Aparat keamanan menodongkan senjata kesekelompok pria dalam kerusahan etnis di Osh, Kyrgyzstan. REUTERS
TEMPO Interaktif, Bishkek - Pemerintah sementara Kyrgyzstan, yang tengah berjuang mengatasi kekerasan etnik dan menyiapkan polisi dan militer yang tangguh, telah meminta Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) mengirimkan satuan polisi internasional. Tujuannya agar ditempatkan di negeri Asia Tengah tersebut.
Itu adalah permintaan keempat oleh sejumlah negara yang mengalami destabilitasi pemerintahan, yang gagal mengatasi kekerasan etnik di kawasan selatan yang telah menewaskan ribuan warga, mayoritas etnik Uzbek dan menimbulkan krisis pengungsi.
OSCE akan memutuskan permintaan itu saat sidang perwakilan dari lusinan anggota digelar pada 1 Juli nanti. Demikian menurut Andrew Tesoriere, duta besar kelompok itu di Ibukota Bishkek, Kamis petang waktu setempat (dinihari tadi WIB). Tim pendahuluan sudah tiba kemarin. Namun Tesoriere menambahkan, jika intervensi disetujui, tim-tim polisi Eropa belum akan tiba hingga pertengahan bulan depan.
Pemerintah Amerika Serikat telah mengirim Robert Blake sebagai tuusan ke Kirgistan. Ia dijadwalkan bertemu dengan para pejabat negara itu Jumat dan Sabtu mendatang.
Presiden sementara Kirgistan Roza Otunbayeva hari ini memperkirakan jumlah korban tewas berlipat ganda ketimbang angka resmi yang dilansir pihaknya saat ini. Sejauh ini, korban terbunuh akibat empat hari kerusuhan etnis itu 176 orang.