Persahabatan Xi Jinping dan Putin di Tengah-tengah Hegemoni Amerika Serikat

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Rabu, 23 Oktober 2024 15:53 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Cina Xi Jinping menghadiri upacara minum teh di taman Zhongnanhai Beijing, Cina 16 Mei 2024. Xi Jinping dan Vladimir Putin menjanjikan "era baru" kemitraan antara dua rival paling kuat Amerika Serikat. Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia, Vladimir Putin menyambut Presiden Cina Xi Jinping, Selasa, pada pembukaan KTT BRICS. Ia mengatakan kerja sama yang meningkat antara Moskow dan Beijing adalah faktor penstabil untuk dunia, Reuters melaporkan.

“Saya senang berada di Kazan,” kata Xi sambil bersalaman dengan Putin menjelang pertemuan bilateral.

Putin menyebut Xi sebagai “teman baikku” dan mengatakan bahwa Moskow dan Beijing akan berusaha menciptakan tatanan dunia yang adil.

"Kerja sama Rusia-Cina dalam urusan dunia adalah salah satu faktor penstabil utama di panggung dunia," kata Putin. "Kami bermaksud untuk lebih meningkatkan koordinasi di semua platform multilateral untuk memastikan keamanan global dan tatanan dunia yang adil."

Xi Jinping mengatakan kepada Putin bahwa situasi internasional dicengkeram oleh kekacauan, namun kemitraan strategis Beijing dengan Moskow adalah kekuatan untuk stabilitas di tengah perubahan paling signifikan yang terlihat dalam satu abad.

Advertising
Advertising

Xi dan Putin pada Mei menjanjikan "era baru" kemitraan antara dua rival terkuat Amerika Serikat, yang mereka anggap sebagai hegemoni Perang Dingin yang agresif dan menebarkan kekacauan di seluruh dunia.

"Saat ini, dunia sedang mengalami perubahan yang belum pernah terjadi dalam seratus tahun terakhir, situasi internasional terjalin dengan kekacauan," kata Xi kepada Putin di kota Kazan, Rusia, pada pembukaan KTT BRICS, seperti dikutip Reuters.

"Namun, saya sangat yakin bahwa persahabatan antara Cina dan Rusia akan terus berlanjut selama beberapa generasi, dan tanggung jawab negara-negara besar terhadap rakyatnya tidak akan berubah."

Rusia, yang berperang melawan pasukan Ukraina yang didukung NATO, dan Cina, yang berada di bawah tekanan dari upaya gabungan AS untuk melawan kekuatan militer dan ekonominya yang terus meningkat, semakin menemukan tujuan geopolitik yang sama.

Rusia dan Cina, yang menolak penghinaan yang dirasakan atas runtuhnya Soviet 1991 dan dominasi kolonial Eropa selama berabad-abad di Cina, telah berusaha untuk menggambarkan Barat sebagai dekaden dan mengalami kemunduran.

Amerika Serikat menganggap Cina sebagai pesaing terbesarnya dan Rusia sebagai ancaman negara-bangsa terbesarnya, dan Presiden Joe Biden mengatakan bahwa negara-negara demokrasi menghadapi tantangan dari negara otokrasi seperti Cina dan Rusia.

Biden menyebut Xi sebagai "diktator" dan mengatakan bahwa Putin adalah "pembunuh" dan bahkan "orang yang gila". Beijing dan Moskow telah memarahi Biden atas komentar tersebut.

Xi mengatakan bahwa kerja sama dalam kelompok BRICS adalah "platform terpenting untuk solidaritas dan kerja sama antara negara-negara pasar berkembang dan negara-negara berkembang di dunia saat ini."

Ia mengatakan bahwa BRICS adalah "kekuatan andalan dalam mendorong terwujudnya multipolaritas global yang setara dan teratur, serta globalisasi ekonomi yang inklusif dan toleran."

<!--more-->

Persahabatan tanpa batas

Dalam tulisan analisisnya, pada 18 Mei 2024, Le Monde menyatakan para pemimpin Cina dan Rusia sering berkomunikasi secara langsung dan memiliki hubungan pribadi yang kuat, terlepas dari latar belakang mereka yang berbeda

Putin dan Xi Jinping sekali lagi menunjukkan "persahabatan tanpa batas" mereka selama kunjungan kedua presiden Rusia itu ke Beijing dalam bulan Mei 2024.

