TEMPO Interaktif, Bishkek - Pemerintahan sementara Kyrgyzstan yang dipimpin mantan menteri luar negeri Roza Otunbayeva hanya akan berkuasa selama enam bulan. Kelompok oposisi di negara itu berhasil menggulingkan rezim Presiden Kurmanbek Bakiyev melalui unjuk rasa berdarah yang menewaskan 68 orang dan mencederai lebih dari 400 lainnya.
Otunbayeva meminta waktu selama itu untukj menyelesaikan persoalan yang ditinggalkan pemerintahan sebelumnya. “Anda dapat menybeut ini revolusi. Ini cara kami untuk mengatakan kami ingin keadilan dan demokrasi,” katanya dalam jumpa pers di gedung parlemen.
Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin sudah menelepon Otunbayeva. Ia menyatakan harapannya agar situasi politik di negara itu kembali stabil. Kantor Putin menyatakan oposisi kini mengontrol sepenuhnya Kyrgyzstan termasuk aparat penegak hukum dan tentara. Hanya saja, negara itu membutuhkan sokongan ekonomi.
Alhasil, pemilihan umum kemungkinan akan digelar dalam enam bulan mendatang.
Pemerintah sementara Kyrgyzstan, yang tengah berjuang mengatasi kekerasan etnik dan menyiapkan polisi dan militer yang tangguh, meminta Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) mengirimkan satuan polisi internasional. Tujuannya agar ditempatkan di negeri Asia Tengah tersebut.
Pemerintah Amerika Serikat telah mengirim Robert Blake sebagai tuusan ke Kirgistan. Ia dijadwalkan bertemu dengan para pejabat negara itu Jumat dan Sabtu mendatang.