Yousef: Aku Bangga Jadi Agen Israel  

Reporter

Editor

Kamis, 4 Maret 2010 13:10 WIB

Mosab Hassan. AP/Bebeto Matthews
TEMPO Interaktif, Mosab Hassan Yousef, putra sulung pemimpin senior Hamas, tak takut dibunuh karena jadi mata-mata pasukan keamanan Israel yang membunuh dan menahan aktivis Hamas. Agen Shin Bet ini menganggap Islam mengajarkan terorisme. Hal itu disampaikan dalam sebuah wawancara di New York, Rabu waktu setempat.

Saat ini dia masih bungkam, namun telah menulis kisahnya sebagai mata-mata dalam sebuah buku yang akan diterbitkan pekan ini dengan judul "Anak Hamas."

"Sejujurnya, pembunuhan bakal terjadi pada diriku," ujarnya dalam wawancara, Rabu, dengan The Associated Press. "Jika mereka ingin membunuhku, mereka akan melakukannya. Dan, mereka bertanggung jawab atas darahku."

Dalam memoarnya, putra pendiri Hamas ini mengaku sebagai aset terbaik Shin Bet, agen keamanan Israel dan dijuluki sebagai Pangeran Hijau, tanda silsilah dalam organisasi Hamas.

Pada saat wawancara yang berlangsung selama 50 menit di markas angkatan darat, Yousef menunjukkan gambar sejumlah pemimpin Hamas termasuk Kepala Politik Khaled Meshaal. Menurut pria 32 tahun ini, umur organisasi Hamas telah mencapai setengah abad. Dan, dia beranggapan bahwa Islam menganjurkan umatnya untuk membunuh.

"Itu bukan agama penuh damai," ujar Yousef, telah murtad ke Kristen. "Teroris terbesar adalah Tuhan Quran. Aku tahu ini akan bikin banyak orang marah dan tersinggung. Semakin Anda mengikuti langkah-langkah Islam, kian dekat menjadi teroris."

Yousef mengatakan, dia mulai bekerjasama dengan Shin Bet setelah dia ditahan dan menyaksikan kebrutalan Hamas di dalam penjara. Saat dia dibebaskan 1997, dia mulai bertemu dengan Shin Bet dan tertarik ke Kristen. Dia berpikir dengan bergabung bersama Shin Bet dapat melakukan banyak hal yang baik yakni mencegah korban di kalangan orang-orang Israel maupun Palestina. "Saya berusaha keras menghentikan pembunuhan."

Yousef, dalam bukunya, secara jelas menceritakan nikmatnya bergabung dengan Shin Bet dan mendisain misi-misi yang dikerjakan, salah satunya adalah membuat bodoh Meshaal yang kini tinggal di Damaskus.

"Aku sangat menyukai pekerjaan sebagai mata-mata intelijen Israel," tulisnya. "Dengan cara ini, ada komunikasi baru dengan Damaskus. Meskipun Meshaal tidak tahu Shin Bet telah mempengaruhinya."

Menurutnya, Hamas tidak tahu bagaimana Shin Bet beroperasi. Sementara Hamas membunuh orang-orang yanag tidak berdosa karena telah berkolaborasi dengan Israel.

Pada kesempatan itu Yousef menolak memberikan keterangan rinci soal hubungan intelijen dengan organisasi keamanan Israel. Dia katakan tak ingin kapasitas operasionalnya terhalangi dan akan memberikan "hadiah gratis" untuk Hamas.

"Mereka berpikir dengan cara-cara kotor," ujarnya mengacu pada pertempuran yang melibatkan Shin Beth dengan Hamas. "Aku tidak setuju dengan yang mereka lakukan, namun itu tugas yang sangat penting bagi mereka."

Dia bekerja dengan Shin Bet selama satu dekade, setelah menganggap sudah cukup Yousef kemudian mengakhiri kesendiriannya sebagai agen mata-mata pada 2007.

Kini, Israel mengizinkan Yousef pergi meninggalkan daerahnya dan selama beberapa bulan menuju Amerika Serikat sebagai petugas satuan pengamanan di toko kelontonng.

Ketika dia bercerita tentang hal tersebut kepada teman-temannya di Amerika, hampir semua orang tidak percaya. Tetapi, sekarang mereka percaya bahwa dirinya adalah putra pemimpin senior Hamas.

