Total Korban Tewas dalam Perang Gaza 40.405 Orang dan 93.468 Luka-luka

Reporter

Tempo.co

Minggu, 25 Agustus 2024 20:45 WIB

Warga Palestina mempersiapkan kuburan di pemakaman saat jumlah korban tewas melampaui 40.000, menurut kementerian kesehatan, di tengah konflik Israel-Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 15 Agustus 2024. REUTERS/Mohammed Salem

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan Gaza mengungkap setidaknya 40.405 warga Palestina tewas dan 93.468 orang luka-luka sejak serangan 7 Oktober 2023. Dalam tempo 24 jam terakhir saja, ada 71 orang tewas dan 112 korban luka-luka yang disebut Kementerian Kesehatan Gaza sebagai pembantaian oleh Israel di Jalur Gaza.

Perang Gaza meletup setelah Hamas melancarkan serangan 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang berdasarkan perhitungan Israel. Tel Aviv meyakinkan berusaha menghindari kerusakan dari pihak warga sipil dan menuduh Hamas menggunakan tameng manusia. Hamas menyangkal tuduhan Israel itu.

Pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di hadapan sidang gabungan Kongres Amerika Serikat pada akhir Juli 2024, memicu kontroversi. Pasalnya, Rashida Tlaib, satu-satunya anggota Kongres keturunan Palestina-Amerika, mengangkat spanduk yang menyebut Netanyahu sebagai "penjahat perang" dan "bersalah atas genosida".

Pada 21 Agustus 2024, Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara lewat sambungan telepon dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menekankan pentingnya mengakhiri perang Gaza dengan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera. Biden menilai negosiasi berikutnya di Kairo akan sangat penting.

Pembicaraan per telepon itu menyusul kunjungan kerja yang sedang dilakukan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken ke timur tengah yang berakhir pada Selasa, 20 Agustus 2024. Lawatan Blinken itu hasilnya nihil atau tidak membawa kesepakatan apapun antara Israel dan Hamas untuk sebuah perdamaian di Gaza.

Advertising
Advertising

Selama berbulan-bulan tim negosiator terseok-seok untuk menciptakan sebuah kesepakatan gencatan senjata. Dalam beberapa hari ke depan, akan kembali dilakukan negosiasi gencatan senjata di Ibu Kota Kairo.

Hasil survei yang dipublikasi oleh Channel pada Juli 2024, mengungkap hampir tiga perempat warga Israel menginginkan Perdana Menteri Netanyahu mengundurkan diri karena dianggap gagal terkait serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas. Survei memperlihatkan sebanyak 72 persen responden mengatakan Netanyahu harus mengundurkan diri. Sedangkan 44 persen yakin Netanyahu harus angkat kaki secepatnya dari pemerintahan. Adapun 28 persen menyarankan Netanyahu agar mau mengundurkan diri setelah Pasukan Pertahanan Israel menghentikan operasi militernya di Gaza.

Warga Israel sudah berulang kali melakukan unjuk rasa melawan Netanyahu sejak perang Gaza meletup. Banyak seruan agar segera dilakukan gencatan senjata dan mendesak Tel Aviv membebaskan sisa sandera yang masih ditahan Hamas.

Sumber: Reuters

Pilihan editor: Hizbullah Serang Israel, Senjata apa yang Mereka Andalkan?

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

AS: Israel Selipkan Bahan Peledak ke Pager Lebanon yang Diimpor dari Taiwan

6 menit lalu

AS: Israel Selipkan Bahan Peledak ke Pager Lebanon yang Diimpor dari Taiwan

Pejabat Amerika Serikat mengatakan militer Israel menyelipkan bahan peledak di pager buatan Taiwan untuk melakukan serangan massal di Lebanon

Baca Selengkapnya

Dua Teori Pemicu Ledakan Pager Hizbullah

7 menit lalu

Dua Teori Pemicu Ledakan Pager Hizbullah

Saat ini ada dua teori utama tentang bagaimana ledakan pager yang digunakan ratusan pejuang Hizbullah itu terjadi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Pager Milik Hizbullah yang Meledak Bersamaan, Ditanami Bom Mini Israel?

16 menit lalu

Mengenal Pager Milik Hizbullah yang Meledak Bersamaan, Ditanami Bom Mini Israel?

Ratusan alat komunikasi pager milik kelompok Hizbullah di Lebanon meledak secara bersamaan pada Selasa, diduga karena ditanami bom mini Israel.

Baca Selengkapnya

9 Orang Tewas dan Ribuan Terluka dalam Ledakan Massal Pager di Lebanon

29 menit lalu

9 Orang Tewas dan Ribuan Terluka dalam Ledakan Massal Pager di Lebanon

Setidaknya sembilan orang, termasuk seorang anak, tewas dalam ledakan massal penyeranta (pager) di Lebanon

Baca Selengkapnya

Pangeran Arab Saudi Salahkan Inggris yang Ciptakan Negara Israel

2 jam lalu

Pangeran Arab Saudi Salahkan Inggris yang Ciptakan Negara Israel

Pangeran Arab Saudi menuduh Inggris yang menciptakan negara Israel dan berandil besar menyebabkan perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Korban Genosida Israel di Gaza: 41.200 Orang Tewas Termasuk 173 Jurnalis, Lebih 95.300 Orang Terluka

2 jam lalu

Korban Genosida Israel di Gaza: 41.200 Orang Tewas Termasuk 173 Jurnalis, Lebih 95.300 Orang Terluka

Genosida Israel terhadap Palestina kian brutal. Jumlah korban sekitar 41.200 orang mayoritas perempuan dan anak-anak tewas, termasuk 173 jurnalis.

Baca Selengkapnya

PBB Serukan Jeda Kemanusiaan untuk Beri Dosis Kedua Vaksin Polio ke Anak-anak di Gaza

4 jam lalu

PBB Serukan Jeda Kemanusiaan untuk Beri Dosis Kedua Vaksin Polio ke Anak-anak di Gaza

Sekitar 560 ribu anak Palestina di bawah usia 10 tahun menerima dosis pertama vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Jajak Pendapat Palestina: Dukungan terhadap Serangan 7 Oktober Menurun Jauh

6 jam lalu

Jajak Pendapat Palestina: Dukungan terhadap Serangan 7 Oktober Menurun Jauh

Untuk pertama kalinya dalam 11 bulan perang Israel, mayoritas warga Gaza tidak setuju dengan serangan 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Cina Salahkan Amerika Serikat atas Kegagalan Mencapai Gencatan Senjata di Gaza

11 jam lalu

Cina Salahkan Amerika Serikat atas Kegagalan Mencapai Gencatan Senjata di Gaza

Meski ada seruan internasional yang kuat untuk gencatan senjata dan penghentian pembunuhan, Israel belum menghentikan operasi militernya

Baca Selengkapnya

Pemimpin Bisnis Israel Minta Netanyahu Tidak Pecat Yoav Gallant

12 jam lalu

Pemimpin Bisnis Israel Minta Netanyahu Tidak Pecat Yoav Gallant

Ini untuk kedua kalinya Netanyahu mengancam untuk memecat Yoav Gallant, meski yang pertama batal karena desakan publik Israel.

Baca Selengkapnya