Kejaksaan Minta Presiden Kolombia Diekstradisi

Reporter

Editor

Rabu, 4 Agustus 2010 11:57 WIB

Juan Manuel Santos. AP/Fernando Llano
TEMPO Interaktif, Quito - Kejaksaan Ekuador, Selasa, menyampaikan permintaanya agar presiden Kolombia Juan Manuel Santos diekstradisi atas pengeboman terhadap kamp gerilyawan di sisi perbatasan Ekuador, Maret 2008.

Santos, terpilih dalam pemilihan umum Juni dan akan diambil sumpahnya Sabtu, menjabat sebagai menteri pertahanan Kolombia saat terjadi konflik di perbatasan. Bos tertinggi gerilaywan Kolombia, Raul Reyes, tewas dalam bentrok bersenjata tersebut namun menimbulkan krisis diplomatik antarkedua negara.

"Permintaan disampaikan beberapa waktu lalu," kata Jaksa negara Carlos Jimenez kepada Reuters melalui telepon.

Permohonan tersebut harus sesuai dengan sistem peradilan Ekuador. Sementinya permintaan ekstradisi disampaikan melalui Mahkamah Agung. Kolombia dipastikan akan menolak permintaan permohonan itu.

Presiden Ekuador Rafael Correa memutuskan hubungan diplomatik dengan Kolombia usai konflik perbatasan, namun tetap akan hadir dalam acara pelantikan Santos.

Hubungan Bogota dengan pemerintahan kiri di kawasan menimbulkan kegentingan atas perbedaan politik dengan presiden Kolombia sebelumnya Alvaro Uribe selaku sekutu militer utama Amerika Serikat.

Bulan lalu, Venezuela memutus hubungan diplomatik dengan Bogota usai Uribe menuduh negara tetangganya itu menoleransi kehadiran gerilyawan Kolombia di negaranya. Tuduhan ini dibantah oleh pemimpin Venezuela Hugo Chavez.

REUTERS | CHOIRUL




Berita terkait

Gempa Ekuador, 1.700 Orang Masih Hilang

20 April 2016

Gempa Ekuador, 1.700 Orang Masih Hilang

Untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan jumlah korban hilang sejak gempa berkukatan 7,8 skala Richter itu menggoyang pantai Pasifik, Ekuador.

Baca Selengkapnya

Gempa Ekuador, Bantuan dari Luar Terus Berdatangan  

20 April 2016

Gempa Ekuador, Bantuan dari Luar Terus Berdatangan  

Presiden Rafael Correa mengatakan biaya pemulihan kota diperkirakan mencapai triliunan dolar.

Baca Selengkapnya

Ekuador Usir Staf Militer Kedutaan Besar AS  

25 April 2014

Ekuador Usir Staf Militer Kedutaan Besar AS  

Sekitar 20 staf Departemen Pertahanan di Kedutaan Besar AS di Quito meninggalkan negara itu akhir bulan ini.

Baca Selengkapnya

Gunung Berapi di Ekuador Meletus  

6 April 2014

Gunung Berapi di Ekuador Meletus  

Gunung berapi di Ekuador memuntahkan abu setinggi 10 kilometer.

Baca Selengkapnya

Rafael Correa Menangkan Pemilu Ekuador  

18 Februari 2013

Rafael Correa Menangkan Pemilu Ekuador  

Berhasil menjalankan program sosial dan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Mengapa Ekuador Beri Suaka pada Assange?  

17 Agustus 2012

Mengapa Ekuador Beri Suaka pada Assange?  

Menurut beberapa analis, Assange meminta perlindungan ke Ekuador karena dia tahu dia bisa mengandalkan Presiden Ekuador, Rafael Correa, untuk membantu

Baca Selengkapnya

Polisi Inggris Kepung Kedutaan Ekuador  

17 Agustus 2012

Polisi Inggris Kepung Kedutaan Ekuador  

Operasi mencegah Assange keluar Inggris ini menelan biaya sekitar 50 ribu pound sterling (setara Rp 749 juta) sehari.

Baca Selengkapnya

Ekuador Beri Suaka bagi Pendiri Wikileaks  

17 Agustus 2012

Ekuador Beri Suaka bagi Pendiri Wikileaks  

Pemberian suaka itu dilakukan setelah Assange mengungsi ke kantor Kedutaan Ekuador di London selama dua bulan.

Baca Selengkapnya

Ibu Pendiri Wikileaks Minta Suaka untuk Assange  

30 Juli 2012

Ibu Pendiri Wikileaks Minta Suaka untuk Assange  

Menanggapi permintaan Christine Assange, pemerintah Ekuador menyatakan tengah mempertimbangkannya.

Baca Selengkapnya

Presiden Ekuador Belum Putuskan Suaka bagi Assange  

21 Juni 2012

Presiden Ekuador Belum Putuskan Suaka bagi Assange  

Presiden Ekuador, Rafael Correa, menyatakan pemerintahnya akan mempertimbangkan dengan serius permintaan suaka bos Wikileaks itu.

Baca Selengkapnya