Turki Secara Resmi Ajukan Keanggotaan BRICS

Reporter

Tempo.co

Senin, 2 September 2024 19:30 WIB

Pendukung Presiden Turki Tayyip Erdogan mengibarkan bendera di luar markas Partai AK, di Ankara, Turki 15 Mei 2023. REUTERS/Umit Bektas

TEMPO.CO, Jakarta - Turki secara resmi telah meminta untuk bergabung dengan kelompok negara-negara emerging market BRICS pada Senin 2 September 2024. Ini dalam upayanya untuk meningkatkan pengaruh globalnya dan menjalin hubungan baru di luar sekutu tradisionalnya di Barat, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Pandangan pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan adalah bahwa pusat gravitasi geopolitik sedang bergeser dari negara-negara maju, menurut orang-orang yang tidak mau disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berkomentar.

Dorongan diplomasi baru negara ini mencerminkan aspirasinya untuk membina hubungan dengan semua pihak di dunia multipolar, sambil tetap memenuhi kewajibannya sebagai anggota utama Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), kata mereka.

Berada di wilayah Eropa dan Asia, Turki mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS beberapa bulan lalu di tengah rasa frustrasi atas kurangnya kemajuan dalam upayanya untuk bergabung dengan Uni Eropa yang telah berlangsung puluhan tahun, tambah sumber tersebut.

Tawaran tersebut juga sebagian disebabkan oleh perpecahan dengan sesama anggota NATO.

Advertising
Advertising

Turki mempertahankan hubungan dekat dengan Rusia setelah invasinya ke Ukraina pada 2022, tambah sumber tersebut. Kementerian luar negeri dan kepresidenan Turki menolak berkomentar.

“Turki bisa menjadi negara yang kuat, makmur, bergengsi dan efektif jika meningkatkan hubungannya dengan Timur dan Barat secara bersamaan,” kata Erdogan di Istanbul akhir pekan lalu. “Metode apa pun selain ini tidak akan menguntungkan Turki, namun akan merugikannya.”

Pengelompokan BRICS, yang diambil dari nama Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, mencakup beberapa negara berkembang terbesar.

Kelompok ini mendapat empat anggota baru pada awal tahun ini ketika Iran, Uni Emirat Arab, Ethiopia dan Mesir bergabung dalam kelompok tersebut. Arab Saudi diundang untuk bergabung, meskipun kerajaan tersebut belum melakukannya.

Perluasan lebih lanjut kelompok ini dapat dibahas dalam pertemuan puncak di Kazan, Rusia, pada 22-24 Oktober, kata sumber tersebut. Malaysia, Thailand, dan sekutu dekat Turki, Azerbaijan, termasuk di antara negara-negara lain yang ingin bergabung.

BRICS menyebut dirinya sebagai alternatif terhadap apa yang anggotanya anggap sebagai lembaga yang didominasi negara-negara Barat seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF). Anggota baru berpotensi mendapatkan akses terhadap pembiayaan melalui bank pembangunan serta memperluas hubungan politik dan perdagangan mereka.

Partai Keadilan dan Pembangunan yang dipimpin oleh Erdogan telah lama menuduh negara-negara Barat menggagalkan aspirasi Turki untuk mencapai swasembada industri pertahanan dan ekonomi yang kuat.

Erdogan telah berulang kali menyerukan perombakan Dewan Keamanan PBB untuk memperluas lima anggota tetapnya, dan menyatakan minatnya untuk bergabung dengan Organisasi Kerjasama Shanghai, yang dibentuk oleh Rusia dan Cina sebagai saingan NATO.

“Kita tidak harus memilih antara Uni Eropa dan Organisasi Kerjasama Shanghai seperti yang diklaim beberapa orang,” kata Erdogan. “Sebaliknya, kita harus mengembangkan hubungan kita dengan organisasi-organisasi ini dan organisasi-organisasi lain atas dasar saling menguntungkan.”

Ekspansi BRICS sebagian besar didorong oleh Cina, yang berusaha meningkatkan pengaruh globalnya dengan menjalin hubungan dengan negara-negara yang secara tradisional bersekutu dengan Amerika Serikat.

Turki telah melakukan pembicaraan untuk bergabung dengan UE sejak 2005, namun menghadapi serangkaian kendala, termasuk apa yang digambarkan oleh blok tersebut sebagai kelemahan demokrasi di negara tersebut.

Turki yakin bergabung dengan BRICS dapat membantu negaranya meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Rusia dan Cina, dan menjadi saluran perdagangan antara Uni Eropa dan Asia. Negara ini ingin menjadi pusat ekspor gas dari Rusia dan Asia Tengah, kata sumber tersebut.

