AS Jadi Penengah Israel Hizbullah, Upayakan Gencatan Senjata Selama 60 Hari
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Kamis, 31 Oktober 2024 10:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat berupaya agar tercapainya gencatan senjata antara Hizbullah dengan Israel. Mediator AS sedang menggarap proposal untuk meredakan perang di Lebanon ini.
Menurut sumber yang mengetahui hal ini, waktu dua bulan itu akan digunakan untuk menyelesaikan implementasi penuh Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1701, yang diadopsi pada tahun 2006. Resolusi ini untuk menjaga Lebanon selatan bebas dari senjata yang bukan milik negara tersebut. Belum ada konfirmasi dari kedutaan besar AS di Lebanon.
Resolusi 1701 telah menjadi landasan perundingan untuk mengakhiri pertempuran tahun lalu antara Israel dan Hizbullah. Perang keduanya meletus bersamaan dengan perang di Gaza dan telah meningkat secara dramatis selama lima minggu terakhir.
Utusan presiden AS Amos Hochstein, yang tengah menggarap proposal baru tersebut, mengatakan kepada wartawan di Beirut awal bulan ini bahwa mekanisme penegakan yang lebih baik diperlukan. Alasannya Israel maupun Lebanon belum sepenuhnya menerapkan resolusi tersebut.
Seorang diplomat senior dan sumber mengatakan bahwa gencatan senjata selama 60 hari telah menggantikan proposal bulan lalu oleh Amerika Serikat dan negara-negara lain. Gencatan senjata semula diupayak selama 21 hari terlebih dahulu sebelum Resolusi 1701 mulai berlaku penuh.
Namun kesepakatan itu masih bisa gagal. "Ada dorongan sungguh-sungguh untuk mencapai gencatan senjata, tetapi masih sulit untuk mewujudkannya," kata diplomat tersebut.
<!--more-->
Pejabat Israel dan AS yakin bahwa Hizbullah akhirnya bersedia melepaskan diri dari Hamas di Gaza setelah sejumlah pukulan yang dialami kelompok Lebanon tersebut selama dua bulan terakhir, termasuk terbunuhnya pemimpinnya Hassan Nasrallah, menurut laporan Axios.
Namun pemimpin baru Hizbullah, Naim Qassem mengatakan kelompoknya akan menyetujui gencatan senjata dengan Israel dengan syarat-syarat yang dapat diterima. Ia menambahkan bahwa kesepakatan yang layak belum diajukan.
"Jika Israel memutuskan bahwa mereka ingin menghentikan agresi, kami akan terima, tetapi dengan syarat-syarat yang kami anggap tepat dan sesuai," kata Naim Qassem dalam pidato yang direkam sebelumnya.
Dia juga menegaskan bahwa Hizbullah tidak akan mengemis untuk gencatan senjata. Dia mencatat bahwa upaya politik untuk mengamankan kesepakatan belum membuahkan hasil. "Tidak ada proyek yang diusulkan yang disetujui Israel dan yang dapat kita bahas," katanya.
AL ARABIYA | REUTERS
Pilihan editor: AS Lacak 500 Insiden yang Melibatkan Senjatanya selama Perang Gaza