Tokyo - Media Jepang kemarin melaporkan sejumlah pekerja Tokyo Electric Power Company (TEPCO), operator Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi, telah terpapar radiasi sedikitnya 250 milisieverts. Maksimum dosis yang bisa ditoleransi manusia adalah 100 milisieverts. Radiasi paparan merambat hingga 250 milisieverts sejak krisis nuklir terjadi.
Para pekerja itu terpapar ketika bekerja di dalam pusat ruang kendali PLTN dan di luar gedung reaktor. Laporan-laporan itu menyebutkan para pekerja kedapatan dengan level radioaktif iodine di kelenjar tiroid mereka 10 kali lebih tinggi dari pekerja biasa.
TEPCO menyebutkan telah melakukan pengukuran internal paparan radiasi kepada seluruh pekerjanya yang terlibat dalam kerja darurat di PLTN itu yang rusak oleh gempa dan tsunami pada 11 Maret lalu. Perusahaan itu sudah memberi catatan kepada badan energi atom pemerintah soal kemungkinan problem baru. Dalam sebuah pernyataan badan itu mengkonfirmasi bahwa, “Kelenjar tiroid dua pekerja pria menunjukkan level tinggi radiasi (iodine-131).”
Kantor berita Jiji Press melaporkan dua pekerja itu telah menghentikan aktivitasnya di PLTN dan saat ini tidak sakit. Mereka akan menjalani pengecekan lanjutan. Bila memang terpapar, itu akan menandai kasus pertama ekses paparan radiaso di antara ratusan pekerja darurat yang berjuang mengendalikan PLTN tersebut.
Baik pemerintah maupun TEPCO tengah dalam tekanan agar membuka informasi yang cukup soal dosis radiasi dan risiko-risikonya. “Problemnya adalah terlalu banyak kebijakan yang difokuskan pada perlindungan TEPCO dan tidak cukup dalam hal (kepentingan) publik,” ujar Kiyoshi Kurakawa, seorang dokter mantan penasihat ilmu pengetahuan ke pemerintah pada 2006-2008.
Paparan radiasi hingga 250 milisieverts setara lebih dari dari paparan 400 sinar X ke perut. Para pakar terbelah soal dampak kesehatan jangka panjang, tapi paparan tinggi radiasi terkait risiko tinggi kanker.
Sementara itu, beberapa jajak pendapat menunjukkan ketidakpercayaan masyarakat meningkat. Survei yang digelar Fuji Television Network kemarin menunjukkan hampir 85 persen responden bilang pihak yang mengoperasikan PLTN yang rusak tengah menghadapi krisis parah. Gempa dan tsunami merusak sistem pendingin krusial di pembangkit itu yang menyebabkan krisis nuklir terburuk sejak bencana Chernobyl 1986.
Fuji TV mengatakan sebanyak 81 persen responden bilang mereka tidak mempercayai pemerintah soal krisis. Sekitar 78 persen mengatakan Perdana Menteri Naoto Kan tidak memiliki kepemimpinan baik dalam penanganan bencana. Dia menghadapi desakan mundur, bahkan dari dalam partainya sendiri. Partai-partai oposisi diduga bakal mengajukan satu mosi tidak percaya kepada Kan paling cepat Kamis pekan ini.
REUTERS | AP | DA
Berita terkait
Indonesia Tawarkan Peluang Investasi Kawasan Industri ke Jepang
29 September 2017
Indonesia membuka peluang kerja sama kawasan industri dengan Jepang.
Baca SelengkapnyaDefisit Jepang pada 2012 Cetak Rekor
24 Januari 2013
Pemerintah Bank Sentral Jepang sepakat tambah dana stimulus untuk memulihkan perekonomian.
Baca SelengkapnyaTren di Jepang, Lelaki Memilih Lajang
5 Desember 2012
Masalah keuangan menjadi salah satu alasan pria Jepang melajang.
Baca SelengkapnyaTerowongan Ambruk, Sedikitnya Lima Orang Tewas
2 Desember 2012
Terowongan Sasago, dengan panjang 4 kilometer, berada di Jalan Raya Chou di Otsuki, sekitar 80 kilometer di sebelah barat Tokyo.
Baca SelengkapnyaTokyo Skytree, Menara Tertinggi di Dunia
22 Mei 2012
Memiliki tinggi dua kali lipat dibandingkan dengan Menara Eiffel.
Baca SelengkapnyaMembunuh, Tiga Warga Jepang Dihukum Gantung
29 Maret 2012
Cina paling banyak menjatuhkan hukuman gantung.
Baca SelengkapnyaOperasi Bypass Kaisar Akihito Lancar
18 Februari 2012
Operasi jantung bypass Kaisar Akihito berjalan sukses.
Baca SelengkapnyaJantung Memburuk, Kaisar Akihito Dioperasi Bypass
18 Februari 2012
Kaisar Jepang Akihito menjalani operasi jantung di rumah sakit Universitas Tokyo.
Baca SelengkapnyaRenovasi Pembangkit Nuklir, Jepang Bail Out Tepco
8 Desember 2011
Bailout ini mengakhiri predikat Tepco sebagai perusahaan
independen.
Pusuke, Anjing Tertua di Dunia Mati
7 Desember 2011
Anjing tertua sebelumnya berasal dari Australia, mati pada 1939.
Baca Selengkapnya