Menteri Keamanan Nasional Israel Klaim Umat Yahudi Bisa Beribadah di Kompleks Masjid Al Aqsa

Selasa, 27 Agustus 2024 07:00 WIB

Warga Muslim melaksanakan salat tarawih di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, 10 Maret 2024. Mereka melaksanakan salat tarawih di luar masjid Al Aqsa lantaran adanya pembatasan akses oleh otoritas Israel. REUTERS/Ammar Awad

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir menyerukan agar umat Yahudi dapat beribadah di kompleks Masjid Al Aqsa atau Bukit Bait Suci di Yerusalem Timur. Dia juga mengatakan akan membangun sinagoge di sana. Seruan itu menuai kritik tajam di tengah upaya negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas.

“Kebijakan mengizinkan ibadah di Bukit Bait Suci, ada hukum yang sama antara orang Yahudi dan muslim - saya akan membangun sinagoge di sana,” kata Ben-Gvir, seperti dikutip oleh GLZ atau Radio Angkatan Darat Israel dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, Senin, 26 Agustus 2024.

Pejabat pemerintah Israel dan pemimpin oposisi segera menyatakan rasa tidak setuju atas pernyataan tersebut. Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kembali posisi resmi Israel, yang menerima aturan lama yang membatasi ibadah non-muslim di kompleks Al-Aqsa, atau dikenal sebagai Bukit Bait Suci bagi orang Yahudi.

“Tidak ada perubahan pada status quo di Bukit Bait Suci,” demikian keterangan kantor Netanyahu, dikutip oleh Reuters.

Bukit Bait Suci merupakan sebuah bukit di Kota Tua Yerusalem yang dimuliakan sebagai tempat suci selama ribuan tahun oleh tiga agama abrahamik yaitu Yudaisme, Kristen, dan Islam. Dalam Yudaisme, tempat tersebut dianggap sebagai situs tersuci, di mana dua kuil Yahudi pernah berdiri. Sedangkan dalam Islam, Masjid Al-Aqsa merupakan tempat tersuci ketiga setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menentang upaya untuk mengubah status quo di Masjid Al Aqsa, menyebut seruan Ben-Gvir sebagai “tindakan berbahaya, tidak perlu, dan tidak bertanggung jawab”.

“Tindakan Ben-Gvir membahayakan keamanan nasional Negara Israel dan status internasionalnya,” tulisnya di X. “Tindakan yang dilakukan IDF (militer Israel) kemarin untuk mengekang serangan Hizbullah memperkuat Negara Israel, pernyataan Ben-Gvir - melemahkan kita.”

Ben-Gvir pun merespons pernyataan Gallant dengan mengatakan Israel perlu melancarkan perang dengan kelompok Hizbullah di Lebanon, agar “menghilangkan ancaman” di wilayah utara dan memungkinkan para warga Israel yang mengungsi untuk kembali pulang ke rumah masing-masing.

“Menteri Pertahanan Yoav Gallant tunduk kepada Hamas dan menyeret Negara Israel ke dalam kesepakatan yang tidak bermoral. Gallant memilih untuk melanjutkan kebijakan destruktif dari konsepsi yang mengalah juga terhadap Hizbullah di utara,” katanya di X. Perkataan Ben-Gvir merujuk pada serangan berbalas antara Hizbullah dan Israel di perbatasan Lebanon. Hizbullah meluncurkan ratusan roket dan pesawat nirawak ke Israel pada Minggu pagi, 25 Agustus 2024, sementara militer Israel terlebih dahulu menghujani Lebanon dengan sekitar 100 jet untuk menggagalkan serangan yang diantisipasi.

Sementara itu, pemimpin oposisi Israel Yair Lapid merespons seruan Ben-Gvir tentang ibadah umat Yahudi di kompleks Masjid Al-Aqsa dengan mengatakan Netanyahu tidak mampu mengendalikan pemerintahannya.