Kunjungan tersebut menandai pertemuan ke-43 Putin dengan presiden Cina sejak Xi berkuasa pada Maret 2013, sebuah rekor dalam sejarah hubungan kedua negara.

Kunjungan ini adalah pertama kalinya Putin memilih Cina sebagai kunjungan luar negeri pertamanya setelah terpilih lagi sebagai presiden sejak pertama kali menjabat pada 2000. Ini adalah bentuk penghormatannya kepada Xi, yang mengunjungi Moskow pada Maret 2013 dan sekali lagi pada Maret 2023, tepat setelah dilantik sebagai presiden Republik Rakyat Cina.

Jika 18 percakapan telepon antara kedua pemimpin, termasuk untuk merayakan ulang tahun masing-masing, dimasukkan, hampir tidak ada dua bulan yang berlalu tanpa keduanya berdiskusi secara langsung.

Kedua tokoh politik ini, yang hampir tidak bisa digambarkan sebagai orang yang ramah, bahkan suka bersulang dan mengobrol secara informal di tangga Kremlin ketika Putin mengantar tamunya kembali ke mobilnya.

Hingga 2022, sebagian besar pengamat Barat merasa bahwa kedekatan ini hanyalah sebuah kedok dan bahwa hubungan antara kedua negara tidak seimbang. Sepuluh tahun sebelumnya, mereka telah mengklaim bahwa Xi adalah "Gorbachev baru".

Namun tidak ada yang seperti itu. Xi bukanlah seorang pembaharu, dan kedekatannya dengan Putin adalah tulus. Kedua orang itu mengatur suasana ketika mereka bertemu di sela-sela Olimpiade Musim Dingin Beijing pada 4 Februari 2022, dan kemudian bertemu lagi di Kremlin 13 bulan kemudian.

Bersama-sama, mereka berniat membangun tatanan dunia baru pasca-Barat. Namun, persahabatan ini tidak tampak jelas, bukan hanya karena ketidakpercayaan dan bahkan permusuhan yang telah lama ada di antara kedua negara, tetapi juga karena perbedaan mendasar antara kedua negara yang berbeda sejarah ini.

<!--more-->

Latar Belakang Berbeda

Meskipun mereka lahir kurang dari satu tahun (Oktober 1952 untuk Putin, Juni 1953 untuk Xi), sulit untuk membayangkan dua latar belakang yang berbeda.

Putin lahir dari keluarga sederhana, belajar hukum, dan setelah bergabung dengan KGB, ia dikirim ke Jerman Timur pada 1985. Yang menarik, ibunya membaptisnya meskipun ada risiko yang harus ditanggungnya.

Sebagai perbandingan, Xi menikmati masa kecil yang istimewa. Hingga usia 9 tahun, dia adalah salah satu anak dari salah satu orang paling berkuasa di negara itu, rekan dekat Mao.

Semua itu berubah pada tahun 1962, ketika ayahnya, yang dituduh telah mengizinkan penerbitan sebuah buku yang dapat dilihat sebagai kritik terselubung terhadap Mao, ditangkap dan dikirim untuk bekerja di sebuah pabrik di Luoyang, Henan.

Pada bulan Mei 1966, Revolusi Kebudayaan menghentikan pendidikan menengah Xi ketika semua kelas menengah dihentikan karena para siswa mengkritik dan melawan guru-guru mereka. Para mahasiswa militan menggeledah rumah keluarga Xi dan salah satu saudara perempuan Xi, Xi Heping, "dianiaya sampai mati."

Takdir menentukan nasib Putin dan Xi Jinping berpuluh-puluh tahun menjadi pemimpin dua negara besar yang berseberangan dengan kekuatan dari belahan dunia lain, Amerika Serikat.

Kedua negara ini, Cina dan Rusia, telah menegaskan bahwa mereka ingin membentuk kembali tatanan internasional sesuai dengan visi mereka tentang bagaimana dunia seharusnya.

Keduanya merupakan anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memiliki hak veto, bersama dengan Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris. "Kita tidak boleh meremehkan 'kegunaan' Rusia sebagai teman tanpa batas bagi Cina dan Xi Jinping," kata Sari Arho Havren, seorang rekan di lembaga pemikir Royal United Services Institute (RUSI), kepada Al Jazeera melalui email.

"Rusia adalah mitra yang berharga dalam menggeser AS dan mengubah tatanan global menjadi tatanan yang menguntungkan bagi Cina dan Rusia. Rusia juga melihat Taiwan sebagai bagian integral dari Cina, dan kita telah melihat spekulasi tentang skenario perang di Indo-Pasifik dan apakah Rusia akan melangkah untuk membantu dan bergabung dengan Cina dalam upaya perang yang mungkin terjadi."

