TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin berharap anggota BRICS mau mengambil suara bulat terkait isu-isu penting agar bisa memperkuat dan meningkatkan kerja sama negara anggota BRICS. Harapan itu disampaikan Putin dalam KTT BRICS pada Selasa, 22 Oktober 2024, di Kazan, Rusia.
Perdana Menteri India menghadiri KTT BRICS ke-16 tersebut. Dia pun mendukung pengambilan keputusan penting yang ditujukan untuk meningkatkan aktivitas BRICS dan memperkuat kerja sama dalam kerangka multifaset.
Puluhan kepala negara berkumpul di Kazan, kota terbesar kelima di Rusia, selama tiga hari untuk melakukan diskusi dan pembicaraan bilateral tingkat tinggi. KTT BRICS tahun ini bertujuan menawarkan sebuah visi baru global multilateralisme.
Pada Selasa, 22 Oktober 2024, Putin rapat dengan Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. Sebelumnya, Putin juga rapat dengan Dilma Rousseff Presiden BRICS New Development Bank (NDB).
BRICS awalnya dibentuk pada 2006 oleh Brasil, Rusia, India, dan Cina. Pada 2010, Afrika Selatan bergabung dengan BRICS. Selanjutnya, empat negara secara resmi bergabung BRICS yakni Mesir, Iran, Ethiopia dan Uni Emirat Arab.
Putin sebelumnya mengatakan sekitar 30 negara mengutarakan ketertarikan bekerja sama dengan BRICS dalam berbagai format. BRICS dijadwalkan mengumumkan anggota baru dalam KTT tersebut dan memperkenalka status kemitraan baru. Menurut Yury Ushakov, ajudan kepresidenan Rusia total ada 13 negara saat ini mengajukan keinginan kemitraan dengan BRICS. Ushakov pada Selasa, 22 Oktober 2024, mengatakan sejumlah konsultasi saat ini sedang dilakukan oleh sejumlah delegasi negara untuk membahas perihal ini yang selanjutnya akan dievaluasi oleh pucuk pimpinan BRICS. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan ada sejumlah opini soal apakah BRICS harus menerima lebih banyak anggota baru.
Sumber ; RT.com
Pilihan editor: Barat Kecam Pelanggaran HAM di Xinjiang, Cina: Bagaimana dengan Gaza?