Pemerintahan Erdogan telah berusaha menarik investasi dari produsen mobil listrik Cina, yang berpotensi memanfaatkan serikat pabean Turki dengan UE untuk meningkatkan akses pasar mereka.

“BRICS adalah organisasi yang meningkatkan keragaman pendekatan, identitas dan politik dalam sistem ekonomi global,” kata Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan setelah menghadiri pertemuan para menteri luar negeri BRICS pada Juni.

Namun, Turki juga melakukan upaya serupa untuk menghidupkan kembali perundingan keanggotaan dengan UE. Hal ini tetap menjadi “target strategis,” kata Fidan pekan lalu setelah menghadiri pembicaraan informal dengan rekan-rekan Uni Eropa untuk pertama kalinya dalam lima tahun.

Pilihan Editor: Bertemu Menlu Rusia, PM Anwar Ibrahim: Malaysia Sudah Ajukan Keanggotaan BRICS

AL ARABIYA

Berita terkait

Mariah Carey Bawa Anak Liburan ke Tembok Besar Cina, Intip Sejarah Situs Warisan Dunia Ini

6 jam lalu

Mariah Carey Bawa Anak Liburan ke Tembok Besar Cina, Intip Sejarah Situs Warisan Dunia Ini

Dikenal sebagai salah satu keajaiban dunia, Tembok Besar Cina diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.

Baca Selengkapnya

Rusia: Ledakan Pager di Lebanon Dirancang Agar Perang Timur Tengah Meluas

8 jam lalu

Rusia: Ledakan Pager di Lebanon Dirancang Agar Perang Timur Tengah Meluas

Ledakan pager di Lebanon menyebabkan ribuan orang terluka dan sembilan tewas. Sengaja dirancang agar perang di Timur Tengah makin luas.

Baca Selengkapnya

Dubes Lebanon Sebut Ledakan Pager Kejahatan Perang di Sidang Umum PBB

11 jam lalu

Dubes Lebanon Sebut Ledakan Pager Kejahatan Perang di Sidang Umum PBB

Duta Besar Lebanon Hadi Hachem untuk PBB menyebut serangkaian ledakan pager oleh Israel sebagai kejahatan perang

Baca Selengkapnya

Kronologi Ledakan Pager Di Lebanon

11 jam lalu

Kronologi Ledakan Pager Di Lebanon

Ledakan pager di Lebanon pada Selasa sekitar pukul 15.30 waktu setempat, dengan ledakan pertama terjadi di Dahiyeh.

Baca Selengkapnya

Dubes Iran Terluka Dalam Ledakan 5.000 Pager di Lebanon

12 jam lalu

Dubes Iran Terluka Dalam Ledakan 5.000 Pager di Lebanon

Ledakan pager di Lebanon melukai Dubes Iran. Israel belum menyatakan bertanggung jawab.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

16 jam lalu

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

Amerika Serikat mengklaim bahwa pihaknya tidak mengetahui sebelumnya dan tidak terlibat dalam ledakan massal pager di Lebanon

Baca Selengkapnya

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

16 jam lalu

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

Hizbullah bersumpah memberikan "hukuman yang adil" kepada Israel menyusul serangkaian ledakan pager yang mematikan di seluruh Lebanon.

Baca Selengkapnya

Pangeran Arab Saudi Salahkan Inggris yang Ciptakan Negara Israel

20 jam lalu

Pangeran Arab Saudi Salahkan Inggris yang Ciptakan Negara Israel

Pangeran Arab Saudi menuduh Inggris yang menciptakan negara Israel dan berandil besar menyebabkan perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Korban Genosida Israel di Gaza: 41.200 Orang Tewas Termasuk 173 Jurnalis, Lebih 95.300 Orang Terluka

20 jam lalu

Korban Genosida Israel di Gaza: 41.200 Orang Tewas Termasuk 173 Jurnalis, Lebih 95.300 Orang Terluka

Genosida Israel terhadap Palestina kian brutal. Jumlah korban sekitar 41.200 orang mayoritas perempuan dan anak-anak tewas, termasuk 173 jurnalis.

Baca Selengkapnya

Pansus Haji Sebut Temuan di Arab Saudi Kuatkan Indikasi Pelanggaran

20 jam lalu

Pansus Haji Sebut Temuan di Arab Saudi Kuatkan Indikasi Pelanggaran

Tim Pansus Haji berangkat menuju Arab Saudi pada 11 September 2024.

Baca Selengkapnya