Moskow telah menjalin hubungan yang semakin erat dengan Beijing, mengalihkan sebagian besar ekspor energinya ke Cina dan mengimpor komponen teknologi tinggi untuk industri militernya dari perusahaan-perusahaan Cina di tengah sanksi Barat.

Pilihan Editor: Presiden Xi Jinping dan Vladimir Putin Bertemu sebelum KTT BRICS

Berita terkait

Harapan Vladimir Putin di KTT BRICS

27 menit lalu

Harapan Vladimir Putin di KTT BRICS

KTT BRICS tahun ini bertujuan menawarkan sebuah visi baru global multilateralisme

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Lagi-lagi Periksa Pangkalan Rudal dan Senjata Balistik

3 jam lalu

Kim Jong Un Lagi-lagi Periksa Pangkalan Rudal dan Senjata Balistik

Kim Jong Un memeriksa pangkalan rudal setelah ramai soal tentara Korea Utara yang membantu Rusia di perang Ukraina.

Baca Selengkapnya

Zelensky Klaim Korea Utara Siapkan 2 Brigade untuk Dukung Invasi Rusia di Ukraina

6 jam lalu

Zelensky Klaim Korea Utara Siapkan 2 Brigade untuk Dukung Invasi Rusia di Ukraina

Zelensky pada Selasa malam mengklaim bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan dua brigade militer untuk mendukung upaya perang Rusia di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Menlu Sugiono Diutus Prabowo ke KTT BRICS, Bawa Agenda Ini

7 jam lalu

Menlu Sugiono Diutus Prabowo ke KTT BRICS, Bawa Agenda Ini

Menlu Sugiono bertolak ke KTT BRICS di Kazan, Rusia, sebagai tugas pertamanya.

Baca Selengkapnya

Presiden Xi Jinping dan Vladimir Putin Bertemu sebelum KTT BRICS

8 jam lalu

Presiden Xi Jinping dan Vladimir Putin Bertemu sebelum KTT BRICS

Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pertemuan bilateral sebelum memulai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-16 BRICS

Baca Selengkapnya

Barat Kecam Pelanggaran HAM di Xinjiang, Cina: Bagaimana dengan Gaza?

9 jam lalu

Barat Kecam Pelanggaran HAM di Xinjiang, Cina: Bagaimana dengan Gaza?

Kecaman ini mendorong Cina balik mengecam mereka karena mengabaikan "neraka" di Jalur Gaza akibat genosida Israel, sekutu Barat.

Baca Selengkapnya

Satu Orang Tewas dan 49 Warga AS Dirawat Setelah Makan Burger McDonald's

10 jam lalu

Satu Orang Tewas dan 49 Warga AS Dirawat Setelah Makan Burger McDonald's

Satu orang tewas dan 49 orang jatuh sakit setelah wabah E. coli terkait dengan hamburger McDonald's, kata pejabat kesehatan AS.

Baca Selengkapnya

Anggota Parlemen AS Desak Biden Selidiki Serangan Israel terhadap Jurnalis Amerika

10 jam lalu

Anggota Parlemen AS Desak Biden Selidiki Serangan Israel terhadap Jurnalis Amerika

Anggota parlemen AS menyerukan penyelidikan independen terhadap serangan Israel di Lebanon tahun lalu yang melukai Dylan Collins jurnalis AFP

Baca Selengkapnya

Bobby Kucing Prabowo Masuk Istana, Ini Hewan Kesayangan Putin hingga Joe Biden

13 jam lalu

Bobby Kucing Prabowo Masuk Istana, Ini Hewan Kesayangan Putin hingga Joe Biden

Prabowo membawa Bobby, kucing kertanegara untuk tinggal di Istana Negara. Selain Prabowo, ini deretan hewan kesayangan para kepala negara.

Baca Selengkapnya

Sugiono Bertolak ke Rusia Hadiri KTT BRICS Plus 2024

21 jam lalu

Sugiono Bertolak ke Rusia Hadiri KTT BRICS Plus 2024

Sugiono pada Selasa, 22 Oktober 2024, bertolak ke Kazan, Rusia, untuk memenuhi undangan KTT BRICS Plus 2024. Ini adalah tugas pertamanya sebagai menlu

Baca Selengkapnya