Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon memerintahkan pembentukan tim yang juga beranggotakan wakil dari Amerika Serikat, Turki, dan Israel. Namun, pemimpin Hamas di Libanon, Usamah Hamdan, ragu komisi itu bisa membuat Israel jera. Pria kelahiran Gaza ini merujuk pada rekomendasi tim pencari fakta PBB atas Perang Gaza yang menyatakan Israel melakukan kejahatan kemanusiaan selama 22 hari menggempur wilayah itu.
Berikut ini penuturan Usamah, yang menetap di Libanon sejak 1998, saat dihubungi Faisal Assegaf melalui telepon selulernya kemarin.
Israel menyatakan berhak menghalangi bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza karena sekarang dikuasai oleh Hamas yang dicap teroris. Apa komentar Anda?
Saya yakin mereka ingin menunjukkan siapa teroris yang sebenarnya. Dengan menyerang kapal misi kemanusiaan buat Gaza, dunia internasional mengetahui Israel-lah yang teroris, bukan Hamas.
Apakah komisi investigasi bentukan PBB nantinya bisa membuat Israel jera?
Semua orang tahu Israel selalu kebal terhadap hukum internasional. Mereka mendapat dukungan dari negara-negara besar di PBB sehingga selalu lolos dari sanksi. Karena itu, saya yakin semua orang di dunia ini telah kehilangan kepercayaan terhadap PBB. Jadi pembentukan komisi penyelidikan itu tidak akan efektif.
Israel mengklaim ada lima penumpang yang tersangkut organisasi teroris seperti Hamas. Anda percaya tuduhan itu?
Mereka harus tahu bahwa Hamas bukan organisasi teroris. Hamas adalah kelompok yang didukung oleh rakyat dari negara-negara Arab dan muslim serta orang-orang yang bebas. Hamas adalah kelompok yang menentang penjajahan Israel dan mendukung perjuangan rakyat Palestina. Hamas adalah organisasi yang dihormati di pelbagai belahan dunia, termasuk di Amerika serikat dan Eropa.
Dengan insiden Mavi Marmara, seberapa cepat blokade atas Gaza bisa dicabut?
Saya pikir itu merupakan tanggung jawab masyarakat internasional. Mereka harus mendesak Israel agar segera mencabut blokade itu. Saya berharap usaha terus-menerus ini dapat berhasil.