Alasan Mongolia Ogah Tangkap Putin

Kamis, 5 September 2024 15:14 WIB

Presiden Mongolia Elbegdorj Tsakhia (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin berfoto dengan anak kecil di Genghis Khan Square, Ulan Bator, Mongolia, 3 September 2014. (AP/Alexei Nikolsky)

TEMPO.CO, Jakarta - Kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Mongolia pada Selasa, 3 September 2024, menuai perhatian internasional. Pasalnya, Mongolia yang merupakan anggota Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengabaikan surat perintah internasional untuk menangkap Putin atas dugaan kejahatan perang yang berasal dari invasi Moskow ke Ukraina .

Sebelumnya pada Maret 2023, Pengadilan Kriminal Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin. Putusan ICC itu memerintahkan 124 negara anggota ICC, termasuk Mongolia agar menahan Presiden Putin dan melakukan ekstradisi buntut dari perang Ukraina.

Tapi alih-alih ditahan, Putin malah disambut dengan upacara kenegaraan yang megah setibanya di ibu kota Ulaanbaatar. Presiden Mongolia, Ukhnaagiin Khurelsukh, bahkan menunggangi kuda dan mengenakan helm runcing sebagai bagian dari upacara penyambutan.

Alasan Mongolia Tidak Menangkap Putin

Profesor di Universitas Indiana, David Bosco, mengungkap alasan Mongolia tidak menangkap Putin meskipun ada surat perintah dari ICC. Menurut dia, Mongolia tidak menangkap Putin karena negara tersebut menempatkan kepentingan ekonomi dan diplomatik di atas kewajiban hukumnya sebagai anggota ICC.

“Terletak di antara Rusia dan Cina, dua negara dengan hubungan ekonomi kuat yang bukan anggota ICC, Mongolia memutuskan bahwa menjaga hubungan baik dengan kedua negara lebih penting daripada memenuhi kewajiban untuk menangkap Putin,” ungkapnya dikutip dari NPR.org pada Kamis, 9 September 2024.

Advertising
Advertising

Selain itu, alasan lainnya adalah karena kedua negara telah meningkatkan hubungan mereka ke tingkat kemitraan strategis yang komprehensif. “Hubungan dengan Mongolia merupakan salah satu prioritas kebijakan luar negeri kami di Asia,” kata Putin kepada Khurelsukh dalam kunjungannya tersebut.

Kemudian Presiden Mongolia, Khurelsukh, menyatakan harapannya bahwa kunjungan Putin akan memperkuat kerja sama perdagangan dan ekonomi antara kedua negara. Terlebih lagi, kedua negara berencana untuk membuat sejumlah proyek besar.

<!--more-->

Melansir AP News, dalam pertemuan itu kedua pemerintah menandatangani perjanjian mengenai peningkatan pembangkit listrik di Ulaanbaatar dan mengenai pasokan bahan bakar penerbangan Rusia ke Mongolia.

Mereka juga sepakat untuk melaksanakan studi lingkungan terhadap sungai tempat Mongolia ingin membangun pembangkit listrik tenaga air yang dikhawatirkan Rusia akan mencemari Danau Baikal. Putin juga menguraikan rencana untuk mengembangkan sistem kereta api antar negara.

Mengingat ketergantungan Mongolia pada Rusia dan China untuk perdagangan, energi, dan keamanan, hampir tidak mungkin mengharapkan pemerintah akan menangkap Putin.

Ukraina Kecam Tindakan Mongolia

Kunjungan Putin memicu Ukraina mengecam tindakan Mongolia dan menyebutnya sebagai pukulan terhadap keadilan. “Kegagalan Mongolia untuk menindaklanjuti penangkapan Putin merupakan pukulan berat bagi Mahkamah Pidana Internasional dan sistem hukum pidana," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Heorhiy Tykhyi.

Menurut Tykhy, Mongolia telah membiarkan ‘pelaku kriminal’ melarikan diri dari peradilan sehingga tindakan itu sama dengan berbagi tanggung jawab atas kejahatan perang yang telah dilakukan Putin. Kyev akan bekerja sama dengan sekutu-sekutunya untuk memastikan Ulaanbaatar mendapat konsekuensi atas tindakannya ini.

