Kesaksian WNI, Lebanon Selatan Sudah Porak-poranda

Reporter

Fachri Hamzah

Rabu, 16 Oktober 2024 19:00 WIB

Petugas berada di tengah puing-puing setelah serangan Israel di pasar komersial, di tengah permusuhan yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, di Nabatieh, Lebanon selatan, 13 Oktober 2024. Serangan udara Israel telah menghancurkan pasar era Ottoman di kota selatan Nabatieh semalam, menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai empat orang. REUTERS/Mohammed Yassin

TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi Lebanon semakin hari terus memburuk akibat bombardir Israel sejak Agustus 2024. Serangan Israel sudah sampai ke Ibu Kota Beirut. Kondisi ini mendorong Indonesia mengevakuasi WNI di sana, termasuk 4 orang asal Sumatra Barat.

Salah satu WNI asal Sumatra Barat yang dievakuasi yakni Muhammad Luthfi Ahmadi, mahasiswa, 23 tahun. Dia masuk gelombang evakuasi ke 9 yang dilakukan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lebanon.

Dia bercerita jika eskalasi sudah menyebar hampir di beberapa kota besar di Lebanon, tiidak hanya kawasan selatan saja. "Kondisi tidak kondusif lagi, perang sudah menjalar ke pinggir-pinggir kota besar seperti Beirut," kata Luthfi saat diwawancarai Tempo, Selasa 15 Oktober 2024.

Luthfi menjelaskan di Lebanon hampir setiap hari dibombardir rudal Israel. Terutama kawasan yang disinyalir sebagai lokasi Hizbullah.

"Setiap malam pasti selalu ada serangan dari zionis Israel. Ledakan demi ledakan terus terdengar setiap hari," katanya.

Advertising
Advertising

Menurutnya Mahasiswa Global University itu, perang di Lebanon memang murni antara Fraksi Hizbullah dengan Israel. Sebab tentara Lebanon tidak bereaksi ketika ada serangan rudal. Kondisi ini yang membuat Luthfi memutuskan untuk dievakuasi. Walaupun di Beirut, khususnya tempatnya berkuliah masih aman, namun ledakan bom pasti terdengar.

"Saya pulang karena disarankan pihak kampus, setelah kondisi kondusif saya akan kembali lagi," katanya.

Selain Luthfi, Rina Mardiani, ibu rumah tangga, 33 tahun, WNI asal Sumatra Barat, juga ikut dievakuasi bersama 2 putranya. Rina bercerita Lebanon Selatan sudah porak-poranda diserang dari darat dan udara oleh Israel. Lokasi itu jaraknya sekitar 2 jam dari tempat tinggal Rina dan keluarga.

Rina juga mengutarakan, jika rumah sakit di kawasan bagian Selatan sudah banyak yang hancur. Banyak dari pasien di sana yang ditransfer ke rumah sakit yang berada di Beirut.

Walaupun rudal selalu terdengar setiap malam, menurutnya kawasan Beirut masih agak kondusif. Sebab pasar masih berjalan lancar dan belum terjadi lonjakan harga sembako. "Pasar di Beirut masih berjalan dengan lancar," katanya.

Kampus-kampus di Beirut beberapa juga masih melakukan aktivitas mengajar. Kecuali yang memang lokasinya sangat dekat dengan Lebanon Selatan pasti diliburkan. Rina juga menyampaikan hal yang sama Luthfi terkait dengan perang yang terjadi ini bukan antar negara, tetapi fraksi.

Akan tetapi, ia melihat banyak orang-orang tidak bersalah menjadi korban. Banyak juga dari warga Lebanon yang marah dengan penyerangan itu. Rata-rata warga Lebanon tidak ingin perang ini terus terjadi, banyak pula yang mengecam dan berharap perang segera berhenti.

Pilihan editor: Korea Utara Klaim 1,4 Juta Anak Muda Bergabung dengan Militer, Siap Perang?

Berita terkait

Ini Alasan Benjamin Netanyahu Tolak Gencatan Senjata dengan Hizbullah

1 jam lalu

Ini Alasan Benjamin Netanyahu Tolak Gencatan Senjata dengan Hizbullah

Paris telah menyerukan gencatan senjata antara Hizbullah Israel dan mengakhiri ekspor senjata yang digunakan Israel dalam perang Gaza dan Lebanon.

Baca Selengkapnya

Dua Drone dari Lebanon Lagi-lagi Berhasil Menembus Pertahanan Udara Israel

13 jam lalu

Dua Drone dari Lebanon Lagi-lagi Berhasil Menembus Pertahanan Udara Israel

Drone yang ditembakkan dari Lebanon berhasil menembus langit Israel. Bunyi sirine meraung.

Baca Selengkapnya

Netanyahu Dibawa ke Tempat Persembunyian Usai Sirine Serangan Udara Meraung

14 jam lalu

Netanyahu Dibawa ke Tempat Persembunyian Usai Sirine Serangan Udara Meraung

Sirine tanda serangan udara meraung di Israel. Netanyahu dibawa ke tempat persembunyian.

Baca Selengkapnya

Kemlu Sebut 15 Korban TPPO Myanmar Berhasil Dipulangkan

14 jam lalu

Kemlu Sebut 15 Korban TPPO Myanmar Berhasil Dipulangkan

Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) WNI yang berada di Myanmar mengalami kekerasan.

Baca Selengkapnya

25 Persen Wilayah Lebanon Selatan Di Bawah Perintah Evakuasi Israel

16 jam lalu

25 Persen Wilayah Lebanon Selatan Di Bawah Perintah Evakuasi Israel

UNHCR menyebut sebanyak 25 persen wilayah di Lebanon selatan berada dalam perintah evakuasi Israel.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanggapan DK PBB soal UNIFIL hingga Komandan Pasukan Al Quds Masih Hidup

17 jam lalu

Top 3 Dunia: Tanggapan DK PBB soal UNIFIL hingga Komandan Pasukan Al Quds Masih Hidup

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 15 September 2024 diawali oleh kekhawatiran Dewan Keamanan PBB usai UNIFIL diserang di Lebanon selatan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Kemlu Sebut 12 WNI Korban Penyekapan di Myanmar Berhasil Selamat

18 jam lalu

Kemlu Sebut 12 WNI Korban Penyekapan di Myanmar Berhasil Selamat

Kemlu menyebut 12 WNI korban penyekapan di Myanmar berhasil diselamatkan.

Baca Selengkapnya

Presiden Kuba Kembali Pimpin Unjuk Rasa Pro-Palestina di Havana

1 hari lalu

Presiden Kuba Kembali Pimpin Unjuk Rasa Pro-Palestina di Havana

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel memimpin unjuk rasa ribuan warga di Havana pada Senin untuk mendukung warga Palestina dan menuntut pengakhiran agresi

Baca Selengkapnya

Donald Trump Unggul dalam Jajak pendapat soal Timur Tengah Dibanding Harris, Ini Sebabnya

1 hari lalu

Donald Trump Unggul dalam Jajak pendapat soal Timur Tengah Dibanding Harris, Ini Sebabnya

Donald Trump menyarankan Israel segera menyelesaikan perang . Sementara Harris menyerukan agar segera dilakukan gencatan senjata di Gaza dan Lebanon.

Baca Selengkapnya

Serang UNIFIL di Lebanon, Israel Mulai Kehilangan Dukungan dari Eropa

1 hari lalu

Serang UNIFIL di Lebanon, Israel Mulai Kehilangan Dukungan dari Eropa

Israel mulai kehilangan dukungan dari Eropa ketika sengaja menyerang posisi pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) dan melukai beberapa personel.

Baca Selengkapnya