“Seluruh wilayah melihat kelemahan Netanyahu terhadap Ben-Gvir. Dia tidak mampu mengendalikan pemerintahan bahkan ketika itu merupakan upaya yang jelas untuk merusak keamanan nasional kita,” katanya di X, bersama dengan tangkapan layar pernyataan Ben-Gvir yang diunggah oleh @GLZRadio.

Seruan Ben-Gvir muncul di tengah serangan berulang kali terhadap kompleks Masjid Al-Aqsa oleh para pemukim ilegal Israel, di hadapan polisi Israel yang tidak berbuat apa-apa. Polisi di Israel berada di bawah tanggung jawab menteri sayap kanan tersebut.



REUTERS | ANADOLU

Pilihan editor: Hamas dan Faksi-faksi Perlawanan Palestina Berterima Kasih kepada Hizbullah

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Advertising
Advertising

Berita terkait

WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

2 jam lalu

WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutuk insiden di mana tank Israel menembaki konvoi yang dipimpin WHO di Gaza

Baca Selengkapnya

Pager Hizbullah yang Diledakkan Israel Diproduksi di Budapest

14 jam lalu

Pager Hizbullah yang Diledakkan Israel Diproduksi di Budapest

Ribuan pager yang digunakan Hizbullah meledak serentak kemarin. Pager diproduksi di Budapest.

Baca Selengkapnya

Kekurangan dan Kelebihan Pager Seperti yang Ada di Tangan Gerilyawan Hizbullah

14 jam lalu

Kekurangan dan Kelebihan Pager Seperti yang Ada di Tangan Gerilyawan Hizbullah

Apa yang terungkap dari kelompok gerilyawan Hibullah dukungan Iran, menegaskan kalau peran pager ternyata masih dibutuhkan.

Baca Selengkapnya

Kamala Harris Serukan Perang Gaza Diakhiri

15 jam lalu

Kamala Harris Serukan Perang Gaza Diakhiri

Kamala Harris berharap Hamas Israel mau segera mengunci kesepakatan gencatan senjata, dan solusi dua negara agar stabilitas terwujud.

Baca Selengkapnya

Dubes Lebanon Sebut Ledakan Pager Kejahatan Perang di Sidang Umum PBB

16 jam lalu

Dubes Lebanon Sebut Ledakan Pager Kejahatan Perang di Sidang Umum PBB

Duta Besar Lebanon Hadi Hachem untuk PBB menyebut serangkaian ledakan pager oleh Israel sebagai kejahatan perang

Baca Selengkapnya

Kronologi Ledakan Pager Di Lebanon

16 jam lalu

Kronologi Ledakan Pager Di Lebanon

Ledakan pager di Lebanon pada Selasa sekitar pukul 15.30 waktu setempat, dengan ledakan pertama terjadi di Dahiyeh.

Baca Selengkapnya

Dubes Iran Terluka Dalam Ledakan 5.000 Pager di Lebanon

17 jam lalu

Dubes Iran Terluka Dalam Ledakan 5.000 Pager di Lebanon

Ledakan pager di Lebanon melukai Dubes Iran. Israel belum menyatakan bertanggung jawab.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

21 jam lalu

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

Amerika Serikat mengklaim bahwa pihaknya tidak mengetahui sebelumnya dan tidak terlibat dalam ledakan massal pager di Lebanon

Baca Selengkapnya

Israel Tanam Bahan Peledak di 5.000 Pager yang Diimpor ke Lebanon

21 jam lalu

Israel Tanam Bahan Peledak di 5.000 Pager yang Diimpor ke Lebanon

Ledakan pager di Lebanon sebabkan lebih dari 300 orang kehilangan kedua tangannya, 150 hancur perutnya dan sejumlah orang kehilangan mata

Baca Selengkapnya

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

22 jam lalu

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

Hizbullah bersumpah memberikan "hukuman yang adil" kepada Israel menyusul serangkaian ledakan pager yang mematikan di seluruh Lebanon.

Baca Selengkapnya