Kongres AS Batalkan Pengarahan PBB setelah Pelapor Khusus Dicap 'Anti-Semit'
Editor
Ida Rosdalina
Jumat, 1 November 2024 01:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah briefing yang direncanakan di Kongres oleh Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, tentang Gaza dibatalkan karena tekanan politik, menurut pihak penyelenggara.
Penulis dan aktivis hak asasi manusia asal Amerika Serikat, Medea Benjamin, membagikan sebuah video yang mengungkapkan kekecewaannya kepada Kongres AS, dan Albanese menyatakan bahwa laporannya menyoroti kejahatan Israel terhadap Gaza dan mempertanyakan peran Amerika Serikat yang telah merongrong kemajuan hukum internasional selama 75 tahun.
Dalam sebuah video yang diposting di X, Benjamin mengkritik Kongres, mengutip tuduhan di Jewish Insider yang melabeli posisi Albanese sebagai anti-Semit, yang dilaporkan membuat kepemimpinan Demokrat menekan untuk pembatalan.
"Francesca Albanese akan berbicara kepada kami tentang laporan barunya tentang apa yang dilakukan Israel di Gaza. Dan kami sangat antusias dengan hal itu. Kami memiliki banyak RSVP untuk itu dan kemudian, tiba-tiba kemarin, ada sebuah artikel yang terbit di Jewish Insider yang mulai berbicara tentang tuduhan dalam pemerintahan Biden tentang Pelapor Khusus yang anti-Semit," katanya.
Ia menambahkan, "Sekarang ini gila. Anda dapat melabeli siapa saja sebagai anti-Semit yang menyalahkan Israel atas pembantaian yang dilakukannya, namun mereka bukan anti-Semit. Dan Francesa Albanese tidak anti-Semit tetapi, karena artikel itu, perwakilan yang menjamu kami di sini menjadi takut; dia mengatakan bahwa dia menerima telepon dari 'petinggi', yang kami asumsikan sebagai petinggi di Partai Demokrat yang menekannya untuk membatalkan pengarahan ini."
Benjamin lebih lanjut menyerukan wacana kongres yang terbuka tentang dukungan AS di Gaza.
"Ini keterlaluan," katanya. "Kita harus membuka Kongres ini terhadap suara-suara nalar dan suara-suara kebenaran jika kita ingin mendapatkan kebijakan AS yang berhenti mendukung genosida."
Serangan Israel di Gaza dipicu oleh serangan yang dipimpin oleh pejuang Hamas ke Israel pada tanggal 7 Oktober, di mana 1.200 orang terbunuh dan sekitar 250 orang disandera di daerah kantung Palestina tersebut, demikian menurut para pejabat Israel.
Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkapkan bahwa helikopter dan tank-tank tentara Israel telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim oleh Israel sebagai korban tewas dari pihak Perlawanan Palestina.
Jumlah keseluruhan korban tewas di Gaza mendekati 43.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan daerah kantong tersebut.
MIDDLE EAST MONITOR
Pilihan Editor: Hamas Tolak Usulan Gencatan Senjata Jika Tentara Israel Tetap di Gaza