Amerika Serikat Tolak Gagasan Pemindahan Massal Warga Palestina dari Tepi Barat

Reporter

Antara

Jumat, 30 Agustus 2024 16:30 WIB

Warga Palestina memeriksa kerusakan setelah serangan Israel di kamp Nur Shams, di Tulkarm, di Tepi Barat yang diduduki Israel, 1 Juli 2024. REUTERS/Raneen Sawafta

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat (AS) pada Rabu, 28 Agustus 2024, menolak gagasan pemindahan massal warga Palestina di daerah pendudukan Tepi Barat setelah Israel Katz Menteri Luar Negeri Israel menyerukan "evakuasi sementara" bagi warga sipil Palestina agar Tel Aviv bisa melanjutkan operasi militernya.

"Kami menolak gagasan pemindahan massal warga Palestina di Tepi Barat, namun kami mengakui perintah evakuasi lokal mungkin diperlukan dalam situasi tertentu untuk melindungi kehidupan warga sipil selama operasi kontra-terorisme yang sensitif," kata salah seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, saat menanggapi pertanyaan Anadolu.

Mengenai serangan militer Israel di daerah pendudukan Tepi Barat, juru bicara itu mengatakan Washington mengakui ada kebutuhan keamanan bagi Israel yang sangat nyata, yang mencakup melawan aktivitas teroris di Tepi Barat. Namun saat yang sama, Washington juga sangat prihatin tentang upaya menjaga stabilitas di Tepi Barat dan terus mendesak Israel untuk melakukan semua tindakan yang layak untuk melindungi kehidupan warga sipil di Tepi Barat – seperti yang diminta Amerika Serikat pada warga Gaza.

Tentara Israel tengah melancarkan salah satu serangan militer terbesarnya di Tepi Barat yang diduduki dalam dua dekade. Operasi tersebut meliputi penggerebekan, serangan udara, dan penghancuran jalan serta bangunan Palestina di Jenin dan kamp pengungsi Tulkarem dan Tubas di wilayah utara.

Setidaknya, sejauh ini 10 warga Palestina tewas setelah serangan yang dimulai pada Selasa malam, 27 Agustus 2024. Tepi Barat yang diduduki telah mengalami penggerebekan yang semakin sering dan sering kali mematikan oleh militer Israel di tengah perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Advertising
Advertising

Kematian baru yang diakibatkan oleh operasi itu sejauh ini telah membuat jumlah korban warga Palestina di Tepi Barat menjadi 662 sejak 7 Oktober tahun lalu, menurut angka resmi dari Kementerian Kesehatan Palestina dan hampir 5.400 lainnya terluka.

Seorang aktivis Palestina Suleiman al-Zuheiri mengatakan kepada Anadolu warga di kamp pengungsi Nour Shams hanya diberi waktu empat jam untuk mengungsi pada Rabu, 28 Agustus 2024. Zuheiri mengatakan tentara Israel mendirikan beberapa pos pemeriksaan militer di titik masuk kamp pengungsi, yang memungkinkan penduduk meninggalkan daerah tersebut dari titik keluar tertentu.

Selain itu, menurut Zuheiri, buldoser tentara Israel menghancurkan infrastruktur di kamp Tulkarem dan Nour Shams, dengan bantuan drone di udara.

Asisten Menteri Luar Negeri Palestina, Ahmed al-Deek mengatakan Israel "meniru taktik pengusiran warga Gaza di Tepi Barat, menciptakan lingkungan yang memaksa penduduk untuk pergi.” Mahkamah Internasional dalam putusan penting pada 19 Juli, menyatakan pendudukan Israel selama puluhan tahun di tanah Palestina adalah melanggar hukum dan menuntut evakuasi semua permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Sumber: Anadolu-OANA

Pilihan editor: Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Polda Metro Jaya Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Pager Hizbullah yang Diledakkan Israel Diproduksi di Budapest

51 menit lalu

Pager Hizbullah yang Diledakkan Israel Diproduksi di Budapest

Ribuan pager yang digunakan Hizbullah meledak serentak kemarin. Pager diproduksi di Budapest.

Baca Selengkapnya

Kekurangan dan Kelebihan Pager Seperti yang Ada di Tangan Gerilyawan Hizbullah

57 menit lalu

Kekurangan dan Kelebihan Pager Seperti yang Ada di Tangan Gerilyawan Hizbullah

Apa yang terungkap dari kelompok gerilyawan Hibullah dukungan Iran, menegaskan kalau peran pager ternyata masih dibutuhkan.

Baca Selengkapnya

Kamala Harris Serukan Perang Gaza Diakhiri

1 jam lalu

Kamala Harris Serukan Perang Gaza Diakhiri

Kamala Harris berharap Hamas Israel mau segera mengunci kesepakatan gencatan senjata, dan solusi dua negara agar stabilitas terwujud.

Baca Selengkapnya

Dubes Lebanon Sebut Ledakan Pager Kejahatan Perang di Sidang Umum PBB

2 jam lalu

Dubes Lebanon Sebut Ledakan Pager Kejahatan Perang di Sidang Umum PBB

Duta Besar Lebanon Hadi Hachem untuk PBB menyebut serangkaian ledakan pager oleh Israel sebagai kejahatan perang

Baca Selengkapnya

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

2 jam lalu

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

Donald Trump mengutarakan keinginan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi pada pekan depan disela kunjungan kerja Modi ke Amerika

Baca Selengkapnya

Kronologi Ledakan Pager Di Lebanon

2 jam lalu

Kronologi Ledakan Pager Di Lebanon

Ledakan pager di Lebanon pada Selasa sekitar pukul 15.30 waktu setempat, dengan ledakan pertama terjadi di Dahiyeh.

Baca Selengkapnya

Dubes Iran Terluka Dalam Ledakan 5.000 Pager di Lebanon

3 jam lalu

Dubes Iran Terluka Dalam Ledakan 5.000 Pager di Lebanon

Ledakan pager di Lebanon melukai Dubes Iran. Israel belum menyatakan bertanggung jawab.

Baca Selengkapnya

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

3 jam lalu

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

Juru bicara Kaesang Pangarep, Francine Widjojo, menegaskan Kaesang menaiki jet pribadi bersama teman atau pemilik dari pesawat tersebut.

Baca Selengkapnya

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

6 jam lalu

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

Selain akan panggil Y, KPK buka peluang panggil Jokowi dalam dugaan gratifikasi Kaesang.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

7 jam lalu

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

Amerika Serikat mengklaim bahwa pihaknya tidak mengetahui sebelumnya dan tidak terlibat dalam ledakan massal pager di Lebanon

Baca Selengkapnya