Israel, si Pemicu Debat Urgen  

Reporter

Editor

Senin, 7 Juni 2010 23:10 WIB

TEMPO Interaktif, Jenewa

Conference Room XX , Palais des Nations, 2 Juni, pukul 15.00 waktu Jenewa..

Sebuah sidang dua hari baru saja rampung digelar. Pertemuan ini boleh dikata istimewa karena baru pertama kali digelar dalam sejarah Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (HAM PBB).

Berjudul Urgent Debate—selanjutnya kita sebut Debat Urgen—sidang dua hari ini membahas “situasi darurat” serangan Israel pada 31 Mei 2010 terhadap Kapal Marvi Marmara. Bersama 5 kapal lain, Marvi Marmara mengusung misi kemanusiaan Freedom Flotilla untuk Gaza, Palestina. Sekitar 600 relawan serta berbagai bantuan makanan dan obat-obatan dibawa dalam konvoi enam kapal itu untuk warga sipil di Gaza.

Saat hiruk-pikuk tengah berlangsung di Israel dan Palestina—di Jenewa, situasi tak kalah sibuknya. Semuanya bermula pada 31 Mei 2010, pukul 15:00 setempat. Kelompok Organisasi Konferensi Islam (OKI) mendadak mengadakan pertemuan Tingkat Duta Besar.

Mereka sepakat mengutus Indonesia mewakili Kelompok OKI serta Mesir mewakili Kelompok Arab untuk meminta Biro Dewan HAM mengagendakan Debat Urgen dalam Sesi ke-14 Sidang (Reguler) Dewan HAM yang tengah berjalan sejak 31 Mei – 18 Juni 2010.

Advertising
Advertising

Terdiri dari Belgia (Presiden Dewan HAM) serta Indonesia, Mesir, Slovenia dan Chile (Wakil Presiden Dewan HAM)—Biro segera bergerak. Hasilnya?

Pagi hari, 1 Juni 2010, Biro bersetuju mengagendakan Debat Urgen. Indonesia dan Mesir memerlukan waktu tiga hari penuh mulai dari menggerakkan kehadiran anggota hingga penutupan Debat Urgen pada 2 Juni pukul 15.00 waktu setempat.

Memang ada preseden sebelumnya untuk membahas kasus dengan skala sebesar ini dalam format "Sidang Khusus" (Special Session). Tapi Dewan HAM tengah menjalankan Sidang Reguler ke-14 kala itu. Dan berdasarkan rules of prosedural PBB, Sidang Khusus tak bisa diadakan secara paralel dengan Sidang Reguler. Maka Biro Dewan HAM berbulat kata menerima Debat Urgen—yang semula tidak ada dalam agenda persidangan reguler.

Siapa pemimpin Debat Urgen pertama ini?

Kamapradipta Isnomo, Sekretaris Pertama Bidang Politik dari PTRI Jenewa menuturkan kepada Tempo: “Debat Urgen adalah isu bernilai urgensi tinggi, maka dipimpin langsung oleh Presiden Dewan HAM ( Duta Besar Belgia Alex Van Meeuwen, Red).”

Mengambil tempat di Conference XX, inilah ruang konferensi paling modern di Palais des Nations (gedung PBB Jenewa, Red) Seniman kontemporer Spanyol yang masyur, Miguel Barcelo, memberi sentuhan khusus pada ruangan ini. Daya tampung Conference Room XX adalah 606 tempat duduk anggota delegasi dan 94 kursi bagi pers serta perwakilan publik.

Menurut Kama—begitu Kamapradipta biasa disebut, Debat Urgen ini melahirkan sebuah resolusi dengan 9 poin. Disahkan oleh Dewan HAM pada 2 Juni, resolusi tersebut mengandung dua poin penting yang berhasil digol-kan delegasi Indonesia.

Yakni meminta Presiden Dewan HAM membentuk dan memilih (anggota) Misi Pencari Fakta Independen Internasional guna melakukan penyelidikan (terhadap insiden Marvi Marmara, Red), serta melaporkan hasilnya ke Dewan HAM pada September 2010. Dan, meminta Israel—sebagai Occupying Power— bekerja sama dengan Komite Palang Merah Internasional untuk memastikan status, kondisi, serta keberadaan para relawan yang ditahan Israel.”

Dian Triansyah Djani, Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO dan Organisasi Internasional Lainnya di Jenewa, memimpin langsung Delegasi Indonesia. Di hadapan seluruh peserta sidang, Triansyah menegaskan, Resolusi ini mendesak Israel mencabut blokade Jalur Gaza terhadap askes bantuan kemanusiaan dari masyarakat dan organisasi internasional; mengutuk keras tindakan ilegal Israel di perairan internasional ; menyayangkan jatuhnya korban; serta meminta Israel bertanggung jawab atas tindakannya.

