Penangkapan Bos Telegram Pavel Durov Bikin Hubungan Rusia Prancis ke Titik Terendah

Reporter

Rabu, 28 Agustus 2024 12:00 WIB

Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov. REUTERS/Albert Gea

TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan antara Rusia dan Prancis mencapai titik terendah sejak penangkapan bos Telegram, Pavel Durov di Paris pada pekan lalu. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan hal itu setelah penahanan Pavel Durov diperpanjang hingga Rabu.

Penangkapan Durov membuat hubungan Moskow-Paris ke level terendah, kata Lavrov pada Selasa, 27 Agustus 2024. Hubungan kedua negara terus memburuk di tengah tuduhan Prancis bahwa Rusia berusaha mengganggu stabilitas menjelang Olimpiade Paris. Namun tuduhan ini dibantah oleh Rusia.

Pavel Durov, yang memiliki kewarganegaraan Prancis dan Rusia, ditangkap di dekat Paris pada akhir pekan sebagai bagian dari penyelidikan. Media social yang didirikannya, Telegram, disebut memfasilitasi kejahatan pelecehan seks anak, perdagangan narkoba, dan transaksi penipuan di platform tersebut, kata jaksa Prancis pada hari Senin.

Masih belum jelas apakah Durov tahu bahwa ia diancam ditangkap di Prancis.

Penahanan Durov diperpanjang 48 jam pada Senin malam, kata juru bicara kantor kejaksaan Paris pada Selasa. Setelah itu, jaksa harus mendakwa atau membebaskannya.

Advertising
Advertising

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan pada Selasa bahwa Rusia siap memberi Pavel Durov semua bantuan yang diperlukan. Ia adalah warga negara Rusia, tetapi kewarganegaraan Prancis memperumit situasi. Durov juga memegang paspor UEA.

"Tuduhan itu sungguh sangat serius," kata Peskov. "Tuduhan itu memerlukan dasar bukti yang tidak kalah seriusnya. Jika tidak, tuduhan itu akan menjadi upaya langsung untuk membatasi kebebasan berkomunikasi."

Penangkapan Pavel Durov telah memicu perdebatan tentang kebebasan berbica di situs media social. Pemilik X, Elon Musk, mengatakan hak berekspresi di Eropa sedang diserang. Mahkamah Agung Brazil juga sempat menangguhkan Telegram secara nasional pada tahun 2022 karena gagal mematuhi perintah pengadilan.

Dengan jumlah pengguna hampir 1 miliar, Telegram sangat berpengaruh di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet. Telegram menampilkan dirinya sebagai surga bagi kebebasan berbicara, tetapi juga banyak digunakan oleh gerakan sayap kanan, anti-vaksin, dan konspirasi, serta para pembangkang politik.

Gedung Putih belum mengomentari penangkapan Durov.

Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang dikenal sebagai pengguna setia aplikasi tersebut, mengatakan bahwa penangkapan Pavel Durov sama sekali bukan keputusan politik.

Rusia sebelumnya telah mencoba memblokir Telegram. Rusia telah mendenda perusahaan tersebut beberapa kali karena gagal menghapus konten ilegal.

REUTERS

Pilihan editor: AS Yakin Iran Hanya Berpura-pura Akan Serang Israel

Berita terkait

Top 3 Dunia: Spesifikasi Rudal Palestina 2 hingga Pengakuan Anak Penembak Donald Trump

7 jam lalu

Top 3 Dunia: Spesifikasi Rudal Palestina 2 hingga Pengakuan Anak Penembak Donald Trump

Top 3 dunia adalah spesifikasi rudal milik Houthi yang berhasil serang Israel, ucapan selamat dari Yahya Sinwar hingga pengakuan anak penembak Trump.

Baca Selengkapnya

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

17 jam lalu

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

RT menyebut pemblokiran oleh Meta ini sebagai hal yang 'lucu'.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

20 jam lalu

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

Petinggi BUMN Rusia, Rosatom, menyatakan siap menawarkan PLTN berkapasitas besar dan kecil kepada Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

22 jam lalu

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

Media-media asal Rusia beberapa hari ke depan tak bisa lagi menggunakan media sosial milik Meta

Baca Selengkapnya

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

1 hari lalu

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

Kapal Meishan dan Xiushan hendak melakukan patroli dan latihan bersama dengan mitra mereka, Rusia.

Baca Selengkapnya

Terungkap Alasan Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional terkait Penggunaan AI

1 hari lalu

Terungkap Alasan Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional terkait Penggunaan AI

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengajak negara-negara di dunia segera menyusun hukum internasional yang mengatur penggunaan Artificial Intell

Baca Selengkapnya

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

1 hari lalu

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

Oran Routh, anak pelaku penembakan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengatakan bahwa ayahnya telah bepergian ke Ukraina

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Arsjad Rasjid Optimistis Selasa Sudah Temukan Kantor Lain, Susi Pudjiastuti Menangis di X Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut

1 hari lalu

Terpopuler: Arsjad Rasjid Optimistis Selasa Sudah Temukan Kantor Lain, Susi Pudjiastuti Menangis di X Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengaku optimistis Selasa pekan depan timnya bisa menemukan tempat lain untuk berkantor.

Baca Selengkapnya

Putin Perintahkan Penambahan 180.000 Personel Tentara Menjadi 1,5 Juta

1 hari lalu

Putin Perintahkan Penambahan 180.000 Personel Tentara Menjadi 1,5 Juta

Putin sejak 2022 sebelumnya telah memerintahkan dua kali peningkatan resmi jumlah pasukan tempur - masing-masing sebanyak 137.000 dan 170.000.

Baca Selengkapnya

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

1 hari lalu

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.

Baca Selengkapnya