Uganda Ultimatum Duta Besar AS: 'Minta Maaf atau Pergi'

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Minggu, 6 Oktober 2024 17:19 WIB

Presiden Uganda Yoweri Museveni. REUTERS/Abubaker Lubowa

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Amerika Serikat untuk Uganda, William Popp, telah diberi ultimatum untuk meminta maaf kepada Presiden Uganda Yoweri Museveni atau meninggalkan Uganda, kata Kepala Pasukan Pertahanan, Jenderal Muhoozi Kainerugaba, Jumat, 5 Oktober 2024.

Dalam serangkaian tulisan yang diterbitkan di X, Kainerugaba yang juga putra sulung Museveni, mengatakan bahwa Popp tidak menghormati Presiden, dan juga merongrong konstitusi Uganda.

"Jika Duta Besar AS saat ini tidak meminta maaf kepada Mzee (Presiden Museveni) secara pribadi pada Senin pagi (9.00 pagi) atas perilakunya yang tidak diplomatis di negara kami, kami akan menuntutnya untuk meninggalkan Uganda," katanya.

Dia lebih lanjut menambahkan bahwa Uganda sangat menghormati Amerika Serikat, tetapi semakin meragukan niatnya dan mencurigai bahwa Amerika Serikat bekerja melawan pemerintah Gerakan Perlawanan Nasional, yang didirikan oleh Presiden Museveni, yang telah memerintah Uganda sejak tahun 1986.

Matthew Miller, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, dalam sebuah pernyataan kepada The EastAfrican, mengatakan bahwa Amerika Serikat merupakan mitra internasional terbesar dan terlama dengan Uganda dan rakyat Uganda dengan hubungan yang telah terjalin selama lebih dari 60 tahun.

Advertising
Advertising

"Hampir $1 miliar (sekitar Rp3,7 triliun) yang kami keluarkan setiap hari mendukung lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi lokal untuk meningkatkan kesehatan, pendidikan, dan kemakmuran jutaan rakyat Uganda. Kedutaan Besar, Duta Besar, dan pemerintah Amerika Serikat terus bekerja secara langsung dan normal setiap hari dengan pihak berwenang Uganda dalam berbagai masalah," katanya.

"Sesuai dengan hukum AS, Amerika Serikat berkomitmen untuk mendukung keadilan bagi para korban dan pertanggungjawaban mereka yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia di seluruh dunia. Hal ini termasuk menolak atau membatasi visa perjalanan untuk mengunjungi Amerika Serikat bagi individu yang terbukti melakukan pelanggaran. Sebagai negara sahabat, kami mempertahankan dialog yang terbuka dan jujur dengan pihak berwenang Uganda tentang perlindungan hak asasi manusia sebagaimana tercantum dalam Konstitusi Uganda dan deklarasi serta perjanjian internasional," tambah pernyataan tersebut.

Sejak Popp ditunjuk sebagai utusan Washington pada September 2023, semakin banyak pejabat Uganda yang dikenai sanksi. Dalam minggu ini saja, empat petugas polisi ditambahkan ke dalam daftar hitam Departemen Luar Negeri AS, atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penyiksaan.

Laporan-laporan lokal berspekulasi bahwa kedutaan besar AS telah berkolaborasi erat dengan organisasi-organisasi non-pemerintah, serta kekuatan oposisi di negara itu.

Sejarah anti-penjajahan Uganda

Kainerugaba mengklarifikasi bahwa sikapnya bukan karena masalah pribadi terhadap Popp, melainkan "masalah nasional," dan menekankan bahwa "tidak ada negara asing yang akan mendominasi Uganda lagi," mengacu pada pemerintahan kolonial Inggris di Uganda dari tahun 1894 hingga 1962.

Pada Agustus, kepala militer menyatakan dukungannya kepada Rusia, bersumpah untuk mengirim pasukan Uganda untuk mempertahankan kedaulatannya jika "diancam oleh kaum imperialis".

Ini bukan pertama kalinya Uganda mengekspresikan sentimen anti-kolonial dalam aksi tahun ini.

Pada Januari, pemerintah Uganda tidak mengakui Hakim ICJ Julia Sebutinde setelah ia memberikan suara yang menentang semua tindakan provisional yang diputuskan oleh Mahkamah Internasional terhadap "Israel" terkait genosida di Gaza.

Perwakilan Tetap Uganda untuk PBB, Adonia Ayebare, mengambil tindakan untuk menolak Sebutinde, dengan mengatakan, "Keputusan Hakim Sebutinde di ICJ tidak mewakili posisi Pemerintah Uganda terhadap situasi di Palestina. Dukungan Uganda terhadap penderitaan rakyat Palestina telah diekspresikan melalui pola pemungutan suara kami di Perserikatan Bangsa-Bangsa."

