AS-Haiti Hentikan Kegiatan Misionaris  

Reporter

Editor

Kamis, 4 Februari 2010 19:15 WIB

AP Photo
TEMPO Interaktif, Port-au-Prince - AS dan pemerintah Haiti menghentikan upaya 10 misionaris Amerika mengambil anak-anak yatim piatu keluar dari negara Karibia, demikian pernyataan menteri luar negeri AS Hilary Clinton, Rabu waktu setempat.

Pihak berwenang Haiti mengatakan telah menahan kelompok misionaris yang sengaja membawa 33 anak keluar dari Haiti melalui Republik Dominika sejak gempa 12 Januari. Mereka kini ditahan untuk dimintai pertanggungjawaban.

Sementara itu, Perdana Menteri Haiti Jean-Max-Bellerive, Rabu, mengatakan korban gempa di negerinya telah melumat 200 ribu jiwa. Sebelumnya, korban diperkirakan mencapai 150 ribu hingga 200 ribu orang.

Di Washington, Bill Clinton yang ditutus pemerintahnya ke Haiti, mengatakan untuk pertama kalinya dua pemerintah (AS-Haiti) membicarakan kasus misionaris yang dianggap sensitif oleh kedua negara. Sebab AS, katanya, telah memimpin operasi penyelamatan secara masif usai bencana yang menghantam ibu kota Port-au-Prince yang menewaskan 200 ribu jiwa.

"Kami berkenan mendiskusikan masalah sensitif ini dengan pemerintah Haiti," ujarnya.

Departemen Luar Negeri AS sangat berhati-hati bersikap terhadap masalah ini agar dianggap tak terlalu mencampuri urusan misionaris. Dikhawatirkan masalah ini berujung pada penuntutan dari pemerintah Haiti.

Terdakwa membantah keras misionaris mereka terlibat dalam perdagangan anak. Mereka mengatakan hanya mencoba membantu beberapa anak saja saja dari ribuan anak yatim dan orang-orang miskin yang menderita akibat gempa.

"Sayang, upaya para misionaris Amerika Serikat ini membawa masalah bagi mereka," ujar Clinton.

Pejabat Haiti mengatakan telah menahan sejumlah warga AS, sebagian besar berasal dari Idaho basis gereja Baptis. Mereka terbukti membawa anak-anak tanpa izin dan tidak dilengkapi dokumen resmi dari pemerintah. Oleh sebab itu, mereka kini didakwa telah melakukan penculikan. Para misionaris, melalui pengacara yang disewa, berdalih bahwa mereka justru "korban penipuan."

Sementara itu Jaksa Edwin Coq mengatakan upaya para misionaris telah diatur oleh pastor setempat dengan alasan panti asuhan tempat 33 anak yatim piatu itu hancur akibat gempa.

"Bangsa Amerika adalah misionaris, mereka naif. Mereka tidak tahu langkah yang dilakukan telah melanggar hukum, meskipun berniat baik dan hanya ingin membantu," kata Coq kepada wartawan.

Menurut hakim setempat Mazzare Fortil, lima dari misionaris, Selasa, dipanggil oleh hakim untuk dimintai keterangan. Sisanya, Rabu, diminta bersaksi. "Besok, keputusan saya baru diketahui. Besok, setiap orang akan tahu keputusan kami," kata Fortil.

Kasus ini, kata Bellerive, mencuri perhatian di tengah penderitaan rakyat Haiti. "Saya yakin masalah ini sangat menganggu bagi orang-orang di Haiti karena mereka kerap membicarakan masalah nasib 10 yatim piatu daripada penderitaan sejuta orang yang kini hidup terlantar di jalan," ungkapnya.

Kini muncul spekulasi, anak-anak yang dibawa lari oleh kaum misionaris tersebut bukan yatim piatu. Menurut polisi anak-anak itu sengaja diserahkan oleh orang tua mereka kepada gereja Baptis Amerika melalui pastor karena dijanjikan kehidupan dan pendidikan yang lebih baik.

Sejak gempa menghantam, pemerintah Haiti memperketat prosedur adopsi, sebab adanya para trafficker tidak bermoral. Mereka mencoba mengambil keuntungan dari bencana dengan cara memperdagangkan anak-anak. Bahkan para pejabat menerima laporan mengenai perdagangan anak di bawah umur dan organ tubuhnya diperjualbelikan.

REUTERS | CHOIRUL

Berita terkait

Tewaskan Ratusan Orang di Haiti, Badai Matthews Menuju AS  

7 Oktober 2016

Tewaskan Ratusan Orang di Haiti, Badai Matthews Menuju AS  

Selain merenggut korban jiwa, Badai Matthews meninggalkan kehancuran yang parah.

Baca Selengkapnya

PBB Akui Sebarkan Kolera di Haiti yang Tewaskan 9.200 Orang

19 Agustus 2016

PBB Akui Sebarkan Kolera di Haiti yang Tewaskan 9.200 Orang

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengakui PBB sebagai penyebar wabah kolera di Haiti yang menewaskan sedikitnya 9.200 orang pada Oktober 2010.

Baca Selengkapnya

Palang Merah Dituding Gelapkan Dana Korban Gempa Haiti  

7 Juni 2015

Palang Merah Dituding Gelapkan Dana Korban Gempa Haiti  

Laporan investigasi itu mengungkapkan Palang Merah Internasional hanya membangun enam unit rumah untuk korban gempa.

Baca Selengkapnya

Penjara Haiti Diserang, 100 Napi Berhasil Kabur  

11 Agustus 2014

Penjara Haiti Diserang, 100 Napi Berhasil Kabur  

Di antara mereka yang melarikan diri ialah Clifford Brandt, seorang anggota keluarga kaya di Haiti yang menghadapi tuduhan penculikan.

Baca Selengkapnya

Kapal Imigran Gelap Haiti Terbalik, 17 Tewas  

26 Desember 2013

Kapal Imigran Gelap Haiti Terbalik, 17 Tewas  

Sejumlah warga Haiti telah mencoba untuk melarikan diri dari kemiskinan yang melanda negara mereka.

Baca Selengkapnya

PBB Tolak Gugatan Kompensasi Haiti

22 Februari 2013

PBB Tolak Gugatan Kompensasi Haiti

PBB menolak bertanggung jawab atas epidemi kolera yang menewaskan 8.000 warga Haiti pada 2010.

Baca Selengkapnya

Adik Ipar SBY Tilik Prajurit TNI di Haiti

17 November 2012

Adik Ipar SBY Tilik Prajurit TNI di Haiti

Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin dan Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo berpesan kepada prajurit TNI yang bertugas di Haiti.

Baca Selengkapnya

Badai Sandy Terbesar Bukan di New York, Tapi Haiti

1 November 2012

Badai Sandy Terbesar Bukan di New York, Tapi Haiti

Menurut kantor berita Associated Press, angka kematian terus bertambah, sementara jumlah kerugian belum bisa dihitung.

Baca Selengkapnya

Pendukung Aristide Turun ke Jalan di Haiti

1 Maret 2012

Pendukung Aristide Turun ke Jalan di Haiti

Mereka mengancam menjungkalkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

4 Bulan Menjabat, PM Haiti Mengundurkan Diri

25 Februari 2012

4 Bulan Menjabat, PM Haiti Mengundurkan Diri

Baru empat bulan menjabat, Garry Conille mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Haiti.

Baca Selengkapnya