Pemicu Perbedaan Ideologi Korea Selatan dan Korea Utara hingga Bermusuhan

Jumat, 18 Oktober 2024 17:00 WIB

Ledakan di jalan dan rel kereta di perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan pada 15 Oktober 2024. Militer Korea Utara meledakkan kawasan tersebut untuk memutus semua jalan dan jalur kereta api yang terhubung ke Korea Selatan sebagai tindakan anti-unifikasi. KCNA via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pada mulanya, Korea adalah negara yang utuh dengan sejarah panjang dan budaya yang sama. Namun, setelah Perang Dunia II, Korea terbelah menjadi dua negara dengan ideologi yang sangat bertentangan: Korea Selatan yang menganut demokrasi liberal dan kapitalisme, serta Korea Utara yang berpegang teguh pada komunisme.

Pertanyaan besar yang muncul adalah, mengapa kedua Korea ini begitu berbeda dalam ideologi? Jawabannya terletak pada sejarah geopolitik yang kompleks, yang mencakup Perang Dunia II, Perang Dingin, dan intervensi dari kekuatan besar dunia seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Dilansir dari jurnal Universitas Sumatera Utara berjudul Pendekatan Ideologi dalam Hubungan Korea Selatan dan Korea Utara, karya Irwindi Famega, sebelum perpecahan, Korea adalah negara yang dijajah oleh Kekaisaran Jepang sejak tahun 1910. Penjajahan ini berakhir pada tahun 1945 ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dalam Perang Dunia II. Pada saat itu, kekuatan dunia, terutama Amerika Serikat dan Uni Soviet, mulai melihat peluang untuk mempengaruhi masa depan Korea. Semenanjung Korea kemudian dibagi di sepanjang garis lintang ke-38. Bagian utara Korea diambil alih oleh Uni Soviet, sementara bagian selatan diambil oleh Amerika Serikat.

Kedua kekuatan ini, yang mewakili dua ideologi yang berlawanan—komunisme di Uni Soviet dan kapitalisme di Amerika Serikat—mulai mengembangkan wilayah Korea yang mereka kontrol sesuai dengan kepentingan politik mereka. Di Utara, Uni Soviet membantu mendirikan rezim komunis yang dipimpin oleh Kim Il Sung, seorang tokoh yang dilatih oleh Soviet. Di Selatan, Amerika Serikat mendukung pembentukan pemerintahan Republik Korea dengan ideologi demokrasi dan kapitalisme, yang dipimpin oleh Syngman Rhee, seorang nasionalis anti-komunis.

Perang Dingin dan Pengaruhnya Terhadap Korea

Advertising
Advertising

Perpecahan Korea tidak dapat dilepaskan dari konteks global Perang Dingin. Pada masa ini, dunia terpecah menjadi dua blok besar: Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet dan Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Kedua blok ini tidak hanya bersaing dalam hal ideologi, tetapi juga berusaha memperluas pengaruh mereka ke berbagai belahan dunia, termasuk Asia. Semenanjung Korea menjadi medan pertempuran antara dua kekuatan besar ini.

Di Korea Utara, Kim Il Sung mendirikan Republik Demokratik Rakyat Korea pada tahun 1948 dengan dukungan penuh dari Uni Soviet. Ideologi komunisme diterapkan secara ketat, dan Kim Il Sung memusatkan kekuasaan politik serta ekonomi di bawah kendali negara. Sebaliknya, di Korea Selatan, Republik Korea dibentuk dengan dukungan Amerika Serikat. Sistem politik di Selatan menekankan pada demokrasi liberal dan kapitalisme, meskipun awalnya terdapat banyak ketidakstabilan politik.

Pecahnya Perang Korea

Dilansir dari jurnal Universitas Singaperbangsa Karawang berjudul Aliansi Keamanan Korea Selatan-Amerika dalam Menanggapi Misil Balistik Korea Utara, karya Apriyani Nur Komalasari, ketegangan antara Korea Utara dan Selatan mencapai puncaknya pada 25 Juni 1950 ketika Korea Utara, di bawah Kim Il Sung, melancarkan serangan terhadap Korea Selatan. Kim Il Sung berusaha menyatukan semenanjung Korea di bawah pemerintahan komunis. Perang Korea pun dimulai. Pada awalnya, pasukan Korea Utara, dengan bantuan dari Uni Soviet dan Tiongkok, berhasil merebut sebagian besar wilayah Korea Selatan. Namun, dengan intervensi Amerika Serikat dan pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pasukan Korea Selatan berhasil memukul mundur serangan tersebut.

Perang Korea berlangsung hingga tahun 1953, dengan jutaan korban jiwa di kedua belah pihak. Namun, tidak ada penyelesaian damai yang dicapai. Sebaliknya, kedua negara menandatangani perjanjian gencatan senjata pada tahun 1953, yang hingga hari ini masih berlaku. Perang tersebut memperkuat perpecahan Korea menjadi dua negara yang benar-benar terpisah secara ideologi dan politik.