Sheikh Hassan Yousef mengakui dalam surat bahwa putra sulungnya bernama Mosab telah meninggalkan keluarganya. "Dia kafir kepada Allah dan bekerjasama dengan musuh kami," ujar Ayahnya yang kini mendekam dalam bui Israel.

Pernyataan ayahnya tidak menyingung dirinya."Saya tahu hatinya," kata Yousef. "Ayahku orang yang penuh kasih sayang. Dia memang tidak akan pernah mengakui saya. Pada titik tertentu kami akan bersama lagi. Aku cinta ayahku, dan ia mencintaiku."

Ditanya kenapa orang-orang harus percaya terhadap buku yang akan didisplai di toko buku Kristen Manhattan, Yousef menjawab " Saya berharap orang-orang tersebut percaya pada kisah ini. Semua orang akan meragukannya."

AP | CHOIRUL










Berita terkait

Yahya Al-Sinwar Kembali Terpilih Jadi Ketua Hamas di Jalur Gaza

11 Maret 2021

Yahya Al-Sinwar Kembali Terpilih Jadi Ketua Hamas di Jalur Gaza

Yahya Al-Sinwar terpilih kembali untuk memimpin Hamas di Jalur Gaza untuk masa jabatan kedua. Sinwar adalah tokoh Hamas yang dikenal keras ke Israel.

Baca Selengkapnya

Netanyahu Kecam Rekonsiliasi Hamas dan Fatah

13 Oktober 2017

Netanyahu Kecam Rekonsiliasi Hamas dan Fatah

Benjamin Netanyahu mengatakan Israel ingin berdamai dengan semua negara tetangga tapi rekonsiliasi Hamas dan Fatah membuatnya semakin sulit.

Baca Selengkapnya

Hamas - Fatah Resmi Rekonsliasi Demi Wujudkan Negara Palestina

12 Oktober 2017

Hamas - Fatah Resmi Rekonsliasi Demi Wujudkan Negara Palestina

Hamas dan Fatah akhirnya sepakat melakukan rekonsiliasi politik setelah bertahun-tahun tidak akur demi mewujudkan negara Palestina.

Baca Selengkapnya

Hamas Hukum Mati Tiga Warga Palestina

22 Mei 2017

Hamas Hukum Mati Tiga Warga Palestina

Pengadilan keamanan Hamas mengatakan, ketiga warga Palestina itu terbukti membunuh Mazen Fuqaha, komandan sayap militer Hamas.

Baca Selengkapnya

Kim Jong-un Kecam Israel, Hamas Ucapkan Terima Kasih  

5 Mei 2017

Kim Jong-un Kecam Israel, Hamas Ucapkan Terima Kasih  

Pemimpin senior Hamas mengucapkan terima kasih mendalam
kepada Korea Utara menyusul kecaman keras pimpinan Kim Jong-
un terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Hamas Mohon Trump Cari Solusi Untuk Palestina

3 Mei 2017

Pemimpin Hamas Mohon Trump Cari Solusi Untuk Palestina

Hamas meminta Trump untuk memanfaatkan kesempatan bersejarah dan mencari solusi terbaik bagi rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Komandan Senior Hamas Tewas Dibedil di Gaza

25 Maret 2017

Komandan Senior Hamas Tewas Dibedil di Gaza

Fuqaha dihukum seumur hidup di penjara dan mendapatkan ganjaran hukuman 50 tahun lantaran merencanakan bom bunuh diri di Meron Crossing pada 2002.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Hamas Adili Islam Garis Keras Palestina  

2 Maret 2017

Pertama Kali, Hamas Adili Islam Garis Keras Palestina  

Badan keamanan Palestina yang berafiliasi dengan Hamas, untuk
pertama kalinya menahan ratusan orang dari kelompok-kelompok
garis keras

Baca Selengkapnya

Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas di Jalur Gaza

14 Februari 2017

Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas di Jalur Gaza

Yahya Sinwar akan menjadi pembuat keputusan kunci dan anggota eksekutif kepemimpinan Hamas yang menyusun kebijaksanaan termasuk terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Bikin Video Krisis Listrik, Pelawak Palestina Ditahan Hamas  

12 Januari 2017

Bikin Video Krisis Listrik, Pelawak Palestina Ditahan Hamas  

Sebelumnya, pelawak ini pernah ditahan diduga karena terkait dengan syair-syair puisinya.

Baca Selengkapnya