Ekuador Perpanjang Status Keadaan Darurat

Reporter

Editor

Rabu, 6 Oktober 2010 11:56 WIB

Presiden Rafael Correa berhasil dibebaskan Militer dari rumah sakit di Quito.(reuters.com)
TEMPO Interaktif, Quito -Pemerintah Ekuador telah memperpanjang status negara dalam keadaan darurat mulai hari ini dan para tentara menggantikan polisi yang mengawal Kongres setelah revolusi berdarah oleh sejumlah perwira pekan lalu karena memprotes pemotongan bonus mereka.

Para polisi yang marah turun ke jalan-jalan di negara anggota OPEC itu pada Kamis tengah malam pekan lalu (Jum'at pagi WIB), menahan Presiden Rafael Correa di sebuah rumah sakit selama beberapa jam hingga dia berhasil dibebaskan oleh satuan komando militer dalam sebuah baku tembak.

Correa, figur penganut kiri yang beraliansi dengan Presiden Venezuela Hugo Chavez, menganggap insiden itu sebagai percobaan kudeta. Oposisi menyatakan klaim dipakai oleh pemerintah untuk membenarkan langkah-langkah otoriter.

"Karena peristiwa menyedihkan 30 September," kata surat dari Kongres untuk Kementerian Pertahanan pengangkut personel lapis baja sebagai berkerumun di sekitar Ibukota. "Kami meminta Anda untuk mentransfer keamanan anggota Legislatif dengan tentara. "

Satu blok dari gedung parlemen, sebuah pesan grafiti disemprot dengan cat biru cerah di dinding putih bertanya, "Apakah polisi adalah teman-teman Anda?"

Popularitas Correa telah meningkat 5 poin persen menjadi 58 persen setelah kekerasan pekan lalu, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan kemarin oleh Cedatos-Gallup. Tapi hanya separuh responden setuju dengan pemerintah bahwa protes sebesar itu adalah upaya kudeta.

Surat itu mengatakan bahwa Kongres ingin militer untuk menangani keamanan kongres seiring keadaan siaga dinyatakan oleh Correa tetap berlaku.

Keputusan, yang berakhir pada tengah malam Selasa, telah diperpanjang hingga Jumat dengan perintah baru presiden agar Kongres menunda suatu debat yang dijadwalkan Selasa soak RUU kuangan publik. Sejauh ini Correa mendapat dukungan dari 124 anggota Kongres Ekuador. Tapi agenda legislatifnya menghadapi kebuntuan karena ketidaksetujuan di dalam koalisinya soal RUU tersebut.

Reuters | CNN | dwi arjanto

Berita terkait

Gempa Ekuador, 1.700 Orang Masih Hilang

20 April 2016

Gempa Ekuador, 1.700 Orang Masih Hilang

Untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan jumlah korban hilang sejak gempa berkukatan 7,8 skala Richter itu menggoyang pantai Pasifik, Ekuador.

Baca Selengkapnya

Gempa Ekuador, Bantuan dari Luar Terus Berdatangan  

20 April 2016

Gempa Ekuador, Bantuan dari Luar Terus Berdatangan  

Presiden Rafael Correa mengatakan biaya pemulihan kota diperkirakan mencapai triliunan dolar.

Baca Selengkapnya

Ekuador Usir Staf Militer Kedutaan Besar AS  

25 April 2014

Ekuador Usir Staf Militer Kedutaan Besar AS  

Sekitar 20 staf Departemen Pertahanan di Kedutaan Besar AS di Quito meninggalkan negara itu akhir bulan ini.

Baca Selengkapnya

Gunung Berapi di Ekuador Meletus  

6 April 2014

Gunung Berapi di Ekuador Meletus  

Gunung berapi di Ekuador memuntahkan abu setinggi 10 kilometer.

Baca Selengkapnya

Rafael Correa Menangkan Pemilu Ekuador  

18 Februari 2013

Rafael Correa Menangkan Pemilu Ekuador  

Berhasil menjalankan program sosial dan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Mengapa Ekuador Beri Suaka pada Assange?  

17 Agustus 2012

Mengapa Ekuador Beri Suaka pada Assange?  

Menurut beberapa analis, Assange meminta perlindungan ke Ekuador karena dia tahu dia bisa mengandalkan Presiden Ekuador, Rafael Correa, untuk membantu

Baca Selengkapnya

Polisi Inggris Kepung Kedutaan Ekuador  

17 Agustus 2012

Polisi Inggris Kepung Kedutaan Ekuador  

Operasi mencegah Assange keluar Inggris ini menelan biaya sekitar 50 ribu pound sterling (setara Rp 749 juta) sehari.

Baca Selengkapnya

Ekuador Beri Suaka bagi Pendiri Wikileaks  

17 Agustus 2012

Ekuador Beri Suaka bagi Pendiri Wikileaks  

Pemberian suaka itu dilakukan setelah Assange mengungsi ke kantor Kedutaan Ekuador di London selama dua bulan.

Baca Selengkapnya

Ibu Pendiri Wikileaks Minta Suaka untuk Assange  

30 Juli 2012

Ibu Pendiri Wikileaks Minta Suaka untuk Assange  

Menanggapi permintaan Christine Assange, pemerintah Ekuador menyatakan tengah mempertimbangkannya.

Baca Selengkapnya

Presiden Ekuador Belum Putuskan Suaka bagi Assange  

21 Juni 2012

Presiden Ekuador Belum Putuskan Suaka bagi Assange  

Presiden Ekuador, Rafael Correa, menyatakan pemerintahnya akan mempertimbangkan dengan serius permintaan suaka bos Wikileaks itu.

Baca Selengkapnya