Dampak Perang Dingin Terhadap Semenanjung Korea

Seiring dengan berjalannya waktu, Korea Utara dan Korea Selatan terus berkembang dengan ideologi yang berbeda. Korea Utara, di bawah Kim Il Sung dan keturunannya, tetap menjadi negara yang sangat tertutup dengan sistem komunis yang ketat. Kim Il Sung dan penggantinya, Kim Jong Il dan Kim Jong Un, membangun kultus individu di sekitar dinasti mereka dan mempertahankan kontrol penuh atas kehidupan politik dan ekonomi negara. Di sisi lain, Korea Selatan berkembang menjadi negara demokrasi yang kuat dan memiliki ekonomi yang sangat maju, dengan hubungan dekat dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.

Ketegangan antara kedua Korea masih sangat tinggi, bahkan setelah Perang Dingin berakhir pada tahun 1991. Korea Utara terus memperkuat militernya dan mengembangkan program nuklir yang kontroversial. Di sisi lain, Korea Selatan, dengan dukungan Amerika Serikat, terus mempersiapkan diri untuk kemungkinan serangan dari Korea Utara.

Pilihan Editor: Korea Utara Rubah Undang-undang, Resmi Sebut Korea Selatan Musuh

Berita terkait

KBRI Seoul Promosi Budaya di Sekolah Berkebutuhan Khusus Nasional Hankook Woojin

2 jam lalu

KBRI Seoul Promosi Budaya di Sekolah Berkebutuhan Khusus Nasional Hankook Woojin

KBRI Seoul ingin memperkenalkan Indonesia kepada generasi muda Korea dan berbagi kebahagiaan perayaan HUT RI ke-79 melalui seni budaya

Baca Selengkapnya

Penyebab Korea Utara dan Korea Selatan Kembali Memanas

3 jam lalu

Penyebab Korea Utara dan Korea Selatan Kembali Memanas

Semenanjung Korea kembali memanas usai Korea Utara (Korut) meledakkan beberapa ruas jalan dan jalur kereta api di sisi perbatasan Korea Selatan (Korsel).

Baca Selengkapnya

5 Alasan Mayoritas Pembelot Korea Utara adalah Perempuan, dari Perdagangan Seks hingga Kebebasan Berekspresi

11 jam lalu

5 Alasan Mayoritas Pembelot Korea Utara adalah Perempuan, dari Perdagangan Seks hingga Kebebasan Berekspresi

Salah satu faktor banyaknya pembelot perempuan Korea Utara adalah adanya perdagangan seks saat mereka melintasi beberapa negara

Baca Selengkapnya

Korea Utara Ubah Undang-undang, Resmi Sebut Korea Selatan Musuh

23 jam lalu

Korea Utara Ubah Undang-undang, Resmi Sebut Korea Selatan Musuh

Korea Utara secara resmi menyatakan permusuhan dengan Korea Selatan lewat perubahan konstitusi.

Baca Selengkapnya

Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Putaran Ketiga: Iran, Jepang, Korea, Uzbekistan Belum Terkalahkan

2 hari lalu

Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Putaran Ketiga: Iran, Jepang, Korea, Uzbekistan Belum Terkalahkan

Sebanyak 18 tim di Asia sudah menyelesaikan laga keempat di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026. Di mana posisi Timnas Indonesia?

Baca Selengkapnya

Sederet Drama Korea yang Singgung Hubungan Korut dan Korea Selatan

2 hari lalu

Sederet Drama Korea yang Singgung Hubungan Korut dan Korea Selatan

Meskipun masih dalam keadaan perang, industri Drama Korea di Koresl tidak ragu untuk mengangkat tema hubungan dengan Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Klaim 1,4 Juta Anak Muda Bergabung dengan Militer, Siap Perang?

2 hari lalu

Korea Utara Klaim 1,4 Juta Anak Muda Bergabung dengan Militer, Siap Perang?

Hubungan antara Korea Utara dengan Korea Selatan kian tegang setelah dihancurkannya jalan dan kereta api di perbatasan.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Ledakkan Jalan Perbatasan dengan Korea Selatan

3 hari lalu

Korea Utara Ledakkan Jalan Perbatasan dengan Korea Selatan

Korea Utara telah meledakkan beberapa ruas jalan dan jalur kereta api di sisi perbatasan yang dijaga ketat kedua negara

Baca Selengkapnya

Warga Korea Selatan Terima Lonjakan Pesan Spam Berkedok Investasi dan Layanan Kencan

4 hari lalu

Warga Korea Selatan Terima Lonjakan Pesan Spam Berkedok Investasi dan Layanan Kencan

Warga Korea Selatan alami peningkatan signifikan dalam penerimaan pesan spam yang menyamar sebagai tawaran investasi dan layanan kencan.

Baca Selengkapnya

Festival Budaya Kerajaan Korea 2024, Menghidupkan Warisan Sejarah di 4 Istana Ikonik Seoul

4 hari lalu

Festival Budaya Kerajaan Korea 2024, Menghidupkan Warisan Sejarah di 4 Istana Ikonik Seoul

Festival Budaya Kerajaan Korea 2024 menghidupkan kembali warisan Dinasti Joseon di empat istana ikonik Seoul

Baca Selengkapnya