Resolusi 2 Juni ini didukung 32 negara termasuk Indonesia. Yang abstain—kebanyakan anggota Uni Eropa dan Jepang—9 negara. Amerika, Belanda dan Italia menolak. Dan ada 3 negara (dari Afrika) yang tak memberikan suara.

“Delegasi negara Anda dipimpin seorang negosiator tangguh—dan amat berpengalaman dalam negosiasi tingkat tinggi semacam ini,” ujar sumber Tempo, seorang diplomat asing yang turut hadir dalam Debat Urgen, saat dikontak dari Jakarta pada Senin 7 Juni—melalui sambungan langsung internasional. “Oleh karena itu, hasil Indonesia tidak mengejutkan saya,” dia menambahkan sembari tertawa.

Menurut Kamapradipta, keanggotaaan Indonesia di Dewan HAM PBB akan berakhir pada 18 Juni 2010. Tapi dia menekankan, “Indonesia akan berupaya menjadi anggota Dewan HAM lagi pada tahun 2011.”

Hermien Y. Kleden

Berita terkait

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

50 hari lalu

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

Uni Emirat Arab Tak Berniat Jadi Tuan Rumah COP29, setelah Putin Tolak Berlangsung di Eropa Timur

28 Oktober 2023

Uni Emirat Arab Tak Berniat Jadi Tuan Rumah COP29, setelah Putin Tolak Berlangsung di Eropa Timur

Uni Emirat Arab tidak akan menjadi tuan rumah perundingan iklim COP29 tahun depan.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB Kutuk Serangan Israel ke Rumas Sakit Al Ahli di Gaza Tewaskan 500 Orang, Ini Profil Antonio Guterres

21 Oktober 2023

Sekjen PBB Kutuk Serangan Israel ke Rumas Sakit Al Ahli di Gaza Tewaskan 500 Orang, Ini Profil Antonio Guterres

Sekjen PBB Antonio Guterres mengecam serangan Israel ke rumah sakit Al Ahli di Gaza yang menewaskan 500 orang. Ini seruannya untuk Israel dan Hamas.

Baca Selengkapnya

Perang Sudan: Satu Juta Orang Mengungsi, 40 Persen Penduduk Kelaparan

16 Agustus 2023

Perang Sudan: Satu Juta Orang Mengungsi, 40 Persen Penduduk Kelaparan

Perang Sudan menyebabkan lebih dari satu juta orang mengungsi dan 40 persen warganya kelaparan.

Baca Selengkapnya

Perang Bawa Petaka, PBB Sebut Satu Juta Orang di Sudan Mengungsi

16 Agustus 2023

Perang Bawa Petaka, PBB Sebut Satu Juta Orang di Sudan Mengungsi

Perserikatan Bangsa-Bangsa mencatat lebih dari 1 juta orang telah melarikan diri dari Sudan ke negara-negara tetangga.

Baca Selengkapnya

Peran Delegasi Kanada di Balik Penetapan Hari Laut Sedunia

8 Juni 2023

Peran Delegasi Kanada di Balik Penetapan Hari Laut Sedunia

Hari laut sedunia diinisiasi di Brasil oleh Delegasi Kanada dan secara resmi ditetapkan oleh PBB pada 2008

Baca Selengkapnya

7 April Hari Kesehatan Sedunia, Begini Lika-liku hingga Penetapannya

7 April 2023

7 April Hari Kesehatan Sedunia, Begini Lika-liku hingga Penetapannya

Tiap 7 April, Hari Kesehatan Sedunia diperingati oleh semua orang di seluruh dunia. Hari ini juga menjadi hari berdirinya WHO

Baca Selengkapnya

Asal-usul Pembentukan WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia

7 April 2023

Asal-usul Pembentukan WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia

WHO terbentuk setelah pengalaman masa Perang Dunia II, ketika banyak negara mengalami masalah kesehatan wabah penyakit dan kelaparan

Baca Selengkapnya

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

7 April 2023

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

Selalu diperingati pada 7 April, berdirinya World Health Organization diperingati jadi Hari Kesehatan Sedunia.

Baca Selengkapnya

Viral Petugas Keamanan PBB Berfoto di Depan Bendera Taliban

21 Januari 2023

Viral Petugas Keamanan PBB Berfoto di Depan Bendera Taliban

PBB meminta maaf atas beredarnya foto beberapa staf di depan bendera Taliban di Afghanistan.

Baca Selengkapnya