"Mongolia telah membiarkan seorang terdakwa kriminal menghindari keadilan, sehingga ikut bertanggung jawab atas kejahatan perang," tulis Tykhyi di aplikasi perpesanan Telegram.

TEMPO | REUTERS | RT | AP | NPR

Berita terkait

Top 3 Dunia: Spesifikasi Rudal Palestina 2 hingga Pengakuan Anak Penembak Donald Trump

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Spesifikasi Rudal Palestina 2 hingga Pengakuan Anak Penembak Donald Trump

Top 3 dunia adalah spesifikasi rudal milik Houthi yang berhasil serang Israel, ucapan selamat dari Yahya Sinwar hingga pengakuan anak penembak Trump.

Baca Selengkapnya

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

1 hari lalu

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

Oran Routh, anak pelaku penembakan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengatakan bahwa ayahnya telah bepergian ke Ukraina

Baca Selengkapnya

Putin Perintahkan Penambahan 180.000 Personel Tentara Menjadi 1,5 Juta

2 hari lalu

Putin Perintahkan Penambahan 180.000 Personel Tentara Menjadi 1,5 Juta

Putin sejak 2022 sebelumnya telah memerintahkan dua kali peningkatan resmi jumlah pasukan tempur - masing-masing sebanyak 137.000 dan 170.000.

Baca Selengkapnya

Profil Ryan Routh: Dari Pendukung Menjadi Musuh Donald Trump

2 hari lalu

Profil Ryan Routh: Dari Pendukung Menjadi Musuh Donald Trump

Tersangka ditahan atas dugaan percobaan pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump yang merupakan pendukung setia Ukraina dan Palestina

Baca Selengkapnya

Gubernur Florida akan Selidiki Sendiri Upaya Pembunuhan Kedua Donald Trump

2 hari lalu

Gubernur Florida akan Selidiki Sendiri Upaya Pembunuhan Kedua Donald Trump

Gubernur Florida Ron DeSantis menegaskan akan melakukan penyelidikan sendiri mengenai dugaan upaya pembunuhan terhadap Donald Trump

Baca Selengkapnya

Intelijen Ukraina Gusar Korea Utara Kirim Banyak Bom dan Senjata untuk Rusia

3 hari lalu

Intelijen Ukraina Gusar Korea Utara Kirim Banyak Bom dan Senjata untuk Rusia

Rusia dituduh mendapat pasokan senjata dalam jumlah besar dari Korea Utara untuk perang di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berkat Mediasi UEA, Rusia dan Ukraina Saling Tukar 206 Tawanan Perang

4 hari lalu

Berkat Mediasi UEA, Rusia dan Ukraina Saling Tukar 206 Tawanan Perang

Rusia dan Ukraina masing-masing menukar 103 tawanan perang pada Sabtu 14 September 2024 dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Uni Emirat Arab.

Baca Selengkapnya

Daftar Senjata Barat yang Boleh Digunakan Ukraina Serang Rusia

4 hari lalu

Daftar Senjata Barat yang Boleh Digunakan Ukraina Serang Rusia

Awalnya AS dan sekutu baratnya enggan memberi izin Ukraina menggunakan persenjataan mereka untuk menyerang Rusia.

Baca Selengkapnya

Dubes AS Tuding PBB Anak Tirikan Israel Sebelum Serangan ke Gaza

4 hari lalu

Dubes AS Tuding PBB Anak Tirikan Israel Sebelum Serangan ke Gaza

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menuduh PBB "terlalu fokus" pada Israel, bahkan sebelum serangan ke Gaza

Baca Selengkapnya

Hindari Surat Penangkapan ICC, Netanyahu Minta Diselidiki Jaksanya Sendiri

5 hari lalu

Hindari Surat Penangkapan ICC, Netanyahu Minta Diselidiki Jaksanya Sendiri

Ancaman jaksa ICC untuk menangkap Netanyahu dan Yoav Gallant ternyata membuat sang perdana Menteri Israel khawatir.

Baca Selengkapnya