ICJ kemudian menuntut "Israel" dengan enam langkah sementara untuk menghentikan penghambatan pengiriman bantuan dan mengatasi krisis kemanusiaan. Sebutinde, pada gilirannya, memilih untuk menentang semua langkah tersebut dan menerima reaksi internasional dari komunitas pro-Palestina di media sosial.

AL MAYEDEEN | THE EASTAFRICAN

Pilihan Editor: Kamala Harris Temui Pemimpin Arab-Amerika yang Murka AS Dukung Israel

Berita terkait

Dilarang Masuk Israel, UNRWA dan Sekjen PBB Malah Jadi Favorit Raih Nobel Perdamaian

2 hari lalu

Dilarang Masuk Israel, UNRWA dan Sekjen PBB Malah Jadi Favorit Raih Nobel Perdamaian

UNRWA, ICJ dan Sekjen PBB Antonio Guterres adalah beberapa di antara favorit untuk mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dubes AS Tuding PBB Anak Tirikan Israel Sebelum Serangan ke Gaza

22 hari lalu

Dubes AS Tuding PBB Anak Tirikan Israel Sebelum Serangan ke Gaza

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menuduh PBB "terlalu fokus" pada Israel, bahkan sebelum serangan ke Gaza

Baca Selengkapnya

PBB akan Voting untuk Mendorong Berakhirnya Pendudukan Israel di Palestina

26 hari lalu

PBB akan Voting untuk Mendorong Berakhirnya Pendudukan Israel di Palestina

Kelompok Arab, Organisasi Kerjasama Islam dan Gerakan Non-Blok meminta Majelis Umum PBB melakukan pemungutan suara pada 18 September 2024

Baca Selengkapnya

Atlet Olimpiade Uganda Rebecca Cheptegei Tewas Usai Dibakar Pacarnya

31 hari lalu

Atlet Olimpiade Uganda Rebecca Cheptegei Tewas Usai Dibakar Pacarnya

Pelari olimpiade Uganda Rebecca Cheptegei meninggal pada usia 33 tahun karena kegagalan beberapa organ setelah menderita luka bakar 80 persen

Baca Selengkapnya

Atlet Lari Maraton Uganda Rebecca Cheptegei Terbakar setelah Diduga Disiram Bensin Pacarnya

32 hari lalu

Atlet Lari Maraton Uganda Rebecca Cheptegei Terbakar setelah Diduga Disiram Bensin Pacarnya

Atlet lari maraton Uganda Rebecca Cheptegei mengalami luka bakar sekujur tubuhnya hingga 75 persen.

Baca Selengkapnya

UNRWA: Gaza Sangat Padat akibat Perintah Evakuasi Israel, 30 Ribu Warga Per Kilometer Persegi

45 hari lalu

UNRWA: Gaza Sangat Padat akibat Perintah Evakuasi Israel, 30 Ribu Warga Per Kilometer Persegi

UNRWA mengatakan sekitar 30.000 orang berdesakan di setiap kilometer persegi di Gaza di tengah perintah evakuasi Israel

Baca Selengkapnya

Beda dengan COVID-19, WHO Sarankan Vaksinasi Terarah untuk Cacar Monyet Mpox

46 hari lalu

Beda dengan COVID-19, WHO Sarankan Vaksinasi Terarah untuk Cacar Monyet Mpox

WHO merekomendasikan "vaksinasi terarah" dalam upaya melawan cacar monyet atau mpox, alih-alih vaksinasi massal

Baca Selengkapnya

Dunia Muslim Kutuk Serangan Israel yang Tewaskan 100 Jamaah Subuh di Sekolah Gaza

56 hari lalu

Dunia Muslim Kutuk Serangan Israel yang Tewaskan 100 Jamaah Subuh di Sekolah Gaza

100 orang tewas ketika tentara Israel mengebom sekolah tempat pengungsi Palestina melaksanakan salat subuh, menurut Kantor Media Pemerintah Gaza

Baca Selengkapnya

Turki Menjauh dari Israel: Ini Tanda-tandanya

58 hari lalu

Turki Menjauh dari Israel: Ini Tanda-tandanya

Pemerintah Turki telah dikritik karena tidak melakukan cukup banyak hal untuk Gaza, tetapi telah bergerak untuk memutuskan banyak hubungan.

Baca Selengkapnya

UNRWA Laporkan Wabah Hepatitis di Gaza

31 Juli 2024

UNRWA Laporkan Wabah Hepatitis di Gaza

Hampir 40.000 kasus hepatitis tercatat di Gaza sejak dimulainya perang Israel, kata UNRWA

Baca Selengkapnya